-->

Etiologi dan Patogenesis Tinea Kruris Pada Manusia

 Tinea Kruris- Tinea kruris adalah penyakit dermatofitosis (penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk) yang disebabkan infeksi golongan jamur dermatofita pada daerah kruris (sela paha, perineum, perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan etiologi dan patogenesis tinea kruris pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Etiologi dan Patogenesis Tinea Kruris Pada Manusia Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin (Budimulja, 1999).  Menurut Emmons (1934) dalam Budimulja (1999), dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.   Penyebab Tinea kruris sendiri sering kali oleh Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, dan Trichophyton verrucosum (Siregar R.S., 2004).   Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai dengan stratum basalis (Boel, 2003).  Menurut Rippon (1974) dalam Budimulja (1999), selain sifat keratofilik masih banyak sifat yang sama di antara dermatofita, misalnya sifat faali, taksonomis, antigenik, kebutuhan zat makanan untuk pertumbuhannya, dan penyebab penyakit. Jamur ini mudah hidup pada medium dengan variasi pH yang luas. Jamur ini dapat hidup sebagai saprofit tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun di dalam berbagai organ manusia atau hewan. Pada keadaan tertentu sifat jamur dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal.  Beberapa jamur hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainnya terutama menyerang hewan (zoofilik) walau kadang-kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesi kulit pada manusia, keberadaan jamur tersebut sering menyebabkan terjadinya suatu reaksi inflamasi yang hebat. Penularan biasanya terjadi karena adanya kontak dengan debris keratin yang mengandung hifa jamur (Graham-Brown, 2002).    Nah itu dia bahasan dari etiologi dan patogenesis tinea kruris pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai etiologi dan patogenesis tinea kruris pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Etiologi dan Patogenesis Tinea Kruris


Etiologi dan Patogenesis Tinea Kruris Pada Manusia

Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin (Budimulja, 1999).

Menurut Emmons (1934) dalam Budimulja (1999), dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. 

Penyebab Tinea kruris sendiri sering kali oleh Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, dan Trichophyton verrucosum (Siregar R.S., 2004). 

Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai dengan stratum basalis (Boel, 2003).

Menurut Rippon (1974) dalam Budimulja (1999), selain sifat keratofilik masih banyak sifat yang sama di antara dermatofita, misalnya sifat faali, taksonomis, antigenik, kebutuhan zat makanan untuk pertumbuhannya, dan penyebab penyakit. Jamur ini mudah hidup pada medium dengan variasi pH yang luas. Jamur ini dapat hidup sebagai saprofit tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun di dalam berbagai organ manusia atau hewan. Pada keadaan tertentu sifat jamur dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal.

Beberapa jamur hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainnya terutama menyerang hewan (zoofilik) walau kadang-kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesi kulit pada manusia, keberadaan jamur tersebut sering menyebabkan terjadinya suatu reaksi inflamasi yang hebat. Penularan biasanya terjadi karena adanya kontak dengan debris keratin yang mengandung hifa jamur (Graham-Brown, 2002).


Nah itu dia bahasan dari etiologi dan patogenesis tinea kruris pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai etiologi dan patogenesis tinea kruris pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel