-->

Jenis-Jenis Pemeriksaan Fisioterapi Ortopedik Atau Tes Spesifik Pada Spina Lumbar

Jenis-Jenis Pemeriksaan Fisioterapi Ortopedik Atau Tes Spesifik Pada Spina Lumbar 90-90 Straight Leg Raised Test 90-90 Straight Leg Raised Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek dengan posisi telentang, stabilkan kedua pinggul pada sudut 90 derajat fleksi menggunakan kedua tangan, dan lutut di tekuk pada posisi rileks, subjek diminta untuk mengekstensikan satu lutut secara aktif pada satu waktu sebanyak mungkin. Jika fleksi lutut menunjukkan sudut lebih dari 20 derejat, hamstrings dianggap tegang.  Bilateral Straight Leg Raise Test Bilateral Straight Leg Raise Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang, angkat kedua tungkai secara simultan hingga dirasakan nyeri atau sakit. Nyeri punggung bawah terjadi saat fleksi pinggul kurang dari 70 derajat mengindikasikan keterlibatan sendi sakroiliaka. Nyeri punggung bawah yang terjadi saat fleksi pinggul lebih dari 70 derajat mengindikasikan keterlibatan spina lumbar.  Bowstring Test atau Cram Test Bowstring Test atau Cram Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang, pemeriksa mengangkat tungkai lurus secara pasif (straight leg raise, SLR). Jika subjek melaporkan adanya nyeri yang menjalar ketika dilakukan SLR, pemeriksa memfleksikan lutut hingga ~20 derajat dan kemudian menekan area popliteal sebagai usaha untuk menghasilkan kembali nyeri radikular. Dirasakannya nyeri kembali mengindikasikan adanya ketegangan pada saraf skiatik.  Hoover Test Hoover Test atau Uji Hoover adalah pemeriksaan yang dilakukan pada posisi telentang, subjek diminta untuk meninggikan tungkai secara lurus unilateral. Ketidakmampuan untuk mengangkat tungkai dapat menggambarkan kelemahan neuromuskular.  Kernig/Brudzinski Test Kernig/Brudzinski Test atau Uji Kernig/Brudzinski adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dan tangan ditangkupkan di belakang kepala, subjek diminta untuk memfleksikan spina servikal dengan mengangkat kepala. Masing-masing pinggul dan kemudian lutut difleksikan unilateral hingga 90 derajat oleh subjek, sementara tungkai yang berlawanan tetap pada meja. Tes dikonfirmasi dengan peningkatan nyeri, terlokalisasi atau menjalar hingga ekstremitas bawah dengan leher dan panggul fleksi. Nyeri mereda saat lutut difleksikan. Nyeri adalah indikasi iritasi menigal, tindihan akar saraf, atau iritasi dural yang berlebihan dengan mengulur medula spinalis.  Piriformis Test Piriformis Test atau Uji Piriformis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek berbaring miring, tungkai teratas pada sudut 60 derajat fleksi pinggul, dan lutut pada posisi fleksi rileks, pemeriksa menstabilkan pelvis dan melakukan tekanan adduksi (turun) pada lutut. Kekakuan atau nyeri pada area pinggul dan bokong mengindikasikan kekauan piriformis. Nyeri pada bokong dan paha posterior mengindikasikan tindihan saraf skiatik sekunder terhadap kekakuan piriformis.  Sitting Root Test Sitting Root Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek tengkurap, pemeriksa memberikan tekanan "pegas" ke arah bawah melalui prosesus spina setiap vertebra untuk mengkaji gerakan anterior-posterior. Proses ini harus diulang untuk setiap prosesus transversus untuk mengkaji gerakan rotasi. Peningkatan atau penurunan dalam gerakan pada satu vertebra dibandingkan dengan yang lainnya secara berurutan adalah indikasi hipermobilitas atau hipomobilitas.  Stoop Test Stoop Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek diminta untuk berjalan dengan cepat dalam periode 1 menit. Pemeriksa mengkaji awitan nyeri pada bokong dan area ekstremitas bawah. Jika ada, subjek memfleksikan batang tubuh ke depan. Nyeri pada bokong dan area ekstremitas bawah yang timbul saat berjalan cepat yang mereda dengan fleksi ke depan mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara klaudikasi intermiten neurogenik, postur, dan berjalan.  Thomas Test Thomas Test atau Uji Thomas adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dan tungkai diekstensikan melebihi ujung meja periksa pada lutut, minta subjek melakukan fleksi kedua lututnya ke arah dada. Pemeriksa menempatkan salah satu tangannya di bawah spina lumbar untuk memonitor lordosis lumbar atau pelvic tilt. Subjek secara perlahan menurunkan tungkai yang diperiksa hingga tungkai rileks sepenuhnya atau hingga pelvic tilt anterior atau peningkatan pada lordosis lumbar terjadi. Kurangnya ekstensi pinggul dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot iliopsoas. Ekstensi pinggul komplet dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot rektus femoris. Kurangnya ekstensi pinggul dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot iliopsoas dan rektus femoris. Rotasi eksternal pinggul adalah indikasi ketegangan pita iliotibial (terutama tensor fasia latae).  Trendelenburg's Test Trendelenburg's Test atau Uji Trendelenburg adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek beridiri pada salah satu ekstremitas bawah dan lakukan posisi ini selama ~10 menit dan kemudian tukar dengan tungkai yang lainnya. Temuan positif tampat saat pelvis pada sisi yang tidak disokong turun lebih rendah dari pelvis pada sisi yang disokong. Ini mengindikasikan kelemahan pada gluteus medius pada sisi yang disokong.  Unilateral Straight Leg Raise (Lasegue) Test Unilateral Straight Leg Raise (Lasegue) Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dengan pinggul dan lutut ekstensi, pemeriksa secara perlahan mengangkat tungkai hingga terasa nyeri atau ketegangan. Secara perlahan turunkan tungkai hingga nyeri atau ketegangan mereda, sehingga terjadi dorsifleksi pergelangan kaki dan minta subjek memfleksikan leher. Nyeri tungkai dan/atau punggung bawah terjadi bersama dengan dorsifleksi dan/atau fleksi leher mengindikasikan keterlibatan dural. Kurangnya produksi nyeri mengindikasikan ketegangan hamstring atau kemungkinan spina lumbal atau keterlibatan sendi sakroiliaka. Jika ditentukan kemudian, lakukan tes bilateral straight leg raise untuk membedakan antara keterlibatan spina lumbar dan sendi sakroiliaka.  Valsalva's Maneuver Valsalva's Maneuver atau Perasaat Valsava adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksa meminta subjek untuk menarik napas dalam dan tahan seraya menekan. Tes positif jika terdapat peningkatan nyeri akibat peningkatan intratekal, yang dapat sekunder terhadap lesi yang menempati ruang, diskus herniasi, tumor, atau esteofit dalam kanal lumbar.   Nah itu dia bahasan dari jenis-jenis pemeriksaan fisioterapi ortopedik atau tes spesifik pada spina lumbar. Melalui bahasan diatas bisa diketahui mengenai apa saja jenis-jenis pemeriksaan fisioterapi ortopedik atau tes spesifik pada spina lumbar. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Jenis-Jenis Pemeriksaan Fisioterapi Ortopedik Atau Tes Spesifik Pada Spina Lumbar


 Jenis-Jenis Pemeriksaan Fisioterapi Ortopedik Atau Tes Spesifik Pada Spina Lumbar

90-90 Straight Leg Raised Test

90-90 Straight Leg Raised Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek dengan posisi telentang, stabilkan kedua pinggul pada sudut 90 derajat fleksi menggunakan kedua tangan, dan lutut di tekuk pada posisi rileks, subjek diminta untuk mengekstensikan satu lutut secara aktif pada satu waktu sebanyak mungkin. Jika fleksi lutut menunjukkan sudut lebih dari 20 derejat, hamstrings dianggap tegang.

Bilateral Straight Leg Raise Test

Bilateral Straight Leg Raise Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang, angkat kedua tungkai secara simultan hingga dirasakan nyeri atau sakit. Nyeri punggung bawah terjadi saat fleksi pinggul kurang dari 70 derajat mengindikasikan keterlibatan sendi sakroiliaka. Nyeri punggung bawah yang terjadi saat fleksi pinggul lebih dari 70 derajat mengindikasikan keterlibatan spina lumbar.

Bowstring Test atau Cram Test

Bowstring Test atau Cram Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang, pemeriksa mengangkat tungkai lurus secara pasif (straight leg raise, SLR). Jika subjek melaporkan adanya nyeri yang menjalar ketika dilakukan SLR, pemeriksa memfleksikan lutut hingga ~20 derajat dan kemudian menekan area popliteal sebagai usaha untuk menghasilkan kembali nyeri radikular. Dirasakannya nyeri kembali mengindikasikan adanya ketegangan pada saraf skiatik.

Hoover Test

Hoover Test atau Uji Hoover adalah pemeriksaan yang dilakukan pada posisi telentang, subjek diminta untuk meninggikan tungkai secara lurus unilateral. Ketidakmampuan untuk mengangkat tungkai dapat menggambarkan kelemahan neuromuskular.

Kernig/Brudzinski Test

Kernig/Brudzinski Test atau Uji Kernig/Brudzinski adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dan tangan ditangkupkan di belakang kepala, subjek diminta untuk memfleksikan spina servikal dengan mengangkat kepala. Masing-masing pinggul dan kemudian lutut difleksikan unilateral hingga 90 derajat oleh subjek, sementara tungkai yang berlawanan tetap pada meja. Tes dikonfirmasi dengan peningkatan nyeri, terlokalisasi atau menjalar hingga ekstremitas bawah dengan leher dan panggul fleksi. Nyeri mereda saat lutut difleksikan. Nyeri adalah indikasi iritasi menigal, tindihan akar saraf, atau iritasi dural yang berlebihan dengan mengulur medula spinalis.

Piriformis Test

Piriformis Test atau Uji Piriformis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek berbaring miring, tungkai teratas pada sudut 60 derajat fleksi pinggul, dan lutut pada posisi fleksi rileks, pemeriksa menstabilkan pelvis dan melakukan tekanan adduksi (turun) pada lutut. Kekakuan atau nyeri pada area pinggul dan bokong mengindikasikan kekauan piriformis. Nyeri pada bokong dan paha posterior mengindikasikan tindihan saraf skiatik sekunder terhadap kekakuan piriformis.

Sitting Root Test

Sitting Root Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek tengkurap, pemeriksa memberikan tekanan "pegas" ke arah bawah melalui prosesus spina setiap vertebra untuk mengkaji gerakan anterior-posterior. Proses ini harus diulang untuk setiap prosesus transversus untuk mengkaji gerakan rotasi. Peningkatan atau penurunan dalam gerakan pada satu vertebra dibandingkan dengan yang lainnya secara berurutan adalah indikasi hipermobilitas atau hipomobilitas.

Stoop Test

Stoop Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek diminta untuk berjalan dengan cepat dalam periode 1 menit. Pemeriksa mengkaji awitan nyeri pada bokong dan area ekstremitas bawah. Jika ada, subjek memfleksikan batang tubuh ke depan. Nyeri pada bokong dan area ekstremitas bawah yang timbul saat berjalan cepat yang mereda dengan fleksi ke depan mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara klaudikasi intermiten neurogenik, postur, dan berjalan.

Thomas Test

Thomas Test atau Uji Thomas adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dan tungkai diekstensikan melebihi ujung meja periksa pada lutut, minta subjek melakukan fleksi kedua lututnya ke arah dada. Pemeriksa menempatkan salah satu tangannya di bawah spina lumbar untuk memonitor lordosis lumbar atau pelvic tilt. Subjek secara perlahan menurunkan tungkai yang diperiksa hingga tungkai rileks sepenuhnya atau hingga pelvic tilt anterior atau peningkatan pada lordosis lumbar terjadi. Kurangnya ekstensi pinggul dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot iliopsoas. Ekstensi pinggul komplet dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot rektus femoris. Kurangnya ekstensi pinggul dengan fleksi lutut kurang dari 45 derajat adalah indikasi ketegangan otot iliopsoas dan rektus femoris. Rotasi eksternal pinggul adalah indikasi ketegangan pita iliotibial (terutama tensor fasia latae).

Trendelenburg's Test

Trendelenburg's Test atau Uji Trendelenburg adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek beridiri pada salah satu ekstremitas bawah dan lakukan posisi ini selama ~10 menit dan kemudian tukar dengan tungkai yang lainnya. Temuan positif tampat saat pelvis pada sisi yang tidak disokong turun lebih rendah dari pelvis pada sisi yang disokong. Ini mengindikasikan kelemahan pada gluteus medius pada sisi yang disokong.

Unilateral Straight Leg Raise (Lasegue) Test

Unilateral Straight Leg Raise (Lasegue) Test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan subjek pada posisi telentang dengan pinggul dan lutut ekstensi, pemeriksa secara perlahan mengangkat tungkai hingga terasa nyeri atau ketegangan. Secara perlahan turunkan tungkai hingga nyeri atau ketegangan mereda, sehingga terjadi dorsifleksi pergelangan kaki dan minta subjek memfleksikan leher. Nyeri tungkai dan/atau punggung bawah terjadi bersama dengan dorsifleksi dan/atau fleksi leher mengindikasikan keterlibatan dural. Kurangnya produksi nyeri mengindikasikan ketegangan hamstring atau kemungkinan spina lumbal atau keterlibatan sendi sakroiliaka. Jika ditentukan kemudian, lakukan tes bilateral straight leg raise untuk membedakan antara keterlibatan spina lumbar dan sendi sakroiliaka.

Valsalva's Maneuver

Valsalva's Maneuver atau Perasaat Valsava adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan pemeriksa meminta subjek untuk menarik napas dalam dan tahan seraya menekan. Tes positif jika terdapat peningkatan nyeri akibat peningkatan intratekal, yang dapat sekunder terhadap lesi yang menempati ruang, diskus herniasi, tumor, atau esteofit dalam kanal lumbar.


Nah itu dia bahasan dari jenis-jenis pemeriksaan fisioterapi ortopedik atau tes spesifik pada spina lumbar. Melalui bahasan diatas bisa diketahui mengenai apa saja jenis-jenis pemeriksaan fisioterapi ortopedik atau tes spesifik pada spina lumbar. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel