-->

Patologi Low Back Pain : Pengertian, Anatomi, Pemeriksaan, Etiologi, Patologi, Tanda Dan Gejala, Prognosis Low Back Pain

LBP- merupakan sebuah kasus yang hampir terjadi kepada seluruh manusia, hal ini disebabkan karena pola gerakan tubuh yang salah dan sebagainya. Low back pain akan mempengaruhi seluruh aktivitas keseharian dari setiap individu manusia, apabila merasaka patologi ini maka seseorang tersebut akan merasakan hal yang tidaka nyaman dan bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai patologi low back pain : pengertian, anatomi, pemeriksaan, etiologi, patologi, tanda dan gejala, prognosis pada low back pain, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut ini.


Patologi Low Back Pain

1. Pengertian Low Back Pain (LBP)

Nyeri punggung bawah miogenik adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain: dermis pambuluh darah, facia, muskulus, tendon, cartilago, tulang ligament, intra artikuler meniscus, bursa (Paliyama, 2003).

Nyeri punggung bawah miogenik berhubungan dengan stress/strain otot punggung, tendon, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-hari berlebihan. Nyeri barsifat tumpul, intensitas bervariasi seringkali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai dengan hipertensi, parestesi, kelemahan atau defisit neorologis. Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai (Paliyama, 2003)

2. Struktur Anatomi Low Back Pain (LBP)

Berikut ini adalah struktur anatomi low back pain (lbp) :

  • Strukrur tulang vertebra lumbal
    Tulang vertebra lumbal tersusun 5 vertebra yang bersendi satu sama lain yang berperan penting dalam menjalankan fungsinya untuk menyangga tubuh dan alat gerak tubuh. Susunan tulang vertebra secara umum terdiri dari corpus, arcus, dan foramen vertebra. Berikut ini adalah struktur tulang vertebra :
    - Vertebra cervicalis I – VII
    - Vertebra thoracalis I – XII
    - Vertebra lumbalis I – V
    - Osc. Sacrum
    - Oss. Coccygae
    - Atlas
    - Axis
    - Vertebra prominens
    - Foramen intervertebralis
    - Promotorium
    - Processus spinosus
    - Processus tranversus
    - Processus articularis superior
    - Incisura vertebralis superior
    - Corpus vertebra
    - Incisura vertebralis inferior
    - Processus spinosus
    - Processus articularis inferior
    - Processus articularis superior
    - Processus tranversus
    - Incisura vertebralis superior
    - Foramen vertebrae

  • Korpus
    Merupakan bagian terbesar dari vertebra, berbentuk silindris yang mempunyai beberapa facies (dataran) yaitu : facies anterior berbentuk konvek dari arah samping dan konkaf dari arah cranial ke caudal. Facies superior berbentuk konkaf pada lumbal 4-5 (Kapandji, 1990).

  • Arcus
    Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan berpangkal pada korpus menuju dorsal pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada tonjolan ke arah lateral yang disebut procesus spinosus (Susilowati, dkk, 1993).

  • Foramen vertebra
    Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus bila dilihat dari columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk suatu saluran yang disebut canalis vetebralisalis, yang akan terisi oleh medula spinalis (Susilowati, dkk, 1993).

  • Diskus intervertebralis
    - Bagian dalam disebut nukleus pulposus merupakan bahan gelatinosa dengan sifat daya pengikat air yang kuat karena mengandung 88% air.
    - Bagian tepi disebut annulus fibrosus yang terdiri dari atas serabut-serabut kolagen yang tersusun konsentrasi dan fibrikartilago yang berbeda dalam keterangan oleh nukleus pulposus (Platzer, 1992) Merupakan struktur elastis diantara korpus vertebra.

    Struktur diskus bagian dalam disebut nucleus pulposus, sedangkan bagian tepi disebut anulus fibrosus. Diskus berfungsi sebagai bantalan sendi antara korpus yang berdekatan sebagai shock breaker pada berbagai tekanan dalam menumpu berat badan (Kapandji, 1990).

  • Stabilitas
    Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan stabilisasi aktif. Untuk stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari :
    - Ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap diskus dan anterior korpus vertebra, ligament ini mengontrol gerakan ekstensi.
    - Ligament longitudinal posterior yang memanjang dan melekat pada bagian posterior dikcus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini berfungsi untuk mengontrol gerakan fleksi.
    - Ligament flavum terletak di dorsal vertebra di antara lamina yang berfungsi melindungi medulla spinalis dari posterior.
    - Ligament tranfersum melekat pada tiap procesus tranversus yang berfungsi mengontrol gerakan fleksi.


    Sedangkan yang berfungsi untuk stabilisasi aktif adalah adalah otot-otot yang berfungsi untuk penggerak lumbal yang terletak di sebelah anterior, lateral maupun posterior. Otot-otot disebelah anterior dan lateral, antara lain : m. rektus abdominis, m. obliqus internus, m. psoas mayor, dan m. quadratus lumborum. Otot-otot di sebelah posterior Antara lain: m. longisimus thorakalis, m.iliocostalis. Berikut ini adalah otot-otot stabilitas punggung :
    - M. serratus anterior
    - M. serratus posterior
    - M. oblique ekstemus
    - MM. Intercostal eksternus
    - MM. Intercostal internus
    - M. oblique ekstemus
    - M. oblique internus
    - M. piramidalis
    - M. rectus abdominis
    - M.deltoid
    - M. teres major
    - M. infra spinatUs
    - M. rhomboid major
    - M. latissimus dorsi
    - M. oblique eksternus
    - M. thoracolumbar fascia
    - M. trapezius
    - M. oblique internus abdominis
    - M. intertransversarii lateralis lumborum
    - M. oblique eksternus abdominis
    - Mm. Multifidi
    - M. transversus abdominis
    - M. quadratus lumborum, fascia

  • Biomekanik vertebra lumbal
    Gerakan yang terjadi pada vertebra lumbal yaitu :
    - Gerakan fleksi
    Pengukuran lingkup gerak sendi dilakukan dengan menggunakan mid line. Data yang diambil dalam pengukuran ini adalah lingkup gerak sendi pada vertebra. Dalam pengukuran ini dilakukan dengan cara posisi pasien berdiri, kemudian terapis meletakkan mid line dengan patokan Vc7 dan Vs1 untuk gerakan fleksi-ekstensi.

    Pasien diminta melakukan gerakan fleksi-ekstensi dan diukur berapa selisih dari pengukuran dalam posisi normal. Pada orang normal selisih antara posisi normal dengan posisi fleksi atau ekstensi rata-rata sekitar 10 cm atau 4 inci.

    - Gerakan lateral fleksi
    Dengan otot penggerak m. obliqus internus abdominis, m. rektus abdominis (Hislop and Jaqueline, 1993). Untuk gerakan lateral fleksi, pengukuran dilakukan dengan meletakkan mid line pada jari tengah, kemudian ukur jarak normal (saat berdiri tegak) dari jari tengah sampai lantai.

    Setelah itu pasien diminta untuk melakukan gerak lateral fleksi kanan dan kiri, ukur jaraknya dari jari tengah sampai lantai, apakah ada perbedaan yang mencolok antara kanan dan kiri. Apabila ada perbedaan yang mencolok antara kanan dan kiri berati ada keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada salah satu sisi.


3. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi Pada Low Back Pain (LBP)

Pemeriksaan lingkup gerak sendi fungsional dengan tes Schober’s. Pemeriksaan ini menggunakan alat ukur midline dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada keterbatasan gerak lumbal dan evaluasi perkembangan terapi sesuai kondisi penyakit.

Posisi pasien adalah berdiri. Cara pengukurannya yaitu tandai spina iliaka posterior superior. Dengan menggunakan midline, tandai 5 cm dibawah spina iliaka dan 10 cm di atas spina iliaka. Pasien menekuk pinggang kedepan, lalu ukur jarak kedua titik tersebut (pengukuran dimulai dari 15 cm).

Pasien dikatakan normal bila jarak kedua titik lebih dari 20 cm, sedangkan pasien dikatakan tidak normal bila jarak kedua titik kurang dari 20 cm (Mosses, 2007).

4. Etiologi Patologi Low Back Pain (LBP)

Kelainan nyeri punggung bawah miogenik dapat disebabkan karena :

  • Ketegangan otot
    Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau berulang-ulang pada posisi yang sama sehingga akan memendekan otot-otot yang akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat timbul karena regangan yang berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang.
  • Spasme / kejang otot
    Spasme / kejang otot disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang / kaku / kurang pemanasan. Spasme otot ini memberi gejala yang khas, ialah dengan adanya kontraksi otot akan disertai rasa nyeri yang hebat.

    Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi. Akan terjadi lingkaran suatu nyeri, kejang atau spasme dan ketidak mampuan bergerak.
  • Defisiensi otot
    Defisiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan sebagai akibat dari tirah baring yang lama maupun immobilisasi.
  • Otot yang hipersensitif
    Otot yang hipersensitif akan menciptakan satu daerah kecil yang apabila dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri ke daerah tertentu. Daerah kecil tadi disebut sebagai noktah picu (trigger point).

    Dalam pemeriksaan klinik terhadap penderita nyeri punggung bawah (NPB), tidak jarang dijumpai adanya noktah picu ini. Titik ini bila ditekan akan menimbulkan rasa nyeri bercampur rasa sedikit nyaman (Harsono, 1996).

5. Patologi Low Back Pain (LBP)

Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas di inervasi sistem saraf simpatis.

Dengan hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot. (Soedomo, 2002).

6. Tanda Dan Gejala Low Back Pain (LBP)

Tanda dan gejala nyeri punggung bawah akibat miogenik adalah onset/ waktu timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung bawah, tenderness pada otot-otot punggung bawah, lingkup gerak sendi (LGS) terbatas, tanda-tanda gangguan neurologis tidak ada (Kuntono, 2006).

7. Prognosis Low Back Pain (LBP)

Kelainan nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya baik, umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi secara dini (R.B. Wirawan, 2004). Strain otot membaik dengan mengendalikan aktifitas fisik.

Tirah Baring sedikitnya 2 hari menunjukkan efektifitas dalam mengurangi nyeri punggung. Ketika nyeri berkurang, pasien dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik ringan, dan aktifitas mulai ditingkatkan setelah beberapa hari selama nyeri tidak bertambah (Mirawati, 2006).


Nah itu dia bahasan dari patologi low back pain : pengertian, anatomi, pemeriksaan, etiologi, patologi, tanda dan gejala, prognosis pada low back pain, dari penjelasan diatas bisa diketahui mengenai penjelasan patologi low back pain : pengertian, anatomi, pemeriksaan, etiologi, patologi, tanda dan gejala, prognosis pada low back pain. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel