-->

Patofisiologi Diare Akut pada Anak

 Patofisiologi Diare Akut- Diare akut adalah pengeluaran tinja yang lembek/cair dengan jumlah yang lebih banyak dari normal dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal baik infeksi mapun non-infeksi. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan patofisiologi diare akut pada anak. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahka di simak dengan sebagai berikut.


Patofisiologi Diare Akut pada Anak Pada dasarnya diare terjadi ketika terdapat gangguan transportasi air dan elektrolit dalam lumen usus. Mekanisme patofisiologi dari diare dapat berupa osmosis, sekretori, inflamasi, dan perubahan motilitas. Diare osmosis terjadi pada malabsorpsi, penggunaan obat-obat seperti magnesium sulfat, magnesium hidroksida, defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa.   Adanya substansi yang tidak terserap menarik air dari plasma menuju ke lumen usus mengikuti gradien konsentrasi. Sedangkan pada diare sekretori terjadi akibat peningkatan sekresi secara langsung atau yang lebih dominan akibat penurunan absorbsi. Secara klinis, yang khas pada diare ini adalah ditemukannya diare dengan jumlah yang sangat banyak.   Selain itu, diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum. Diare sekretori biasanya disebabkan karena enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Eschericia coli, penyakit yang menghasilkan horon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu), efek obat laxatif diotyl sodium sulfosuksinat dll). Inflamasi pada dinding usus mengakibatkan terjadinya kerusakan mukosa usus.  Hal ini menyebabkan terjadinya produksi mukus berlebihan, eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, serta gangguan absorpsi air elektrolit sehingga terjadilah diare inflamasi. Inflamasi mukosa usus halus terjadi pada infeksi sepertinya disentri Shigella atau bukan infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit Chron). Gangguan motilitas usus yang terjadi pada diabetes mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid juga dapat menyebabkan diare.   Selain itu beberapa kondisi fisiologis seperti kecemasan, obat-obatan, dan toksin dapat berefek langsung pada enteric nervous system (ENS) yang menyebabkan gangguan motilitas usus. Motilitas usus yang meningkat, penurunan waktu transit, ataupun paparan isi lumen terhadap permukaan absorpsi usus berperan terhadap terjadinya diare ini. Diare dapat terjadi akibat satu atau lebih patofisiologi tersebut.  Rotavirus sebagai penyebab peningkatan rawat inap bahkan kematian anak-anak akibat diare, memiliki lebih dari satu mekanisme dalam proses terjadinya diare. Target dari virus ini adalah enterosit absortif matang yang sedang melakukan regenerasi dan munculnya sel kripta sekretori yang belum matang.   Hal ini menyebabkan penurunan absorpsi dan peningkatan sekresi pada usus. Selain itu rotavirus juga menyebabkan hilangnya enzim pencernaan pada brush border sehingga menimbulkan malabsorpsi. Peningkatan isi lumen akan memicu peningkatan aktivitas peristaltis usus, yang juga berkontribusi terhadap terjadinya diare.    Nah itu dia bahasan dari patofisiologi diare akut pada anak, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi diare akut pada anak. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Patofisiologi Diare Akut pada Anak


Patofisiologi Diare Akut pada Anak

Pada dasarnya diare terjadi ketika terdapat gangguan transportasi air dan elektrolit dalam lumen usus. Mekanisme patofisiologi dari diare dapat berupa osmosis, sekretori, inflamasi, dan perubahan motilitas. Diare osmosis terjadi pada malabsorpsi, penggunaan obat-obat seperti magnesium sulfat, magnesium hidroksida, defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa. 

Adanya substansi yang tidak terserap menarik air dari plasma menuju ke lumen usus mengikuti gradien konsentrasi. Sedangkan pada diare sekretori terjadi akibat peningkatan sekresi secara langsung atau yang lebih dominan akibat penurunan absorbsi. Secara klinis, yang khas pada diare ini adalah ditemukannya diare dengan jumlah yang sangat banyak. 

Selain itu, diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum. Diare sekretori biasanya disebabkan karena enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Eschericia coli, penyakit yang menghasilkan horon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu), efek obat laxatif diotyl sodium sulfosuksinat dll). Inflamasi pada dinding usus mengakibatkan terjadinya kerusakan mukosa usus.

Hal ini menyebabkan terjadinya produksi mukus berlebihan, eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, serta gangguan absorpsi air elektrolit sehingga terjadilah diare inflamasi. Inflamasi mukosa usus halus terjadi pada infeksi sepertinya disentri Shigella atau bukan infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit Chron). Gangguan motilitas usus yang terjadi pada diabetes mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid juga dapat menyebabkan diare. 

Selain itu beberapa kondisi fisiologis seperti kecemasan, obat-obatan, dan toksin dapat berefek langsung pada enteric nervous system (ENS) yang menyebabkan gangguan motilitas usus. Motilitas usus yang meningkat, penurunan waktu transit, ataupun paparan isi lumen terhadap permukaan absorpsi usus berperan terhadap terjadinya diare ini. Diare dapat terjadi akibat satu atau lebih patofisiologi tersebut.

Rotavirus sebagai penyebab peningkatan rawat inap bahkan kematian anak-anak akibat diare, memiliki lebih dari satu mekanisme dalam proses terjadinya diare. Target dari virus ini adalah enterosit absortif matang yang sedang melakukan regenerasi dan munculnya sel kripta sekretori yang belum matang. 

Hal ini menyebabkan penurunan absorpsi dan peningkatan sekresi pada usus. Selain itu rotavirus juga menyebabkan hilangnya enzim pencernaan pada brush border sehingga menimbulkan malabsorpsi. Peningkatan isi lumen akan memicu peningkatan aktivitas peristaltis usus, yang juga berkontribusi terhadap terjadinya diare.


Nah itu dia bahasan dari patofisiologi diare akut pada anak, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi diare akut pada anak. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel