Terapi Kompresi Pada Intervensi Fisioterapi
Sunday, April 19, 2020
Terapi Kompresi- merupakan sebuah intervensi dari Fisioterapi yang digunakan untuk mengobati pasien-pasien yang memiliki indikasi terhadap terapi kompresi. Terapi kompresi akan memberikan efek-efek yang baik bagi pasien, semisalnya efek pengurangan rasa nyeri pada cedera akut dan sebagainya. Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai intervensi fisioterapi terapi kompresi, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut ini.
Terapi Kompresi Fisioterapi |
Terapi Kompresi Pada Intervensi Fisioterapi
1. Pengertian Terapi Kompresi
Terapi Kompresi adalah aplikasi tekanan eksternal pada bagian tubuh yang mengalami edema. Ada banyak modalitas mekanis yang dapat memberikan kompresi ekstremitas. Artikel ini akan menjelaskan kompresi ekstremitas yang dihasilkan oleh perban, pompa pneumatik, dan garmen.
Perban satuan dibagi menjadi regang panjang dan regang pendek bergantung pada komposisi elastiknya, dan seringnya diaplikasikan secara berlapis untuk memberikan sistem perban yang terstruktur.
Perban regang panjang adalah perban elastis yang umunya dipakai dan kadang digunakan dalam sistem empat lapis untuk terapi ulkus vena. Perban regang panjang dapat memanjang hingga lebih dari 100% dengan lebar perban 10 N/cm, sementara perban regang pendek dapat memanjang dari 10% sampai 100%.
Semua perban diaplikasikan dengan sedikit tumpang tindih, dan sistem perban dapat terdiri dari beberapa perban dengan elastisitas dan lebar yang berbeda-beda. Literatur terbaru mendukung sistem perban yang berlapis dalam mengurangi edema, tetapi belum ada studi kualitas yang menyatakan satu sistem perban lebih baik daripada yang lain. Balutan perban empat lapis khusus untuk ulkus vena, dan produk dilengkapi dengan instruksi penggunaannya. Perban regang pendek memiliki bermacam aplikasi klinis.
2. Jenis-Jenis Kompresi
A. Perban Kompresi
Perban kompresi memberikan tekanan istirahat dan tekanan kerja, bergantung pada elastisitas materi perban, jumlah regangan saat aplikasi, jumlah lapisan yang diaplikasikan, dan kondisi perban. Tekanan istirahat adalah tekanan konstan yang diaplikasikan, dan kondisi perban.
Tekanan istirahat adalah tekanan konstan yang diaplikasikan secara eksternal oleh perban saat individu sedang beristirahat, sementara tekanan kerja adalah tekanan yang dihasilkan ketika otot berkontraksi.
Secara klinis, tekanan istirahat harus cukup tinggi untuk menopang ekstremitas saat istirahat, tetapi juga harus cukup rendah agar terasa nyaman dan tidak menggangu sirkulasi. Tekanan kerja yang tinggi memberikan topangan kuat untuk membantu pompa otot dalam mengurangi edema.
Tekanan antar permukaan ditentukan dengan menempatkan sensor pada kulit untuk mengukur tekanan antara ekstremitas dan sistem kompresi. Tekanan antar permukaan dan ketegangan sistem perban telah diukur dalam in vivo selama kondisi istirahat dan kondisi kerja.
Sistem multilapis yang sangat elastis mempertahakan tekanan antar permukaan yang tinggi selama istirahat dan memberikan tekanan kerja yang rendah karena perban terus meregang saat otot berkontraksi melawan sistem.
Sistem regang pendek memiliki ketegangan yang tinggi sehingga menghasilkan perbedaan yang jelas antara tekanan istirahat yang rendah dan tekanan kerja yang tinggi. Sistem elastik regang panjang mempertahakan tekanan sehingga beberapa hari, sementara sistem regang pendek mulai kehilangan tekanannya dalam beberapa jam pemakaian dan biasanya diaplikasi ulang setiap hari.
Penurunan volume ekstremitas yang segera dan terus menerus berpengaruh pada hilangnya tekanan ini. Tekanan istirahat yang rendah dan tekanan kerja yang tinggi pada sitem regang pendek dibutuhkan secara klinis demi kenyamanan pasien dan pengurangan edema yang efektif.
B. Pompa Kompresi
Pompa kompresi pneumatik adalah alat mekanis dengan banyak ruang yang memberikan kompresi berjeda, berulang, bertahap, dan berurutan untuk membantu pengendalian edema. Alat ini terdiri dari lengan pembungkus nilon untuk ekstremitas atas dan garmen panjang atau pendek untuk edema ekstremitas bawah.
Garmen dibagi menjadi beberapa ruang yang dihubungkan ke pompa kompresi oleh selang. Garmen dengan banyak ruang ini mengembangkan secara berurutan dengan tekanan yang bertahap dari distal ke proksimal. Jumlah dan waktu tekanan yang ingin diberikan dapat disesuaikan. Pompa pneumatik tradisional hanya menargetkan trunk dan ekstremitas telah terbukti efektif dan memuaskan untuk digunakan dirumah.
C. Garmen Kompresi
Garmen kompresi untuk ekstremitas atas dan bawah memberikan topangan kompresi jangka panjang selama aktifitas fungsional. Perban dan pompa pneumatik adalah intervensi untuk mengurangi edema, sedangkan garmen digunakan untuk mempertahankan penurunan edema dan meningkatkan fungsi aktivitas sehari-hari. Penjual komersil menyediakan garmen kompresi dalam berbagai bahan, gaya, dan warna, jika garmen dibuat khusus, atau garmen siap pakai.
Garmen dijalin dengan rajutan melingkar atau datar dan tersedia yang bebas lateks. Garmen rajutan melingkar dirajut membentuk tabung, tidak memiliki jahitan, dan dapat dibuat menarik secara kosmetik.
Garmen rajutan datar dibuat baris per baris dan dapat dihasilkan dalam bentuk dan ukuran yang tidak terbatas, sama halnya dengan pilihan rajutan untuk garmen khusus dan untuk edema sedang hingga berat.
Garmen dipesan berdasarkan kelas kompresi (compression calss, CC), garmen dengan kelas kompresi kerang dari 20 mmHg tersedia di pasar bebas, sementara garmen dengan kelas kompresi 20 mmHg tersedia di pasar bebas, sementara garmen dengan kelas kompresi yang lebih tinggi memerlukan resep dokter.
Garmen umumnya memiliki tekanan istirahat yang lebih tinggi daripada perban, sehingga garmen disarankan untuk digunakan pada siang sementara perban pada siang dan malam hari.
3. Tujuan Dan Efek Terapi Kompresi
Kompresi menopang kulit dan bersama-sama dengan otot memberikan daya kerja untuk menstimulasi kepiler limfatik dan vena untuk menyerap cairan interstisial.Pertukaran cairan normal adalah keseimbangan anatar tekanan hidrostatik kapiler, hidrostatik interstisial, dan tekanan onkotik.
Edema terjadi akibat peningkatan filtrasi dan atau penurunan penyerapan di tingkat kapiler. efek positid kompresi mengurangi edema dan meningkatkan nutris vaskular untuk mencegah atau memulihkan luka.
- Kompresi mengubah gradien tekanan jaringan dan mengurangi filtrasi arterial, sehingga mengurangi pembentukan edema.
- Kompresi mengurangi refluks vena dengan mempersempit cross-sectional area vena, sehingga meningkatkan kecepatan aliran darah vena.
- Kompresi meningkatkan kompetensi katup dan meningkatkan aktivitas pompa otot betis. Faktor-faktor ini mengurangi statis vena yang merupakan komponen penting dalam pencegahan ulkus vena.
- Kompresi meningkatkan kadar tekanan parsial transkutan pada oksigen dan karbondioksida (TcPO2 dan TcPCO2).
Kompresi melunakkan jaringan yang mengalami fibrotik akibat limfedema atau jaringan parut, dan meningkatkan penyerapan kembali protein ke dalam sirkulasi limfatik. Edema klinis dapat bersifat lokal atau umum. Edema umum, seperti edema ginjal atau jantung, memerlukan penatalaksanaan medis dan umumnya tidak diterapi dengan kompresi.
A. Perban kompresi
Perban kompresi mengikuti Hukum Laplace, yang menyatakan bahwa tekanan pada sistem perban berbanding lurus dengan tekanan yang diaplikasikan ke perban dan berbanding terbalik dengan jari-jari ekstremitas (p=t/r, yaitu P=tekanan, t= tegangan, r= jari-jari).
Karena Hukum Laplace, lingkar ekstremitas yang lebih kecil menerima lebih banyak tekanan daripada lingkar ekstremitas yang lebih besar jika perban diaplikasikan dengan tegangan yang sama. Karena pergelangan tangan lebih kecil daripada lengan atas dan pergelangan kaki lebih kecil daripada paha, tekanan akan lebih tinggi dibagian distal dan lebih rendah dibagian proksimal, menggerakkan cairan ke arah sirkulasi sentral.
Perbedaan tekanan dari distal ke proksimal disebut gradien tekanan. Dalam garmen kompresi, gradien tekanan dipengaruhi oleh kandungan bahan, jalinan, dan bentuk dari garmen.
B. Pompa kompresi
Pompa kompresi vasopneumatik menggerakkan cairan dari interstisium ke dalam sistem sirkulasi dan kemudian membantu mengeluarkan cairan di bagian proksimal. Pompa kompresi telah digunakan untuk mencegah trombosis vena dalam karena kemampuannya untuk mengurangi statis darah vena dan meningkatkan fibrinolisi sistemik.
Penggunaan pompa kompresi pada pasien limfedema masih kontroversil. Ketika sistem transpor limfatik rusak, seperti pada limfedema, cairan harus bergerak dari kuadran limfatik yang terganggu ke area dengan transpor limfatik utuh.
Pompa kompresi, sebagai suatu intervensi tersendiri, hanya memengaruhi drainase vena di dalam ekstremitas yang diterapu tanpa meningkatkan drainase limfatik. Untuk mencapai penyerapan protein dan air yang maksimum ke dalam sitem limfatik, intevensi pompa harus disertai darainse limfatik manual pada area trunk yang paling dekat dengan ekstrmitas yang terganggu.
Untuk mengatasi hal ini, kini telah tersedia pompa yang juga memberikan kompresi pada trunk. Tekanan antar permukaan pada manset dengan banyak ruang telah diukur secara in vitro. Tekana yang terukur lebih tinggi daripada tekanan diindikasikan oleh kontrol alat, maka disarankan agar pompa digunakan pada tekana terget yang jauh lebih rendah.
4. Indikasi Terapi Kompresi
Kompesi adalah bagian dari rencana terapi yang komprehensif untuk terapi edema dan jarang digunakan secara terpisah. Literatur terbaru mendukung penggunaan pompa kompresi berjeda pada pasien dengan iskemia ekstremitas kritis. Tampaknya mekanisme yang efektif adalah peningkatan aliran masuk arterial.
Prosedurnya termasuk kompresi berjeda derajat tinggi untuk beberapa jam sehari selama beberapa bulan. Hasil awalnya positif untuk pemulihan luka dan peningkatan kualitas hidup. Penggunaan pompa kompresi ini memerlukan manajemen medis dan pemeriksaan lajuta yang baik, serta tidak akan dibahas lebih lanjtu diartikel ini.
Indikasi Penggunaan Kompresi
- a. Indikasi
Insufisiensi vena
b. Tipe kompresi
Perban, pompa pneumatik, dan garmen
c. Rasional
Kompresi merupakan terapi yang sangat baik untuk insufisiensi vena. Komprsi menurunkan edema vena dan dapat mencegah perkembangan atau kembalinya ulkus vena. Perban dan pompa digunakan untuk mengurangi edema, sementara garmen digunakan untuk mempertahankan penurunan volume ekstremitas. - a. Indikasi
Ulkus vena
b. Tipe kompresi
Perban, pompa pnuematik, garmen
c. Rasional
Perban kompresi dapat diaplikasikan diatas balutan luka untuk meningkatkan pemulihan. - a. Indikasi
Edema traumatik akibat respons inflamasi lokal (strain, sprain, dan trauma tangan dan kaki)
b. Tipe kompresi
Perban, pompa pneumatik
c. Rasional
Kompresi menopang kulit dan membantu pompa otot dalam mengurangi edema. Kompresi merupakan komponen standae dalam intervensi RICE ( rest, ice, compression, elevation) untuk trauma akut. - a. Indikasi
Edema pascabedah
b. Tipe kompresi
Pompa pneumatik, perban
c. Rasional
Kompresi mengurangi edema dari area graf kaki dalam operasi jantung. Kompresi mempertahankan kecepatan aliran graf infra-inguinal. - a. indikasi
Amputasi
b. Tipe kompresi
Perban, Pompa pneumatik, dan garmen.
c. Rasional
Kompresi dalam bentuk perban regang panjang yang baik dan pengerut puntung meningkatkan pemulihan pascahbedah dan digunakan untuk membentuk tungkai sisa sebagai persiapan untuk prostesis. Pompa telah digunakan untuk meningkatkan pemulihan luka dan menyelamatkan ekstremitas pada iskemia ekstremitas kronis. - a. Indikasi
Pencegahan tromboflebitis
b. Tipe kompresi
Pompa pneumatik, garman.
c. Rasional
Pompa pneumatik kompresi rendah dan garmen secara rutin digunakan pada pascabedah untuk mencegah trombosisi vena dalam (deep vein thrombosis, DVT). Stoking kompresi menurunkan kejadia DVT tanpa gejala dan edema kaki selama perjalanan udara. - a. Indikasi
Limfedema
b. Tiper kompresi
Perban, pompa pneumatik, garmen.
c. Rasional
Kompresi merupakan komponen terapi dekongestif yang komplesk untuk terapi limfedema. Kompresi mengurangi fibrosis dan meningkatkan penyerapan cairan dari ruang interstisial ke dalam kepiler limfatik dan vena.
5. Kontraindikasi Terapi Kompresi
Berikut ini kontraindikasi kompresi :
- a. Kontraindikasi
Indeks pergelangan kaki/ brakial [Ankle/brachial Index, ABI] < 0,8
b. Rasional
ABI adalah pengukuran insufisiensi arterial. ABI = tekanan sistolik pergelangan kaki Doppler dibagia tekanan sistolik brakial Doppler. Nilai normalnya adalah 0,9-1,1.ABI > 1,2 dan < 0,8 memerlukan pemeriksaan medis. Kompresi akan meningkatkan tahanan perifer lebih lanjut. - a. Kontraindikasi
Luka arterial
b. Rasional
Luka arterial telah mengurangi sirkulasi dan umumnya tidak disertai dengan edema, sehingga kompresi tidak diperlukan dan justru dapat mengganggu sirkulasi lebih lanjut. - a. Kontraindikasi
Edema jantung yang tidak diobati
b. Rasional
Peningkatan penyerapan cairan dapat membuat pompa jantung yang bermasalh kewalahan - a. Kontraindikasi
Edema ginjal
b. Rasional
Ginjal tidak mampu menyaring cairan - a. Kontraindikasi
Infeksi akut, seperti selulitis
b. Rasional
Berpotensi menyebarkan infeksi. - a. Kontraindikasi
Trombosis vena dalam akut
b. Rasional
Berpotensi menggerakkan bekuan darah - a. Kontraindikasi
Edema tanpa diagnosis
b. Rasional
Pergerakan cairan mungkin berbahaya atau tidak efektif
6. Tindakan Kewaspadaan Untuk Kompresi
Berikut ini adalah tindakan kewaspadaan untuk kompresi :
- a. Tindakan kewaspadaan
Gabungan ulkus arteri dan vena ABI=0,5-0,8
b. Pertimbangan
Disarankan untuk menggunakan tekanan yang lebih rendah dengan pengawasan ketat pada lajut pemulihan. Kompresi dapat mengurangi edema untuk mendorong pemulihan, tetapi juga dapat mengganggu sirkulasi arterial lebih lanjut. - a. Tindakan kewaspadaan
Selulitis setelah terapi antibiotik awal dan setelah tanda utama infeksi menghilang
b. Pertimbangan
Atas izin dari dokter dan pertimbangan terhadap kebutuhan pasien untuk penurunan edema. Kompresi akan menghalangi inspeksi pada selulitis dan dapat mendorong pergerakan infeksi ke dalam sirkulasi sistemik. - a. Tindakan kewaspadaan
Diabetes
b. Pertimbangan
Kemungkinan terdapat insufisiensi arteriol dan defisit sensori maka awasi kemungkinan terjadinya kerusakan kulit. - a. Tindakan kewaspadaan
Paralisis
b. Pertimbangan
Ketidakmampuan untuk mengaktifkan pompa otot. - a. Tindakan kewaspadaan
keganasan
b. Pertimbangan
Kompresi akan menggerakkan cairan ke dalam sirkulasi limfatik, yang merupakan salah satu komponen penyakit metastasis. Pompa telah digunakan untuk mencegah trombosis vena dalam pada pasca pembedahan penyakit metastasis panggul. Awasi manfaat penurunan edema dalam proses penyakit. - a. Tindakan kewaspadaan
Defisit sensori
b. Pertimbangan
Pasien mungkin tidak bekerja sama saat terapi. - a. Tindakan kewaspadaan
Status mental berubah-ubah
b. Pertimbangan
Pasien mungkin tidak bekerja sama saat terapi. - a. Tindakan kewaspadaan
Ketidakmampuan untuk mematuhi instruksi dirumah
b. Pertimbangan
Keefektifan intervensi akan berkurang tanpa perwatan preventif dan perwatan lanjutan - a. Tindakan kewaspadaan
Sensitif terhadap produk kompresi
b. Pertimbangan
Periksa reaksi alergi, terutama terhadap produk lateks. - a. Tindakan kewaspadaan
Edema genital yang terjadi akibat pompa kompresi pneumatik pada ekstremitas bawah
b. Pertimbangan
Terdapat resiko edema genital yang tinggi akibat penggunaan pompa kompresi pada pasien dengan limfedema ekstremitas bawah. Edema genital disebabkan oleh drainase yang buruk di nodus limfe inguinal yang dapat menggerakkan cairan dari ekstremitas bawah ke dalam area genital. Pompa kompresi harus dihentikan.
Nah itu dia bahasan dari intervensi fisioterapi terapi kompresi, dari penjelasan diatas bisa diketahui mengenai pengertian kompresi, jenis-jenis terapi kompresi, tujuan dan efek terapi kompresi, indikasi terapi kompresi, kontraindikasi terapi kompresi, dan tindakan kewaspadaan untuk terapi kompresi. Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalah dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Referensi : Agens modalitas untuk praktik fisioterapi edisi 6