-->

Pengertian Hipotensi Serta Gejala, Penyebab, Diagnosis, Dan Perawatannya

Hipotensi- merupakan suatu gangguan pada sirkulasi darah pada tubuh manusia, hal ini sering dikatakan sebagai tekanan darah rendah. Biasanya bila seseorang mengelami hal ini akan merasakan pusing, mual, dan bisa saja pingsan. Namun sebelum lanjut membaca artikel ini akan membahas mengenai hipotensi serta gejala, penyebab, diagnosis, dan perawatanya. Untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan dibawah ini.
Pengertian hipotensi serta gejala, penyebab, diagnosis, dan perawatannya. Definisi hipotensi, serta penjelasan gejala penyebab diagnosis dan perawatan dari hipotensi.
Pengertian Hipotensi Serta Gejala, Penyebab, Diagnosis, Dan Perawatannya

Pengertian Hipotensi Serta Gejala, Penyebab, Diagnosis, Dan Perawatannya

1. Pengertian Hipotensi

Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah rendah. Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah.

Terhambat atau terbatasnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal dapat terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, sehingga dapat menyebabkan kepala terasa ringan dan pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.

Ada dua ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan 140/90. Penderita hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60, sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90 maka orang tersebut menderita hipertensi.

Baca Juga : Pengertian Sistem Kardiovaskuler Pada Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia

2. Gejala Hipotensi

Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
  • Jantung berdebar kencang atau tidak teratur
  • Pusing
  • Lemas
  • Mual
  • Pingsan
  • Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah
  • Pandangan buram
Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.

Jika Anda sering mengalami gejala hipotensi seperti yang disebutkan di atas, temui dokter untuk mengukur tekanan darah Anda dan memeriksa apakah ada penyakit tertentu yang menyebabkan timbulnya gejala seperti hipotensi.

3. Penyebab Hipotensi

Sebenarnya tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung kepada kegiatan yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal. Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.

Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.

Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah. Penyebab Hipotensi Akibat Kondisi atau Penyakit Tertentu Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:
  • Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30 mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
  • Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah, seperti obat antidepresi dan obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan beta-blocker.
  • Anemia. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah berada di bawah normal. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
  • Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.
  • Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat menyebabkan hipotensi ketika menjangkiti sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh otonom seperti mengendalikan tekanan darah.
  • Syok dan cedera serius. Jika Anda mengalami cedera serius dan terkena syok misalnya akibat pendarahan yang hebat, tekanan darah akan menurun drastis.
  • Penyakit jantung. Penyakit parah seperti penyakit jantung menyebabkan darah tidak bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah pun menurun.
  • Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.


4. Diagnosis Hipotensi

Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.
  • Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
  • Istirahat minimal 5 menit.
  • Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
  • Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang tidak teratur.
  • Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
  • Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan di treadmill.
  • Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien mengalami anemia atau diabetes.

5. Perawatan Hipotensi

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu membatasi konsumsi minuman keras dan minum air putih yang banyak. Bagi Anda yang menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung nutrisi tersebut di malam hari.

Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan frekuensi lebih jarang. Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa mencegah hipotensi.

Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka waktu lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.

Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif lain.

Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya. Obat untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.

Jika Anda sedang menjalani pengobatan, periksakan tekanan darah secara rutin. Dan jika Anda mengalami efek samping, segera temui dokter. Begitu pula pada kondisi hipotensi Anda yang tidak kunjung reda atau tidak menghilang, periksakan diri Anda di instansi kesehatan terdekat.

Nah itu dia bahasan dari hipotensi serta gejala, penyebab, diagnosis, dan perawatannya, dari penjelasan diatas bisa diketahui megenai definisi hipotensi, gejala, penyebab, diagnosis, dan perawatannya. Mungkin hanya itu saja yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini." God Bless US And Protect US "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel