-->

Patofisiologi Impetigo Krustosa Pada Manusia

 Patofisiologi Impetigo Krustosa - Impetigo adalah infeksi permukaan kulit, di mana penyakit ini merupakan salah satu bentuk pioderma (infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus, Streptococcus, atau keduanya) yang sangat menular. Impetigo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu impetigo yang ditandai dengan keropeng (impetigo krustosa), dan impetigo yang ditandai dengan benjolan berisi cairan (impetigo bulosa). Sebanyak 70% impetigo adalah bentuk keropeng. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan patofisiologi Impetigo Krustosa pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Patofisiologi Impetigo Pada Manusia Impetigo krustosa atau non bulosa merupakan jenis impetigo yang paling sering dijumpai dan hampir 70% terjadi pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan infeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus β Hemolyticus Grup A (GABHS) atau yang biasa dikenal dengan nama Streptococcus pyogenes. Telah dilaporkan bahwa sebanyak 50-60% kasus disebabkan Staphylococcus aureus yang merupakan patogen utama penyebab impetigo krustosa. Namun pada kenyataanya, hampir 20-45% kasus disebabkan oleh kombinasi antara keduanya. Bakteri Staphylococcus aureus memproduksi racun bakteriotoksin pada streptococcus. Racun inilah yang menjadi alasan mengapa hanya Staphylococcus aureus yang terisolasi pada lesi walaupun penyebabnya adalah Streptococcus pyogenes. Jika seorang individu mengadakan kontak dengan penderita impetigo, maka individu dengan kulit normal dapat terkontaminasi oleh bakteri ini. Pada kulit yang terkolonisasi oleh bakteri ini, maka pada luka kecil seperti lecet atau tergigit serangga akan timbul lesi antara 1-2 minggu (Andryani dkk, 2013).  Streptococcus pyogenes dapat ditemukan pada tenggorokan dan hidung pada beberapa individu sekitar 2-3 minggu setelah timbulnya lesi, meskipun tidak ada gejala faringitis streptococcal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan rantai pada bakterinya. Biasanya impetigo disebabkan oleh rantai D, sedangkan faringitis disebabkan rantai A, B, dan C (Andryani dkk, 2013)    Nah itu dia bahasan dari patofisiologi impetigo pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi impetigo pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Patofisiologi Impetigo Krustosa


Patofisiologi Impetigo Krustosa Pada Manusia

Impetigo krustosa atau non bulosa merupakan jenis impetigo yang paling sering dijumpai dan hampir 70% terjadi pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan infeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus β Hemolyticus Grup A (GABHS) atau yang biasa dikenal dengan nama Streptococcus pyogenes. Telah dilaporkan bahwa sebanyak 50-60% kasus disebabkan Staphylococcus aureus yang merupakan patogen utama penyebab impetigo krustosa. Namun pada kenyataanya, hampir 20-45% kasus disebabkan oleh kombinasi antara keduanya. Bakteri Staphylococcus aureus memproduksi racun bakteriotoksin pada streptococcus. Racun inilah yang menjadi alasan mengapa hanya Staphylococcus aureus yang terisolasi pada lesi walaupun penyebabnya adalah Streptococcus pyogenes. Jika seorang individu mengadakan kontak dengan penderita impetigo, maka individu dengan kulit normal dapat terkontaminasi oleh bakteri ini. Pada kulit yang terkolonisasi oleh bakteri ini, maka pada luka kecil seperti lecet atau tergigit serangga akan timbul lesi antara 1-2 minggu (Andryani dkk, 2013).

Streptococcus pyogenes dapat ditemukan pada tenggorokan dan hidung pada beberapa individu sekitar 2-3 minggu setelah timbulnya lesi, meskipun tidak ada gejala faringitis streptococcal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan rantai pada bakterinya. Biasanya impetigo disebabkan oleh rantai D, sedangkan faringitis disebabkan rantai A, B, dan C (Andryani dkk, 2013)


Nah itu dia bahasan dari patofisiologi Impetigo Krustosa pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi Impetigo Krustosa pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel