-->

Klasifikasi Cerebral Palsy atau CP Pada Manusia

 Klasifikasi Cerebral Palsy atau CP- Cerebral Palsy atau CP adalah suatu kelainan otak yang ditandai dengan gangguan mengontrol hingga timbul kesulitan dalam bergerak dan meletakkan posisi tubuh disertai gangguan fungsi tubuh lainnya (Organization[WHO], 2014) akibat kerusakan atau kelainan fungsi bagian otak tertentu pada bayi atau anak dapat terjadi ketika bayi dalam kandungan, saat lahir atau setelah lahir, sering disertai dengan ketidaknormalan bicara, penglihatan, kecerdasan kurang, buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan saraf lainnya. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan klasifikasi Cerebral Palsy atau CP pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Klasifikasi Cerebral Palsy atau CP Pada Manusia Menurut (Kemala, 2014) Berdasarkan letak kelainan otak dan fungsi gerak Cerebral palsy dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:   Cerebral Palsy Spastik Merupakan bentukan CP Anatomi yang mengalami kerusakan pada kortex cerebellum yang menyebabkan hiperaktive reflex dan stretch reflex terjadi terbanyak (70-80%). Otot mengalami kekakuan dan secara permanen akan menjadi kontraktur. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Cerebral Palsy spastik dapat dikelompokkan menurut kelainan pokoknya (Kemala, 2014), yaitu berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena :  Monoplegia Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan.  Diplegia Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada kedua lengan.  Tetraplegia/Quadriplegia Tetraplegia bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki. Quadriplegia bila keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama.  Hemiplegia Bila mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih berat, Serangan epilepsi fokal tidak begitu umum, tetapi secara banding lebih sering dijumpai pada anak hemiplegia spastik daripada anak non-spastik.    Cerebral Palsy athetosis/diskenetik/koreoatetosis Bentuk CP ini menyerang kerusakan pada bangsal banglia yang mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan. Kondisi ini melibatkan sistem ekstrapiramidal. Karakteristik yang ditampakkan adalah gerakan-gerakan yang involunter dengan ayunan yang melebar.  Gerakan abnormal ini mengenai lengan atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka dan lidah menyebabkan anak-anak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode peningkatan stress dan hilang pada saat tidur.  Pasien juga mengalami masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria). CP atetosis terjadi pada 10-20% penderita CP. Atetotis dibagi menjadi 2 yaitu;  Distonik Kondisi ini sangat jarang sehingga penderita yang mengalami distonik dapat mengalami misdiagnosis. Gerakan distonia tidak seperti kondisi yang ditunjukkan oleh distonia lainnya. Umumnya menyerang otot kaki dan lengan sebelah proksimal. Gerakan yang dihasilkan lambat dan berulang-ulang, terutama pada leher dan kepala.  Diskinetik Didominasi oleh abnormalitas bentuk atau gerakan-gerakan involunter tidak terkontrol, berulang-ulang dan kadang melakukan gerakan stereotipe.    Cerebral Palsy ataksid/ataxia Penderita yang terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan tidak stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi saling berjauhan, berjalan gontai kesulitan dalam melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis, atau mengancingkan baju.    Cerebral Palsy campuran Seseorang mempunyai kelainan dua atau lebih dar tipe-tipe kelainan di atas.   Berdasarkan estimasi tingkat derajat kecacatan (Sheresta N, 2017) : Minimal Perkembangan motrik normal hanya terganggu secara kualitatif Gejala : kelainan tonus sementara, reflex primitif menetap tidak terlalu lama, kelainan postur ringan, gangguan motoric kasar dan halus, misalnya clumpsy. Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar spesifik.  Ringan Perkembangan motoric Berjalan usia 24 bulan -36 bulan , penderita masih bisa melakukan pekerjaan atau aktvitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus Gejala : beberapa kelainan pada pemeriksaan neurologis, perkembangan refleks primitive abnormal,respon postural terganggu, gangguan motorik(tremor), gangguan koordinasi. Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar spesifik   Sedang Perkembangan motoric : berjalan usia >3 tahun, anak berjalan dengan atau tanpa alat bantu ,kadang memerlukan bracing untuk ambulasi seperti tripod atau tongkat. Kaki atau tungkai masih dapat berfungsi sebagai pengontrol gaya berat badan. Aktivitas terbatas akan tetapi dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri , penderita membutuhkan sedikit bantuan khusus dan pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak dan berbicara. Pengertian atau rasa keindahan masih ada , dengan pertolongan khusus diharapkan penderita dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat. Gejala : Berbagai kelainan neurologis, refleks primitif menetap dan kuat, respon postural melambat  Penyakit penyerta tingkat kecerdasan ,gangguan belajar, komunikasi, kadang disertai kejang.  Berat Perkembangan motoric : Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas fisik(berjalan) atau berjalan dengan alat bantu khusus seperti kursi roda kadang perlu operasi. Penderita tidak mungkin hidup tanpa pertolongan orang lain, dan membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara serta tidak dapat menolong diri-sendiri. pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung dengan reterdasi mental , yang pengertian dan rasa keindahan tidak ada sehingga akan menimbulkan gangguan social-emosional baik bagi keluarganya maupun lingkungannya. Gejala : neurolgis dominan, refleks primitif menetap dan respon postural tidak muncul    Berdasarkan defisit neurologis, Cerebral Palsy terdiri dari : Tipe spastik atau piramidal Pada tipe ini gejala yang selalu ada adalah :  Hipertoni (fenomena pisau lipat) Hiperfleksi yang disertai klonus Kecenderungan timbul kontraktur Refleks patologis    Tipe ekstrapiramidal  Akan berpengaruh pada bentuk, gerakan involunter, seperti atetosis, dystonia, dan ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Pada tipe ini kontraktur jarang ditemukan apabila mengenai saraf otak bisa melihat wajah yang asimetris dan disartria.    Nah itu dia bahasan dari klasifikasi Cerebral Palsy atau CP pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai klasifikasi Cerebral Palsy atau CP pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Klasifikasi Cerebral Palsy atau CP


Klasifikasi Cerebral Palsy atau CP Pada Manusia

Menurut (Kemala, 2014) Berdasarkan letak kelainan otak dan fungsi gerak Cerebral palsy dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 

Cerebral Palsy Spastik

Merupakan bentukan CP Anatomi yang mengalami kerusakan pada kortex cerebellum yang menyebabkan hiperaktive reflex dan stretch reflex terjadi terbanyak (70-80%). Otot mengalami kekakuan dan secara permanen akan menjadi kontraktur. Jika kedua tungkai mengalami spastisitas pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan lurus. Cerebral Palsy spastik dapat dikelompokkan menurut kelainan pokoknya (Kemala, 2014), yaitu berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena :

Monoplegia

Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan.

Diplegia

Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat daripada kedua lengan.

Tetraplegia/Quadriplegia

Tetraplegia bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan dan 1 kaki. Quadriplegia bila keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama.

Hemiplegia

Bila mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih berat, Serangan epilepsi fokal tidak begitu umum, tetapi secara banding lebih sering dijumpai pada anak hemiplegia spastik daripada anak non-spastik.


Cerebral Palsy athetosis/diskenetik/koreoatetosis

Bentuk CP ini menyerang kerusakan pada bangsal banglia yang mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan perlahan. Kondisi ini melibatkan sistem ekstrapiramidal. Karakteristik yang ditampakkan adalah gerakan-gerakan yang involunter dengan ayunan yang melebar.

Gerakan abnormal ini mengenai lengan atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka dan lidah menyebabkan anak-anak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode peningkatan stress dan hilang pada saat tidur.

Pasien juga mengalami masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria). CP atetosis terjadi pada 10-20% penderita CP. Atetotis dibagi menjadi 2 yaitu;

Distonik

Kondisi ini sangat jarang sehingga penderita yang mengalami distonik dapat mengalami misdiagnosis. Gerakan distonia tidak seperti kondisi yang ditunjukkan oleh distonia lainnya. Umumnya menyerang otot kaki dan lengan sebelah proksimal. Gerakan yang dihasilkan lambat dan berulang-ulang, terutama pada leher dan kepala.

Diskinetik

Didominasi oleh abnormalitas bentuk atau gerakan-gerakan involunter tidak terkontrol, berulang-ulang dan kadang melakukan gerakan stereotipe.


Cerebral Palsy ataksid/ataxia

Penderita yang terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan tidak stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi saling berjauhan, berjalan gontai kesulitan dalam melakukan gerakan cepat dan tepat, misalnya menulis, atau mengancingkan baju.


Cerebral Palsy campuran

Seseorang mempunyai kelainan dua atau lebih dar tipe-tipe kelainan di atas. 

Berdasarkan estimasi tingkat derajat kecacatan (Sheresta N, 2017) :

Minimal

  • Perkembangan motrik normal hanya terganggu secara kualitatif
  • Gejala : kelainan tonus sementara, reflex primitif menetap tidak terlalu lama, kelainan postur ringan, gangguan motoric kasar dan halus, misalnya clumpsy.
  • Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar spesifik.

Ringan

  • Perkembangan motoric Berjalan usia 24 bulan -36 bulan , penderita masih bisa melakukan pekerjaan atau aktvitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus
  • Gejala : beberapa kelainan pada pemeriksaan neurologis, perkembangan refleks primitive abnormal,respon postural terganggu, gangguan motorik(tremor), gangguan koordinasi.
  • Penyakit penyerta gangguan komunikasi, dan gangguan belajar spesifik 

Sedang

  • Perkembangan motoric : berjalan usia >3 tahun, anak berjalan dengan atau tanpa alat bantu ,kadang memerlukan bracing untuk ambulasi seperti tripod atau tongkat. Kaki atau tungkai masih dapat berfungsi sebagai pengontrol gaya berat badan. Aktivitas terbatas akan tetapi dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri , penderita membutuhkan sedikit bantuan khusus dan pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak dan berbicara. Pengertian atau rasa keindahan masih ada , dengan pertolongan khusus diharapkan penderita dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat.
  • Gejala : Berbagai kelainan neurologis, refleks primitif menetap dan kuat, respon postural melambat 
  • Penyakit penyerta tingkat kecerdasan ,gangguan belajar, komunikasi, kadang disertai kejang.

Berat

  • Perkembangan motoric : Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas fisik(berjalan) atau berjalan dengan alat bantu khusus seperti kursi roda kadang perlu operasi. Penderita tidak mungkin hidup tanpa pertolongan orang lain, dan membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara serta tidak dapat menolong diri-sendiri. pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung dengan reterdasi mental , yang pengertian dan rasa keindahan tidak ada sehingga akan menimbulkan gangguan social-emosional baik bagi keluarganya maupun lingkungannya.
  • Gejala : neurolgis dominan, refleks primitif menetap dan respon postural tidak muncul


Berdasarkan defisit neurologis, Cerebral Palsy terdiri dari :

Tipe spastik atau piramidal

Pada tipe ini gejala yang selalu ada adalah :

  • Hipertoni (fenomena pisau lipat)
  • Hiperfleksi yang disertai klonus
  • Kecenderungan timbul kontraktur
  • Refleks patologis


Tipe ekstrapiramidal 

Akan berpengaruh pada bentuk, gerakan involunter, seperti atetosis, dystonia, dan ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Pada tipe ini kontraktur jarang ditemukan apabila mengenai saraf otak bisa melihat wajah yang asimetris dan disartria.


Nah itu dia bahasan dari klasifikasi Cerebral Palsy atau CP pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai klasifikasi Cerebral Palsy atau CP pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel