-->

Rotator Cuff Injury: Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Symptoms

 Rotator cuff injury merupakan penyebab rasa sakit yang paling sering pada bahu dan biasanya mempengaruhi pasien di atas usia 40 tahun. Rotator cuff terdiri dari otot supraspinatus, infraspinatus, subscapularis, dan teres minor. Rotator cuff injury meliputi tendon inflamation, partial tendon tears, dan complete tendon tears.


Rotator Cuff Injury: Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Symptoms Definisi Rotator cuff injury merupakan penyebab rasa sakit yang paling sering pada bahu dan biasanya mempengaruhi pasien di atas usia 40 tahun. Rotator cuff terdiri dari otot supraspinatus, infraspinatus, subscapularis, dan teres minor. Tendon supraspinatus adalah yang paling sering terkena involved tendon. Rotator cuff injuries sering terjadi pada atlet dan pekerjaan yang memerlukan aktivitas overhead dan repetitive (berulang). Rata-rata usia onset adalah usia 55 tahun. Rotator cuff injury dianggap sekunder akibat impingement, perubahan degeneratif, subacromial bone spurs, suplai darah yang buruk, atau overhead. Rotator cuff injury meliputi tendon inflamation, partial tendon tears, dan complete tendon tears.    Etiologi Usia merupakan faktor yang paling umum pada penyakit rotator cuff, hal ini merupakan proses degeneratif yang progresif. Merokok dapat membuat peningkatan tingkat dan ukuran robekan degeneratif bersama dengan robekan simtomatik. Berdasarkan riwayat keluarga menunjukkan bahwa jika penderita penyakit rotator cuff berusia di bawah 40 tahun, maka ada potensi kondisi ini terjadi pada anggota keluarga yang lain. Postur tubuh yang buruk juga terbukti menjadi prediktor penyakit rotator cuff. Tears terjadi pada 65,8% pasien dengan postur kyphotic-lordotic, 54,3% dengan postur flat-back, dan 48,9% dengan postur sway-back; tears yang hadir hanya 2,9% dari pasien dengan keselarasan (alignment) yang ideal. Faktor risiko lainnya termasuk trauma, hiperkolesterolemia, dan pekerjaan atau aktivitas yang membutuhkan aktivitas overhead yang signifikan.    Patofisiologi Kondisi rotator cuff injury dimulai dari trauma. Trauma makro menyebabkan robekan akut, umumnya terlihat pada pasien yang lebih muda yang mengakibatkan robekan total. Trauma mikro menyebabkan degenerasi tendon dan proses penyembuhan yang tidak memadai, mengakibatkan robekan degeneratif. Umumnya, robekan akut terjadi pada pasien yang lebih mudah, dan robekan degeneratif terjadi pada pasien yang lebih tua.    Symptoms Rotator cuff injury (Rotator cuff tears) dapat menyebabkan berbagai gejala seperti pain, limited movement, dan shoulder dysfunction.    Faktor Risiko Rotator cuff injury sebagian besar disebabkan oleh keausan normal seiring dengan penuaan, orang yang memiliki usia lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih besar.  Individu dengan aktivitas mengangkat atau overhead berulang memiliki risiko mengalami rotator cuff injury. Atlet sangat rentan terhadap tears yang berlebihan, terutama dalam pengaturan mikrotrauma berulang seperti yang diamati pada pemain tenis dan pelempar bisbol. Pelukis, tukang kayu, dan lainnya yang melakukan pekerjaan overhead juga memiliki peluan lebih besar untuk mengalami tears.  Meskipun overuse tears yang disebabkan oleh aktivitas olahraga atau pekerjaan berat (overhead) juga terjadi pada orang yang lebih muda, kebanyakan tears pada orang dewasa muda disebabkan oleh cedera traumatis, seperti jatuh atau dislokasi bahu.


Rotator Cuff Injury: Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Symptoms

Definisi

Rotator cuff injury merupakan penyebab rasa sakit yang paling sering pada bahu dan biasanya mempengaruhi pasien di atas usia 40 tahun. Rotator cuff terdiri dari otot supraspinatus, infraspinatus, subscapularis, dan teres minor. Tendon supraspinatus adalah yang paling sering terkena involved tendon. Rotator cuff injuries sering terjadi pada atlet dan pekerjaan yang memerlukan aktivitas overhead dan repetitive (berulang). Rata-rata usia onset adalah usia 55 tahun. Rotator cuff injury dianggap sekunder akibat impingement, perubahan degeneratif, subacromial bone spurs, suplai darah yang buruk, atau overhead. Rotator cuff injury meliputi tendon inflamation, partial tendon tears, dan complete tendon tears.


Etiologi

Usia merupakan faktor yang paling umum pada penyakit rotator cuff, hal ini merupakan proses degeneratif yang progresif. Merokok dapat membuat peningkatan tingkat dan ukuran robekan degeneratif bersama dengan robekan simtomatik. Berdasarkan riwayat keluarga menunjukkan bahwa jika penderita penyakit rotator cuff berusia di bawah 40 tahun, maka ada potensi kondisi ini terjadi pada anggota keluarga yang lain. Postur tubuh yang buruk juga terbukti menjadi prediktor penyakit rotator cuff. Tears terjadi pada 65,8% pasien dengan postur kyphotic-lordotic, 54,3% dengan postur flat-back, dan 48,9% dengan postur sway-back; tears yang hadir hanya 2,9% dari pasien dengan keselarasan (alignment) yang ideal. Faktor risiko lainnya termasuk trauma, hiperkolesterolemia, dan pekerjaan atau aktivitas yang membutuhkan aktivitas overhead yang signifikan.


Patofisiologi

Kondisi rotator cuff injury dimulai dari trauma. Trauma makro menyebabkan robekan akut, umumnya terlihat pada pasien yang lebih muda yang mengakibatkan robekan total. Trauma mikro menyebabkan degenerasi tendon dan proses penyembuhan yang tidak memadai, mengakibatkan robekan degeneratif. Umumnya, robekan akut terjadi pada pasien yang lebih mudah, dan robekan degeneratif terjadi pada pasien yang lebih tua.


Symptoms

Rotator cuff injury (Rotator cuff tears) dapat menyebabkan berbagai gejala seperti pain, limited movement, dan shoulder dysfunction.


Faktor Risiko

Rotator cuff injury sebagian besar disebabkan oleh keausan normal seiring dengan penuaan, orang yang memiliki usia lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih besar.

Individu dengan aktivitas mengangkat atau overhead berulang memiliki risiko mengalami rotator cuff injury. Atlet sangat rentan terhadap tears yang berlebihan, terutama dalam pengaturan mikrotrauma berulang seperti yang diamati pada pemain tenis dan pelempar bisbol. Pelukis, tukang kayu, dan lainnya yang melakukan pekerjaan overhead juga memiliki peluan lebih besar untuk mengalami tears.

Meskipun overuse tears yang disebabkan oleh aktivitas olahraga atau pekerjaan berat (overhead) juga terjadi pada orang yang lebih muda, kebanyakan tears pada orang dewasa muda disebabkan oleh cedera traumatis, seperti jatuh atau dislokasi bahu.


Referensi:

  1. May T, Garmel GM. Rotator Cuff Injury. [Updated 2022 Jun 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547664/
  2. Weber, Stephen MD; Chahal, Jaskarndip MD, MSc, MBA. Management of Rotator Cuff Injuries. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons 28(5):p e193-e201, March 1, 2020. | DOI: 10.5435/JAAOS-D-19-00463
  3. Wani Z, Abdulla M, Habeebullah A, Kalogriantis S. Rotator cuff tears: Review of epidemiology, clinical assessment and operative treatment. Trauma. 2016;18(3):190-204. doi:10.1177/1460408615596770
  4. Bartoszewski, Nicole MPAS, PA-C; Parnes, Nata MD. Rotator cuff injuries. JAAPA 31(4):p 49-50, April 2018. | DOI: 10.1097/01.JAA.0000531046.74384.c7
  5. Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2022, May 18). Rotator cuff injury. Mayo Clinic. Retrieved December 20, 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotator-cuff-injury/symptoms-causes/syc-20350225#dialogId51275902

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel