-->

Patofisiologi HNP atau Hernia Nukleus Pulposus Pada Manusia

 Patofisiologi Hernia Nucleus Pulposus atau HNP- Hernia Nucleus Pulposus adalah suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran isi nucleus dari dalam discus intervertebralis (rupture discus) sehingga nucleus dari diskus menonjol ke dalam cincin annulus (cincin fibrosa sekitar discus) dan memberikan manifestasi kompresi saraf (Helmi, 2014). Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan patofisiologi hernia nucleus pulposus atau HNP pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Patofisiologi HNP atau Hernia Nukleus Pulposus Pada Manusia Penyebab dari HNP lumbal sering dihubungkan dengan proses degenerasi diskus intervertebralis dan faktor mekanik, seperti tekanan yang berlebihan atau peregangan yang berlebihan pada diskus intervertebralis. Cedera gerakan fleksi dapat terjadi pada saat pasien yang bersangkutan sedang membungkuk sambil melakukan suatu aktivitas berat, misalnya mengangkat beban berat, terjatuh dalam posisi duduk, ataupun terpeleset. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat mengakibatkan cedera gerakan fleksi yang memicu timbulnya HNP lumbosakral tanpa ada cedera-cedera sebelumnya.  Faktor lain yang berperan dalam patogenesis HNP lumbosakral melibatkan proses degenerasi diskus intervertebralis. Secara molekuler proses degenerasi terjadi apabila terproduksinya komponen-komponen matriks yang abnormal atau terjadinya peningkatan mediator-mediator yang bertugas mendegradasi matriks, seperti Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α), Matrix Metalloproteinases (MMPs), Interleukin-1 (IL-1), dan menurunnya Tissue Inhibitors of Metalloproteinases (TIMPs). Akibat dari proses degenerasi diskus, kadar proteoglikan dan air di dalam nukleus pulposus menjadi turun. Sebagian besar HNP terjadi pada daerah lumbal L4 - L5 atau L5 - S1. Herniasi diskus antara L5 - S1 dapat menekan akar saraf S1, sedangkan herniasi diskus antara L4 - L5 menekan ke akar saraf L5. Kandungan air diskus berkurang seiring dengan bertambahnya usia (dari 90% pada masa bayi menjadi 70% pada usia dewasa tua sampai lanjut paling sering 30 – 50 tahun) dan jumlah kolagen bertambah menjadi lebih kasar serta mengalami hialinisasi. Mukopolisakarida berkurang bersama dengan rasio jumlah karatan sulfat yang dibandingkan dengan kondroitin sulfat yang meningkat. Ukuran molekular dari proteoglikan menjadi lebih kecil dan lebih dapat menempel pada serabut kolagen. Elastisitas, viskositas, dan kapasitas untuk berikatan dengan air pada proteoglikan juga berkurang serta turut andil dalam menyebabkan HNP yang disertai penekanan pada akar saraf spinalis (Nasikhatussoraya, 2016; Pinzon, 2012).  Harsono dalam (Nasikhatussoraya, 2016) memaparkan bahwa HNP lumbosakral didahului oleh adanya gaya traumatik seperti mengangkat benda berat, aktivitas berlebihan, menegakkan badan waktu terpeleset yang mengakibatkan sobekan pada anulus fibrosus yang bersifat sirkumferensial. Sobekan tersebut ditandai dengan terbentuknya nodus Schmorl yang dapat menyebabkan inflamasi dan nekrosis pada tulang vertebra, sehingga terjadinya low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai dan dikenal sebagai ischialgia. Jebolnya nukleus pulposus ke arah posterolateral menyebabkan nukleus pulposus menekan radiks dan arteri radikularis yang berada pada lapisan dura. Apabila tempat herniasinya berada di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena karena tidak adanya kompresi pada kolumna anterior.  Prolapsus secara horizontal memiliki dua bentuk yang disebut dengan nuclear herniation mengarah ke bagian posterior dan annular protrusion dengan pembengkakan serabut anulus. Herniasi diskus hampir selalu terjadi ke arah posterior atau posterolateral. Hal ini dikarenakan ligamentum longitudinalis anterior lebih kuat dibandingkan ligamentum longitudinalis posterior. Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu pada badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya terkadang dapat menekan keluar dan masuk menembus ligamentum longitudinalis posterior lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis (Nasikhatussoraya, 2016).    Nah itu dia bahasan dari patofisiologi hernia nucleus pulposus atau HNP pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi hernia nucleus pulposus atau HNP pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Patofisiologi HNP atau Hernia Nukleus Pulposus


Patofisiologi HNP atau Hernia Nukleus Pulposus Pada Manusia

Penyebab dari HNP lumbal sering dihubungkan dengan proses degenerasi diskus intervertebralis dan faktor mekanik, seperti tekanan yang berlebihan atau peregangan yang berlebihan pada diskus intervertebralis. Cedera gerakan fleksi dapat terjadi pada saat pasien yang bersangkutan sedang membungkuk sambil melakukan suatu aktivitas berat, misalnya mengangkat beban berat, terjatuh dalam posisi duduk, ataupun terpeleset. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat mengakibatkan cedera gerakan fleksi yang memicu timbulnya HNP lumbosakral tanpa ada cedera-cedera sebelumnya.

Faktor lain yang berperan dalam patogenesis HNP lumbosakral melibatkan proses degenerasi diskus intervertebralis. Secara molekuler proses degenerasi terjadi apabila terproduksinya komponen-komponen matriks yang abnormal atau terjadinya peningkatan mediator-mediator yang bertugas mendegradasi matriks, seperti Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α), Matrix Metalloproteinases (MMPs), Interleukin-1 (IL-1), dan menurunnya Tissue Inhibitors of Metalloproteinases (TIMPs). Akibat dari proses degenerasi diskus, kadar proteoglikan dan air di dalam nukleus pulposus menjadi turun. Sebagian besar HNP terjadi pada daerah lumbal L4 - L5 atau L5 - S1. Herniasi diskus antara L5 - S1 dapat menekan akar saraf S1, sedangkan herniasi diskus antara L4 - L5 menekan ke akar saraf L5. Kandungan air diskus berkurang seiring dengan bertambahnya usia (dari 90% pada masa bayi menjadi 70% pada usia dewasa tua sampai lanjut paling sering 30 – 50 tahun) dan jumlah kolagen bertambah menjadi lebih kasar serta mengalami hialinisasi. Mukopolisakarida berkurang bersama dengan rasio jumlah karatan sulfat yang dibandingkan dengan kondroitin sulfat yang meningkat. Ukuran molekular dari proteoglikan menjadi lebih kecil dan lebih dapat menempel pada serabut kolagen. Elastisitas, viskositas, dan kapasitas untuk berikatan dengan air pada proteoglikan juga berkurang serta turut andil dalam menyebabkan HNP yang disertai penekanan pada akar saraf spinalis (Nasikhatussoraya, 2016; Pinzon, 2012).

Harsono dalam (Nasikhatussoraya, 2016) memaparkan bahwa HNP lumbosakral didahului oleh adanya gaya traumatik seperti mengangkat benda berat, aktivitas berlebihan, menegakkan badan waktu terpeleset yang mengakibatkan sobekan pada anulus fibrosus yang bersifat sirkumferensial. Sobekan tersebut ditandai dengan terbentuknya nodus Schmorl yang dapat menyebabkan inflamasi dan nekrosis pada tulang vertebra, sehingga terjadinya low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai dan dikenal sebagai ischialgia. Jebolnya nukleus pulposus ke arah posterolateral menyebabkan nukleus pulposus menekan radiks dan arteri radikularis yang berada pada lapisan dura. Apabila tempat herniasinya berada di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena karena tidak adanya kompresi pada kolumna anterior.

Prolapsus secara horizontal memiliki dua bentuk yang disebut dengan nuclear herniation mengarah ke bagian posterior dan annular protrusion dengan pembengkakan serabut anulus. Herniasi diskus hampir selalu terjadi ke arah posterior atau posterolateral. Hal ini dikarenakan ligamentum longitudinalis anterior lebih kuat dibandingkan ligamentum longitudinalis posterior. Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu pada badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya terkadang dapat menekan keluar dan masuk menembus ligamentum longitudinalis posterior lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis (Nasikhatussoraya, 2016).


Nah itu dia bahasan dari patofisiologi hernia nucleus pulposus atau HNP pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi hernia nucleus pulposus atau HNP pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel