-->

Cara Melakukan Traksi Spinal Fisioterapi

Terapi Traksi Spinal- merupakan sebuah intervensi dari Fisioterapi yang digunakan untuk mengobati pasien-pasien yang memiliki indikasi terhadap terapi traksi spinal. Terapi traksi spinal akan memberikan efek-efek yang baik bagi pasien, semisalnya efek pengurangan rasa nyeri pada cedera akut dan sebagainya. Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai cara melakukan traksi spinal, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut ini.

Cara melakukan intervensi fisioterapi traksi spinal. Petunjuk terapi traksi spinal kepasa pasien melalui petunjuk umum untuk melakukan intervensi traksi spinal.
Traksi

Cara Melakukan Traksi Spinal Fisioterapi

Dalam melakukan sebuah intervensi, pasti harus mengikuti petunjuk atau arahan dalam menerapak sebuah intervensi kepada pasien. Sama halnya dengan menerapkan intervensi traksi spinal kepada pasien ada petunjuk-petunjuk yang harus diikuti untuk memberikan rasa aman kepada paseian dan efektivitas dari intervensi bisa tercapai dengan baik kepada pasien. Berikut ini cara melakukan traksi spinal :
  1. Jelaskan pada pasien mengenai tujuan terapu dan apa yang Anda ingin pasien lakukan. Untuk hasil yang baik, diperlukan pemahaman, kenyamanan, keamanan, dan kerja sama pasien. Jelaskan cara kerja unit traksi, cara traksi memngaruhi tanda dan gejala spesifik pada individu, dan rasa traksi. Instruksikan pasien untuk santai semaksimal mungkin dan melaporkan setiap peningkatan pada gejala atau ketidaknyamanan dari alat.
  2. Posisikan pasien dalam posisi yang tepat dan nyaman, posisi yang memaksimalkan relaksasi pasien. Tekanan intradiskus dapat meningkat selama traksi jika ada kontraksi otot. Posisikan ruas spinal atau ruas-ruas yang akan diterapu pada pertengahan antara posisi fleksi dan ekstensi (yi., posisi loose pack), kecuali posisi lain diindikasikan secara spesifik, tentukan sudut spesifik dengan traksi manual dan palpasi. 

    Untuk traksi servikal, biasanya dipilih posisi terlentang untuk meningkatkan relaksasi. Untuk traksi lumbal, posisi fowler terletang (fleksi 90 derajat pinggul dan lutut) adalah posisi yang paling umum digunakan dan paling nyaman bagia pasien, meskipun posisi telungkup juga dapat digunakan.
  3. Tentukan akan memberikan traksi dengan terikan bilateral atau unilateral. Keputusan ini berdasarkan pada tanda dan gejalan yang ditunjukkan pasien serta hasil intervensi yang diinginkan.

    Traksi dapat diberikan secara unilateral kepada pasien yang menunjukkan tanda dan gejala unilateral seperti hipomobilitas sendi unilateral atau muscle guarding unilateral, dan jika peredaaan gejala lebih besar dengan traksi unilateral manual.
  4. Pasang halter atau korset yang sesuai, lalu kaitkan tali traksi ke harnes yang tepat. Untuk traksi bilateral, biasanya menggunakan spreader bar. Eratkan tali sebelum memulai.
  5. Tutupi pasien demi kesopanan dan kenyamana.
  6. Atur parameter traksi yang sesuai pada unit. Dosi ditentukan oleh tujuan intervensi, gaya tarikan dalam ukuran kiligram (kg) atau pon (Ibs), model traksi yang digunakan, dan durasi gaya yang diberikan.
  7. Berikan tombol pengaman atau bel kepada pasien. Jika menggunakan tombol pengaman yang biasanya menyertai unit traksi mekanis, jelaskan kepada pasien bahwa jika ditekan. gaya traksi akan berkurang secara bertahap hingga nol dan alarm akan berbunyi.
  8. Jika menggunakan split table untuk pelaksanaan traksi lumbal, buka kunci meja traksi.
  9. Mulai program traksi. Monitor tanda dan gejala pasien sebelum, selama, dan setelah intervensi.
  10. Matikan mesin pada akhir sesi traksi. Lepaskan tali secara perlahan dan bertahap, pastikan bahwa tidaka ada tegangan residu yang tersisa pada tali. Jika tegangan tidak dilepaskan secara bertahap, daya pantul tekanan intradiskus atau perpindahan cairan serebrospinal dapat terjadi, menyebabkan pusing, sakit kepala, atau peningkatan gejala.
  11. Lepaskan semua perlengkapan, dan biarkan pasien beristirahat setidaknya 1 hingga 2 sebelum berdiri. Jika menggunakan split table untuk melakukan traksi lumbal, kunci meja traksi sebelum memperbolehkan pasien bangun.
  12. Lakuakn semua pemeriksaan pascaintervensi yang sesuai termasuk pemeriksaan neurologi.
  13. Diperlukan pencatatan parameter traksi yang digunakan dalam sebuah sesi intervensi yang baik. Tanpa dokumentasi yang baik, sulit untuk mengulang atau memodifikasi intervensi  dalam sesi selanjutnya atau untuk memantau respons pasien dari sesi sebelumnya secara efektif. Informasi yang harus dicatat dalam rekam media pasien mencakup area target, posisi pasien, sudut terikan, model traksi, kekuatan durasi, dan respons pasien.


Nah itu dia bahasan dari petunjuk umum untuk melakukan intervensi fisioterapi traksi spinal, dari bahasan diatas bisa diketahui mengenai cara melakukan traksi spinal dan penerapannya kepasa pasien melalui petunjuk umum untuk melakukan intervensi traksi spinal. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Referensi : Agens modalitas untuk praktik fisioterapi edisi 6

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel