-->

Terapi Panas (thermotherapy) Fisioterapi : Defenisi, Jenis, Indikasi, Efek, Dan Resiko

Terapi Panas- merupakan salah satu intervensi dari fisioterapi, intervensi ini bertujuan untuk memberi efek terpeutik untuk menghilangkan rasa nyeri, kekakuan sendi, ketegangan otot, meningkatkan kolagen jaringan, dan sebagainya.

Namun sebelum lanjut membaca artikel ini, akan membahas mengenai terapi panas (thermotherapy) fisioterapi, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan dibawah ini.

Terapi Panas (thermotherapy) Fisioterapi : Defenisi, Jenis, Indikasi, Efek, Dan Resiko

TERAPI PANAS (THERMOTHERAPY) FISIOTERAPI

1. Pengertian Terapi Panas Thermotherapy Fisioterapi

Terapi panas (thermotherapy) merupakan pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain.

Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.

Thermotherapy sering dipergunakan pada fase kronis cedera, sedangkan cryotherapy (coldtherapy) digunakan pada fase akut cedera untuk mengurangi reaksi peradangan sebelum thermotherapy dilakukan untuk meningkatkan aliran darah pada daerah tersebut.

Atas dasar ini thermotherapy baru dilakukan setelah beberapa hari paska cedera. Thermotherapy sering dikombinasikan dengan air (hydrotherapy). Selain didapat dengan pemanasan air, terdapat pula beberapa alat-alat listrik yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan panas.

Terapi panas tidak diperkenankan pada beberapa kondisi seperti orang dengan gangguan syaraf tepi (misalnya akibat dari neuropati) karena dapat meningkatkan resiko terjadinya kerusakan kulit.

2. Efek Fisiologis Terapi Panas (Thermotherapy) Fisioterapi

Bentuk thermotherapy yang dapat dilakukan adalah panas kering, panas lembab (gabungan dengan hydrotherapy), panas yang ditujukan pada lapisan luar tubuh (superfisial heat) dan panas yang ditujukan pada lapisan dalam tubuh (deep heat).

Kerja thermotherapy pada dasarnya adalah meningkatkan aktivitas molekuler (sel) dengan metode pengaliran energi melalaui konduksi(pengaliran lewat medium padat), konveksi (pengaliran lewat medium cair atau gas), konversi (penguibahan bentuk energi) dan radiasi (pemancaran energi).

Pemancaran respon tubuh tergantung pada jenis panas, intensitas panas, lama pemperian panas, dan respon jaringan terhadap panas. Pada dasarnya setelah panas terabsorbsi pada jaringan tubuh, panas akan disebarkan ke daerah sekitar.

Supaya tujuan terapeutik dapat tercapai jumlah energi panas yang diberikan harus disesuaikan untuk menghindari resiko kerusakan jaringan.

Efek terapeutik terapi panas (thermotherapy) antara lain meliputi:
  • meningkatkan elastisitas jaringan kolagen
  • mengurangi kekakuan sendi
  • mengurangi nyeri
  • mengurangi ketegangan otot
  • mengurangi edema/pembengkakan pada fase kronis dan meningkatkan aliran darah.
Panas dapat meningkatkan elastisitas jaringan kolagen dengan jalan meningkatkan aliran viskositas matrik dan serat kolagen. Peningkatan elastisitas jaringan dapat ditingkatkan dengan kombinasi latihan penguluran.

Sebagai contoh: fibrosis otot dapat diperbaiki dengan kombinasi terapi panas dan latihan penguluran. Panas dapat mengurangi nyeri lewat mekanisme gate control dimana sensasi panas yang diteruskan lewat serabut C mengaburkan persepsi nyeri yang diteruskan oleh serabut A∆ atau melalui peningkatan sekresi endorphin.

Kekakuan otot yang disebabkan oleh ischemia dapat diperbaiki dengan jalan meningkatkan aliran darah pada area radang. Panas pada fase kronis bekerja melalui beberapa mekanisme yakni :

  • meningkatnya suhu
  • meningkatnya metabolisme
  • berkurangnya level pH
  • meningkatnya permeabilitas kapiler
  • pelepasan histamin
  • bradikinin yang mengakibatkan vasodilatasi


Variabel Efek
  • Spasme otot Menurun
  • Persepsi Nyeri Menurun
  • Aliran darah Meningkat
  • Kecepatan metabolisme Meningkat
  • Elastisitas kolagen Meningkat
  • Kekakuan sendi Menurun
  • Permeabilitas kapiler Meningkat
  • Pembengkakan Meningkat

3. Indikasi Terapi Panas (Thermotherapy)

Thermotherapy dapat dipergunakan untuk mengatasi berbagai keadaan seperti:
  • Kekakuan Otot.
  • Arthritis (Radang Persendian). Jenis arthritis yang dapat mengalami perbaikan dengan mempergunakan thermotherapy meliputi : Osteoarthritis,Rheumatoid arthritis, Juvenile arthritis, Juvenile rheumatoid arthritis. Ankylosing spondylitis, Gout, Psoriatic arthritis dan Reiter’s syndrome
  • Hernia discus intervertebra. Pada keadaan ini isi dari diskus intervertebralis keluar dari tempatnya karena tekanan kronis maupun akut dan menjepit syaraf spinalis. Sebagian besar kasus hernia ini dicetuskan oleh kekakuan otot, oleh karenanya keadaan ini dapat diperbaiki dengan thermotherapy.
  • Nyeri bahu. Nyeri bahu yang sering terjadi adalah rotator cuff. Rotator cuff disusun oleh otot dan tendon yang menhubungkan humerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff biasanya kuat akan tetapi dapat mengalami radang dan sobek pada penggunaan yang berlebihan. Cedera rotator cuff dan gejala bahu beku dapat diperbaiki dengan thermotherapy.
  • Tendinitis (radang tendo)
  • Bursitis (radang bursa)
  • Sprain ( robekan ligamen sendi)
  • Strain ( robekan otot)
  • Nyeri pada mata yang diakibatkan oleh peradangan kelopak mata (blepharitis).
  • Gangguan sendi temporo mandibular.
  • Nyeri dada yang disebabkan oleh nyeri pada tulang rususk (costochondritis).
  • Nyeri perut dan pelvis.
  • Fibromyalgia dengan gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur.
  • Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial.
  • Asthma

4. Jenis Aplikasi Thermotherapy

Terdapat beberapa jenis thermotherapy. Beberapa diantaranya adalah :
  • Krim panas
    Krim panas dapat meredakan nyeri otot ringan. Walaupun demikian krim tidak dapat menembus otot sehingga kurang efektif dalam mengatasi nyeri otot.
  • Bantal pemanas (Heat Pad)
    Bantal yang dipergunakan berupa kain yang berisi silika gel yang dapat dipanaskan. Biasanya, bantal panas dipergunakan untuk mengurangi nyeri otot pada leher, tulang belakang dan kaki.

    Bantal pemanas juga dipergunakan untuk menangani kekakuan/spasme otot, inflamasi pada tendo dan bursa. Beberapa variasi dari teknik ini meliputi terapi dengan mempergunakan botol panas atau kompres elektris hangat.
  • Kantung Panas (Heat Pack)
    Kantung panas yang terdapat di pasaran sering disebut sebagai kantung hydrocollator dan berisi silika gel yang dapat direndam pada air panas.

    Kantung panas tersebut kemudian dilapisi dengan kantung pengaman kemudian diaplikasikan selama 15 sampai 20 menit. Kantong ini diindikasikan untuk mendapatkan relaksasi tubuh secara umum dan mengurangi siklus nyeri-spasme-iskemi-hipoksia.

    Kelemahan dari teknik ini adalah teknik ini tidak dapat menjangkau otot karena hambatan dari lapisan lemak subcutaneus yang bertindak sebagai isolator dan reaksi vasodilatasi yang kemudian mentransfer panas ke bagian tubuh yang lain.

    Hal yang perlu diperhatikan pada pengunaan heat pack adalah atlet sebaiknya tidak berbaring diatas pack untuk menghindari pecahnya pack dan luka bakar.
  • Tanki whirlpool
    Terapi dengan tanki whirpool merupakan jenis kombinasi hydrotherapy, thermotherapy dan massage.

    Whirpool pada dasarnya merupakan tanki yang dilengkapi dengan motor turbin yang dapat mengatur gerakan air dalam tanki. Kecepatan dan arah gerakan air diatur dengan banyak sedikitnya udara yang dihembuskan ke dalam air.

    Turbin dapat diatur letaknya pada tanki untuk memberikan penguatan efek pada area tubuh tertentu. Efek fisiologis yang ditimbulkan terapi whirpool antara lain meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan (pelebaran pembuluh darah) dan membantu untuk melemaskan jaringan kolagen.

    Terapi ini diindikasikan untuk mengurangi pembengkakan pada radang kronis, spasme otot dan mengurangi nyeri.

    Deskripsi Suhu
    a. Sangat dingin <13 C
    b. Dingin 13-18 C
    c. Moderat 27-33 C
    d. Netral 33-36 C
    e. Hangat 36-37 C
    f. Panas 37-40 C

    Cara pemakaian tanki whirpool adalah sebagai berikut :
    1. Suhu diatur sesuai dengan tabel diatas sesuai dengan fase cedera. Cedera akut memerlukan suhu dingin sedangkan cedera kronis memerlukan suhu panas.
    2. Tanki dipenuhi dengan air kemudian atlet dapat berbaring di dalam tanki dengan posisi area yang akan diterapi berada di dekat turbin pemutar. Pada fase akut, turbin diletakkan tidak terlalu dekat untuk menghindari timbulnya luka. Jarak ideal antara area yang diterapi dengan turbin adalah 20 sampai 25 cm.
    3. Durasi terapi pada cedera akut dimulai dari 5 menit kemudian ditingkatkan sampai dengan maksimal 20 menit. Pada cedera kronis, durasi terapi yang ideal adalah 20 menit.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada terapi dengan tanki whirpool adalah :
    1. Pada beberapa orang, terapi ini menimbulkan pusing yang disebabkan oleh perubahan hemodinamika aliran darah yang disebabkan oleh vasodilatasi perifer.
    2. Untuk mencegah penyebaran infeksi tanki whirpool harus dikosongkan setelah penggunaan, dibersihkan denagan disinfektan, dibilas dan dikeringkan
    3. Aliran listrik pada whirpool harus menggunakan ground yang baik untuk menghindari adanya konsleting listrik.
  • Parafin Bath
    Teknik parafin bath merupakan teknik yang sering dipergunakan untuk terapi bagian ujung ujung tubuh. Parafin merupakan semacam lilin cair yang tidak berwarna yang terbuat dari hidrokarbon yang dipergunaan sebagai pelumas.

    Parafin biasanya dicampur dengan minyak mineral pada bak khusus dimana bagian tubuh yang mengalami keluhan dicelupkan di dalamnya.

    Bak parafin dapat dikontrol untuk menjaga suhu parafin pada 52 sampai 54 C. Campuran parafin dan minyak mineral adalah 25 kg parafin banding 1 L minyak mineral. Minyak mineral ini berguna untuk menurunkan titik didih dari parafin.

    Terapi ini efektif untuk mengatasi gejala arthritis terutama pada area area seperti tanagn, pergelangan atnagn, siku, lutut dan kaki. Terapi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara.

    Cara pertama adalah dengan merendam bagian yang cedera selama 20 sampai 30 menit tanpa digerakkan kemudian bagian tersebut diangkat dan parafin dibiarkan mengeras. Parafin yang mengeras tersebut kemudian dikerok dan dibersihkan.

    Cara yang kedua adalah dengan mencelupkan bagian yang cedera ke dalam parafin cair dan kemudian segera mengangkatnya sampai sedikit mengeras kemudian dicelupkan kembali sebanyak 6 -12 kali sampai ketebalan lapisan lilin mencapai 0.5 – 1 cm.

    Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi ini adalah antara lain area yang akan diterapi harus dalam keadaan bersih dan kering dan terapi ini tidak boleh dilakukan pada area dengan luka terbuka.
  • Contrast Bath
    Contrast bath merupakan hydrotherapy yang mengkombinasikan suhu panas dan dingin. Biasanya digunakan untuk apliaksi pada ekstremitas. Pada pelaksanaannya terapi ini memerlukan dua kontainer untuk penampungan air hangat (41-43 C) dan penampungan air dingin (10 -18 C).

    Terapi ini diindikasikan pada fase peralihan antara tahap akut dan kronis dimana diperlukan peningkatan suhu secara minimal untuk meningkatkan aliran darah tapi mencegah terjadinya pembengkakan.

    Rasio terapi dengan suhu panas dan dingin adalah 3 : 1 sampai 4 : 1 selama 20 menit. Hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan dengan teknik ini adalah bahwa suhu air diupayakan konstan.
  • Shortwave dan Microwave Diathermy
    Shortwave dan microwave diathermy merupakan dua modalitas yang dapat memancarkan energi elektromagnet yang mampu menimbulkan panas pada jaringan yang lebih dalam.

    Gelombang tersebut secara selektif diserap oleh jaringan dengan kadar air yang tinggi misalkan otot. Banyaknya energi panas diserap oleh otot bergantung pada ketebalan otot dan tebalnya lapisan lemak di bawah kulit.

    Bentuk terapi dengan shortwave diathermy dapat berupa gelombang kontinyu maupun gelombang yang terputus putus.

    Dengan menggunakan jenis pulsed, kenaikan suhu dapat dibatasi, persepsi penderita terhadap rasa panas juga berkurang. Terapi dengan gelombang mikro bermanfaat untuk mengatasi gangguan sprain, strain, hernia diskus, spasme otot dan arthritis.

    Terapi gelombang mikro sering dipergunakan untuk terapi nyeri punggung bawah, tenosyvitis (radang selaput tendon) dan osteoarthritis lutut. Daya tembus shortwave diathermy adalah sekitar 2,5 cm pada shortwave diathermy tipe condensor dan 4 cm pada shortwave diathermy tipe induktif.

    Microwave diathermy pada prinsipnya sama dengan shortwave diathermy akan tetapi dengan panjang gelombang yang lebih panjang sehingga daya tembusnya lebih baik, sampai dengan 5 cm pada atlet dengan ketebalan lemak 0,5 cm.

    Target suhu pada pemakaian microwave diathermy adalah 40 sampai 45 C dan dapat terlokalisasi lebih baik daripada shortwave diathermy. Diantara aplikator dan kulit sebaiknya diletakkan bahan penyerap untuk menyerap keringat. Pada umumnya waktu terapi yang diperlukan adalah 20 sampai 30 menit.

    Terapi ini dikontraindikasikan pada penderita yang mengalami gangguan sensasi, luka terbuka, wanita hamil. Pemakaian pada organ tubuh seperti mata, ovarium, area pertumbuhan tulang juga perlu dihindari. Pada pemakaiannya, objek metal seperti perhiasan harus dilepas.

    Dosis Efek Pemakaian
    Dosis Terendah Targer persepsi panas belum dapat disensor oleh reseptor panas. Pada fase akut dengan dosis 2 sampai 5 menit tiap hari selama 2 minggu.

    Dosis Rendah Terasa sedikit panas Pada fase subakut untuk mengurangi pembengakakan dengan dosis 2 sampai 5 menit tiap hari selama 2 minggu Dosis Medium Rasa panas sedang Pada fase subakut dengan dosis 2 sampai30 menit sebanyak 2 sampai 3 kali seminggu selama 1 sampai minggu.

    Dosis Tinggi Rasa panas yang cukup tinggi akan tetapi masah dibawah ambang nyeri sehingga masih dirasakan nyaman bagi penderita. Pada fase kronis dengan dosis 5 sampai 30 menit sebanyak 2 sampai 3 kali seminggu selama 1 sampai 4 minggi.
  • Terapi Ultrasound
    Terapi ultrasound yang mempergunakan gelombang suara energi tinggi yang dapat dirubah menjadi panas pada jaringan tubuh bagian dalam. Antara alat ultrasound dan kulit diolesi jel, minyak atau air yang berfungsi sebagai penghantar gelombang suara.

    Energi dihasilkan oleh kristal kuarsa yang dapat kemudian menembus jel, menghasilkan panas pada jaringan lunak dan bahkan tulang di bagian dalam, meningkatkan aliran darah dan metabolisme jaringan serta meningkatkan ambang batas nyeri.

    Pada frekuensi 1 megahertz sampai 3 megahertz, gelombang ultra dapat menembus struktur yang lebih dalam seperti kapsul persendian, tendon dan ligamen sehingga dapat meningkatkan jangkauan gerak sendi.

    Gelombang suara ultra juga memiliki efek anti inflamasi yang kuat serta efektif untuk mengurangi keteganagan otot yang sering mengakibatkan nyeri punggung dan sering terjadi pada peradangan saraf (neuritis).

5. Resiko Thermotherapy

Thermotherapy tidak boleh dilakukan pada cedera fase akut karena panas dapat meningkatkan aliran darah dan dapat memperparah pembengkakan. Sebagai contoh merendam lutut yang mengalami cedera akut dapat menimbulkan nyeri, memperparah pembengkakan dan memperlama proses penyembuhan.

Pada fase awal, disarankan dilakukan terapi dengan modalitas dingin (cryotherapy) untuk mengurangi peradangan sebelum kemudian dilakukan thermotherapy. Thermotherapy dilakukan apabilan tanda-tanda peradangan sudah menurun.

Terapi panas juga tidak boleh dilakukan pada jaringan yang sedang dilakukan terapi radiasi atau yang mengalami kanker. Terapi ini juga tidak boleh dilakukan pada orang dengan gangguan sensasi saraf seperti orang dengan diabetes untuk menghindari terjadinya luka bakar.

Selanjutnya terapi ini juga tidak diperkenankan dilakukan pada wanita hamil karena dapat menimbulkan efek teratogenik (menimbulkan kecacatan pada bayi).

Resiko lain thermotherapy meliputi :
  • Hot packs dapat meningkatkan suhu basal tubuh dan aliran darah sehingga dapat meningkatkan resiko peradangan. Selain itu hot pack dapat menimbulkan luka bakar.
  • Parafin dapat menimbulkan luka bakar. Terapi ini tidak boleh dilakukan pada luka terbuka, infeksi kulit, neoplasm (pertumbuhan jaringan yang abnormal), dan gangguan pembuluh darah.
  • Terapi ultrasound dapat menimbulkan kavitasi (rongga) pada jaringan atau dapat pula terjadi pemanasan yang berlebihan pada periosteum (jaringan fibrosa yang melindungi permukaan tulang).

    Terapi ini tidak boleh dilakukan pada area sumsum tulang belakang. Terapi ini juga tidak boleh dilakukan pada area perut wanita hamil, mata atau daerah yang terindikasi mengalami keganasan. Penderita dengan gangguan persepsi nyeri juga tidak boleh diterapi dengan ultrasound.
  • Diathermy juga meningkatkan resiko luka bakar. Gelombang mikro tidak diperkenankan pada wanita hamil, penderita dengan pacemaker atau penderita dengan implant elektrik.
  • Kream panas tidak boleh diberikan pada daerah dekat mata dan kulit yang sensitif. Terapi ini tidak boleh dikombinasikan dengan terapi panas yang lain untuk menghindari efek panas yang berlebihan karena bahan kimia yang ada pada kream panas dapat meningkatkan aliran darah sehingga mengahmbat respon termoregulasi sehingga dapat meningkatkan resiko luka bakar.


Nah itu dia bahasan dari terapi panas (thermotherapy) fisioterapi, dari penjelasan diatas bisa diketahui Terapi Panas adalah terapi dengan menggunakan panas untuk mengatasi gejala nyeri khususnya yang berkaitan dengan ketegangan otot.

Termotherapy banyak digunakan untuk mengatasi arthritis, bursitis, tendinitis, nyeri punggung dan nyeri bahu . Thermotherapy memperlebar pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah pada kulit . Terapi panas dapat merileksasikan otot dan mengurangi kekakuan sendi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa panas dapat memblok reseptor nyeri. Secara umum terapi panas dapat dilakukan sendiri di rumah, akan tetapi beberapa jenis terapi panas memerlukan pengawasan dan harus dilakukan di dalam klinik atau rumah sakit.

Terdapat beberapa metode untuk melakukan terapi panas meliputi :
  • Kompres hangat atau panas
  • Bantal pemanas
  • Kream panas
  • Parafin dan bak whirpoll
  • Terapi dengan ultrasound
  • Diathermy, dengan menggunakan gelombang mikro

Terapi dengan panas yang lembab tampaknya lebih efektif untuk mengatasi nyeri dibandingkan dengan terapi dengan panas yang kering karena kelembaban dapat menghantarkan panas menuju ke dalam jaringan yang lebih dalam.

Thermotherapy biasanya dikombinasikan hydrotherapy (terapi air). Dalam banyak kasus cryotherapy (coldtherapy) digunakan untuk mengurangi peradangan dapat dilakukan thermotherapy. Sekian dari artikel ini, mungkin hanya itu yang bisa disampaikan, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini.."God Bless Us and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel