-->

Faktor-Faktor Penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder Pada Manusia

 Faktor-Faktor Penyebab ADHD- Attention Deficit Hyperactive Disorder adalah nama yang diberikan untuk anak-anak, remaja, dan beberapa orang dewasa, yang kurang mampu meperhatikan, mudah dikacaukan, dengan over aktif, dan juga impulsif. ADHD adalah suatu gangguan neurobiologi, dan bukan penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik. Banyak macam faktor yang disebut sebagai penyebab ADHD (Millichap, 2013:1). Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan faktor-faktor penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Faktor-Faktor Penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder Pada Manusia Penelitian terhadap penyebab ADHD masih tetap berlangsung, laporan mengenai ADHD semakin hari juga semakin banyak. Sudah sejak lama didiskusikan sama seperti gangguan psikiatrik lainnya apakah ADHD sebenarnya adalah gangguan yang berasal dari gangguan neurologis di otak, atau disebabkan oleh faktor pengasuhan orang tua. Beberapa hal sebagai faktor penyebab ADHD kini sudah semakin jelas, yang diantaranya :  Faktor Genetik atau Keturunan Dari penelitian faktor keturunan pada anak kembar dan anak adopsi, tampak bahwa faktor keturunan membawa peran sekitar 80%. Dengan kata lain bahwa sekitar 80% dari perbedaan antara anak-anak yang mempunyai gejala ADHD di kehidupan bermasyarakat akan ditentukan oleh faktor genetik.   Anak dengan orang tua yang menyandang ADHD mempunyai delapan kali kemungkinan mempunyai resiko mendapatkan anak ADHD. Namun, belum diketahui gen mana yang menyebabkan ADHD (Paternotte&Buitelaar, 2010:17).    Faktor Fungsi Otak Secara sederhana dapat dikatakan bahwa secara biologis ada dua mekanisme di dalam otak yaitu pengaktifan sel-sel saraf (Eksitasi) dan penghambat sel-sel saraf (Inhibisi). Pada reaksi eksitasi sel-sel saraf terhadap adanya rangsangan dari luar adalah melalui panca indra.   Dengan reaksi inhibisi, sel-sel saraf akan mengatur bila terlalu banyak eksitasi. Pada perkembangan seorang anak pada dasarnya mengaktifkan sistem- sistem ini adalah perkembangan terbanyak.   Pada anak kecil, sistem pengereman atau sistem hambatan belumlah cukup berkembang: setiap anak balita bereaksi impulsif, sulit menahan diri, dan menganggap dirinya pusat dari dunia.   Umumnya sistem inhibisi akan mulai pada usia 2 tahun, dan pada usia 4 tahun akan berkembang secara kuat. Tampaknya pada anak ADHD perkembangan sistem ini lebih lambat, dan juga dengan kapasitas yang lebih kecil.   Sistem penghambat atau pengereman di otak bekerja kurang kuat atau kurang mencukupi. Dari penelitian juga disebutkan bahwa adanya neuro-anatomi dan neuro-kimiawi yang berbeda antara anak yang menyandang ADHD dan tidak (Paternotte&Buitelaar, 2010:19).    Faktor Lingkungan Saat ini tidak lagi diperdebatkan apakan ADHD disebabkan oleh lingkungan ataukah gen, namun sekarang lebih mengarah pada bagaimana hubungan atau interaksi yang terjadi antara faktor genetik dan lingkungan.   Dengan kata lain, ADHD juga bergantung pada kondisi gen tersebut dan efek negatiflingkungan, bila hal ini terjadi secara bersamaan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan penuh resiko.   Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan secara luas, termasuk lingungan psikologis (relasi dengan orang lain, berbagai kejadian dan penanganan yang telah diberikan), lingkungan fisik (makanan, obat-obatan, menyinaran), lingkungan biologis ( cedera otak, radang otak, komplikasi saat melahirkan) (Paternotte&Buitelaar, 2010:18).  Sedangakan dalam Flanagen (2002:3) disebutkan bahwa pada dasarnya penyebab ADHD belum pasti, namun beberapa ilmuan yakin bahwa ADHD bukan disebabkan oleh kerusakan otak atau alergi makanan. Beberapa hipotesis penelitian menyebutkan penyebab dari ADHD adalah :  Keturunan/faktor genetik, banyak anak yang menderita ADHD mempunyai kerabat dekat yang tampaknya memiliki gejala serupa. Defisit neurotransmiter, dua neurotransmiter pada otak tampaknya berperan dalam regulasi jumlah pembangkitan dan perhatian. Kedua neurotransmiter tersebut noradrenaline dan dopamine. Konsumsi obat mempengaruhi regulasi keduanya. Kelambatan perkembangan sistem pembangkitan diotak, pengobatan stimulan meningkatkan pembangkitan, ada beberapa indikasi bahwa kemungkinan anak-anak ADHD menderita kelambatan pembangkitan yang membuat mereka tidak sensitif terhadap rangsang yang datang. Perkembangan otak yang abnormal, tidak berfungsinya lobus frontal. Lobus frontal adalah area pada otak yang mengumpulkan input auditori dan visual yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa lobus ini didombardir dengan banyak informasi yang tidak tersaring dan tidak sesuai.  Dari gambaran diatas terlihat ADHD tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja melainkan multi faktor yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.    Nah itu dia bahasan dari faktor-faktor penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai faktor-faktor penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Faktor-Faktor Penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder


Faktor-Faktor Penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder Pada Manusia

Penelitian terhadap penyebab ADHD masih tetap berlangsung, laporan mengenai ADHD semakin hari juga semakin banyak. Sudah sejak lama didiskusikan sama seperti gangguan psikiatrik lainnya apakah ADHD sebenarnya adalah gangguan yang berasal dari gangguan neurologis di otak, atau disebabkan oleh faktor pengasuhan orang tua. Beberapa hal sebagai faktor penyebab ADHD kini sudah semakin jelas, yang diantaranya :

Faktor Genetik atau Keturunan

Dari penelitian faktor keturunan pada anak kembar dan anak adopsi, tampak bahwa faktor keturunan membawa peran sekitar 80%. Dengan kata lain bahwa sekitar 80% dari perbedaan antara anak-anak yang mempunyai gejala ADHD di kehidupan bermasyarakat akan ditentukan oleh faktor genetik. 

Anak dengan orang tua yang menyandang ADHD mempunyai delapan kali kemungkinan mempunyai resiko mendapatkan anak ADHD. Namun, belum diketahui gen mana yang menyebabkan ADHD (Paternotte&Buitelaar, 2010:17).


Faktor Fungsi Otak

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa secara biologis ada dua mekanisme di dalam otak yaitu pengaktifan sel-sel saraf (Eksitasi) dan penghambat sel-sel saraf (Inhibisi). Pada reaksi eksitasi sel-sel saraf terhadap adanya rangsangan dari luar adalah melalui panca indra. 

Dengan reaksi inhibisi, sel-sel saraf akan mengatur bila terlalu banyak eksitasi. Pada perkembangan seorang anak pada dasarnya mengaktifkan sistem- sistem ini adalah perkembangan terbanyak. 

Pada anak kecil, sistem pengereman atau sistem hambatan belumlah cukup berkembang: setiap anak balita bereaksi impulsif, sulit menahan diri, dan menganggap dirinya pusat dari dunia. 

Umumnya sistem inhibisi akan mulai pada usia 2 tahun, dan pada usia 4 tahun akan berkembang secara kuat. Tampaknya pada anak ADHD perkembangan sistem ini lebih lambat, dan juga dengan kapasitas yang lebih kecil. 

Sistem penghambat atau pengereman di otak bekerja kurang kuat atau kurang mencukupi. Dari penelitian juga disebutkan bahwa adanya neuro-anatomi dan neuro-kimiawi yang berbeda antara anak yang menyandang ADHD dan tidak (Paternotte&Buitelaar, 2010:19).


Faktor Lingkungan

Saat ini tidak lagi diperdebatkan apakan ADHD disebabkan oleh lingkungan ataukah gen, namun sekarang lebih mengarah pada bagaimana hubungan atau interaksi yang terjadi antara faktor genetik dan lingkungan. 

Dengan kata lain, ADHD juga bergantung pada kondisi gen tersebut dan efek negatiflingkungan, bila hal ini terjadi secara bersamaan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan penuh resiko. 

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan secara luas, termasuk lingungan psikologis (relasi dengan orang lain, berbagai kejadian dan penanganan yang telah diberikan), lingkungan fisik (makanan, obat-obatan, menyinaran), lingkungan biologis ( cedera otak, radang otak, komplikasi saat melahirkan) (Paternotte&Buitelaar, 2010:18).

Sedangakan dalam Flanagen (2002:3) disebutkan bahwa pada dasarnya penyebab ADHD belum pasti, namun beberapa ilmuan yakin bahwa ADHD bukan disebabkan oleh kerusakan otak atau alergi makanan. Beberapa hipotesis penelitian menyebutkan penyebab dari ADHD adalah :

  • Keturunan/faktor genetik, banyak anak yang menderita ADHD mempunyai kerabat dekat yang tampaknya memiliki gejala serupa.
  • Defisit neurotransmiter, dua neurotransmiter pada otak tampaknya berperan dalam regulasi jumlah pembangkitan dan perhatian. Kedua neurotransmiter tersebut noradrenaline dan dopamine. Konsumsi obat mempengaruhi regulasi keduanya.
  • Kelambatan perkembangan sistem pembangkitan diotak, pengobatan stimulan meningkatkan pembangkitan, ada beberapa indikasi bahwa kemungkinan anak-anak ADHD menderita kelambatan pembangkitan yang membuat mereka tidak sensitif terhadap rangsang yang datang.
  • Perkembangan otak yang abnormal, tidak berfungsinya lobus frontal. Lobus frontal adalah area pada otak yang mengumpulkan input auditori dan visual yang berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa lobus ini didombardir dengan banyak informasi yang tidak tersaring dan tidak sesuai.

Dari gambaran diatas terlihat ADHD tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja melainkan multi faktor yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.


Nah itu dia bahasan dari faktor-faktor penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai faktor-faktor penyebab ADHD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel