-->

Fisiologi Usus Besar Pada Manusia

 Fisiologi Usus Besar- Usus besar merupakan salah satu bagian dari tubuh pada sistem pencernaan manusia, yang berfungsi di dalam membantu manusia mencerna makanan. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan fisiologi usus besar pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut ini.


Fisiologi Usus Besar Pada Manusia Usus besar adalah bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besarsebagian nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna.   Biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam di lambung, enam sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya diusus besar.  Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses ahir isi usus, fungsi usus besar adalah :  Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makanan dan mengubah dari cairan menjadi massa. Tempat tinggal sejumlah bakteri E. colli, yang mampu mencerna kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh setiap hari. Memproduksi vitamin antara lain vitamin K, ribovlafin, dan tiamin serta berbagai gas. Penyiapan selulosa yang berupa hidrat arang dalam tumbuhtumbuhan, buah-buahan, dan sayuran hijau.  Pembagian Usus Besar  Usus besar dibagi menjadi tiga, antara lain :  Sekum Kimus yang tidak diabsorbsi memasuki sekum melalui katup ileosekal. Katup ini merupakan lapisan otot sirkular yang mencegah regurgitasi dan kembalinya isi kolon ke usus halus.  Kolon Walupun kimus yang berair memasuki kolon, volume air menurun saat kimus bergerak di sepanjang kolon. Kolon dibagi menjadi kolon asenden, kolon tranversal, kolon desenden, dan kolon sigmoid. Kolon di bangun oleh jaringan otot, yang memungkinkanya menampung dan mengeliminasi produk buangan dalam jumlah besar.  Kolon mempunyai empat fungsi yang saling berkaitan : absorbsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi. Sejumlah besar volume air., natrium dan klorida diabsorbsi oleh kolon setiap hari. Pada waktu makanan bergerak melalui kolon, terjadi kontraksi haustral.   Kontraksi ini sama dengan kontraksi segmental usus halus, tetapi berlangsung lebih lama sampai 5 menit. Kontraksi membentuk kantung berukuran besar didinding kolon, menyediakan daerah permukaan yang luas untuk absorbsi.  Sebanyak 2,5 liter air dapat diabsorbsi oleh kolon dalam 24 jam. Rata-rata 55 mEq natrium dan 23 mEq klorida diabsorbsi setiap hari. Jumlah air yang diabsorbsi dari kimus bergantung pada kecepatan pergerakan isi kolon.   Kimus dalam kondisi normal bersifat lunak, berbentuk masa. Apabila kecepatan kontraksi peristaltik berlangsung dengan cepat secara abnormal, waktu untuk absorbsi air berkurang sehingga feses akan menjadi encer. Apabila kontraksi peristaltik melambat, air akan terus diabsorbsi sehingga terbentuk masa feses yang keras, mengakibatkan konstipasi.  Kolon melindungi dirinya dengan melepaskan suplai lendir. Lendir dalam kondisinormal berwarna jernih sampai buram dengan konsistensi berserabut. Lendir melumasi kolon, mencegah trauma pada dinding bagian dalamnya.   Lubrikasi terutama penting pada ujung distal kolon, tempat isi kolon menjadi lebih kering dan lebih keras. Fungsi sekresi kolon membantu keseimbangan asam-basa.   Bikarbonat disekresi untuk mengganti klorida. Sekitar 4 sampai 9 mEq kalium dilepaskan setiap hari oleh usus besar. Perubahan serius pada fungsi kolon, seperti diare, dapat mengakibatkan ketidak seimbangan elektrolit.  Ahirnya, kolon mengeliminasikan produk buangan dan gas (flatus). Flatus timbul akibat menelan gas, difusi gas dari aliran darah ke dalam usus, dan kerja bakteri pada karbohidrat yang tidak dapat diabsorbsi.   Fermentasi karbohidrat (seperti yang terjadi pada kubis dan bawang) menghasilkan gas didalam usus, yang dapat menstimulasiperistaltik. Orang dewasa dalam kondisi normal menghasilkan 400 sampai 700 ml flatus setiap hari.  Kontraksi peristaltik yang lambat menggerakan isi usus ke kolon. Isi usus adalah stimulus utama untuk terjadinya kontraksi. Produk buangan dan gas memberikan tekanan pada dinding kolon. Lapisan otot meregang,menstimulasi reflek yang menimbulkan kontraksi.   Gerakan peristaltik masamendorong makanan yang tidak tercerna menuju rektum. Gerakan ini hanya terjadi tiga sampai empat kali sehari, tidak seperti gelombang peristaltis yang seering timbul didalam usus halus.  Rektum Produk buangan yang mencapai bagian kolon sigmoid, disebut feses. Sigmoid menyimpan feses sampai beberapa saat sebelum defekasi.dalam kondisi normal, rektum tidak berisi feses sampai defekasi. Rektum dibangun oleh lipatan-lipatan jaringan vertikal dan tranversal. Setiap lipatan vertikal berisi sebuah arteri dan lebih dari satu vena.  Apabila masa feses atau gas bergerak ke dalam rektum untuk membuat dindingnya berdistensi, maka proses defekasi dimulai. Proses ini melibatkan kontrol volunter dan kontrol involunter. Sfingter interna adalah sebuah otot polos yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom.   Saat rektum mengalami distensi, saraf sensorik dstimulasi dan membawa impuls-impuls yang menyebabkan relaksasi sfingter interna, memungkinkan lebih banyak feses yang memasuki rektum. Pada saat yang sama, impuls bergerak ke otak untuk menciptakan suatu kesadaran bahwa individu perlu melakukan defekasi.    Nah itu dia bahasan dari fisiologi usus besar pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai fisiologi usus besar pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Fisiologi Usus Besar Pada Manusia


Fisiologi Usus Besar Pada Manusia

Usus besar adalah bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besarsebagian nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. 

Biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam di lambung, enam sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya diusus besar.

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses ahir isi usus, fungsi usus besar adalah :

  • Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makanan dan mengubah dari cairan menjadi massa.
  • Tempat tinggal sejumlah bakteri E. colli, yang mampu mencerna kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh setiap hari.
  • Memproduksi vitamin antara lain vitamin K, ribovlafin, dan tiamin serta berbagai gas.
  • Penyiapan selulosa yang berupa hidrat arang dalam tumbuhtumbuhan, buah-buahan, dan sayuran hijau.

Pembagian Usus Besar

Usus besar dibagi menjadi tiga, antara lain :

Sekum

Kimus yang tidak diabsorbsi memasuki sekum melalui katup ileosekal. Katup ini merupakan lapisan otot sirkular yang mencegah regurgitasi dan kembalinya isi kolon ke usus halus.

Kolon

Walupun kimus yang berair memasuki kolon, volume air menurun saat kimus bergerak di sepanjang kolon. Kolon dibagi menjadi kolon asenden, kolon tranversal, kolon desenden, dan kolon sigmoid. Kolon di bangun oleh jaringan otot, yang memungkinkanya menampung dan mengeliminasi produk buangan dalam jumlah besar.

Kolon mempunyai empat fungsi yang saling berkaitan : absorbsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi. Sejumlah besar volume air., natrium dan klorida diabsorbsi oleh kolon setiap hari. Pada waktu makanan bergerak melalui kolon, terjadi kontraksi haustral. 

Kontraksi ini sama dengan kontraksi segmental usus halus, tetapi berlangsung lebih lama sampai 5 menit. Kontraksi membentuk kantung berukuran besar didinding kolon, menyediakan daerah permukaan yang luas untuk absorbsi.

Sebanyak 2,5 liter air dapat diabsorbsi oleh kolon dalam 24 jam. Rata-rata 55 mEq natrium dan 23 mEq klorida diabsorbsi setiap hari. Jumlah air yang diabsorbsi dari kimus bergantung pada kecepatan pergerakan isi kolon. 

Kimus dalam kondisi normal bersifat lunak, berbentuk masa. Apabila kecepatan kontraksi peristaltik berlangsung dengan cepat secara abnormal, waktu untuk absorbsi air berkurang sehingga feses akan menjadi encer. Apabila kontraksi peristaltik melambat, air akan terus diabsorbsi sehingga terbentuk masa feses yang keras, mengakibatkan konstipasi.

Kolon melindungi dirinya dengan melepaskan suplai lendir. Lendir dalam kondisinormal berwarna jernih sampai buram dengan konsistensi berserabut. Lendir melumasi kolon, mencegah trauma pada dinding bagian dalamnya. 

Lubrikasi terutama penting pada ujung distal kolon, tempat isi kolon menjadi lebih kering dan lebih keras. Fungsi sekresi kolon membantu keseimbangan asam-basa. 

Bikarbonat disekresi untuk mengganti klorida. Sekitar 4 sampai 9 mEq kalium dilepaskan setiap hari oleh usus besar. Perubahan serius pada fungsi kolon, seperti diare, dapat mengakibatkan ketidak seimbangan elektrolit.

Ahirnya, kolon mengeliminasikan produk buangan dan gas (flatus). Flatus timbul akibat menelan gas, difusi gas dari aliran darah ke dalam usus, dan kerja bakteri pada karbohidrat yang tidak dapat diabsorbsi. 

Fermentasi karbohidrat (seperti yang terjadi pada kubis dan bawang) menghasilkan gas didalam usus, yang dapat menstimulasiperistaltik. Orang dewasa dalam kondisi normal menghasilkan 400 sampai 700 ml flatus setiap hari.

Kontraksi peristaltik yang lambat menggerakan isi usus ke kolon. Isi usus adalah stimulus utama untuk terjadinya kontraksi. Produk buangan dan gas memberikan tekanan pada dinding kolon. Lapisan otot meregang,menstimulasi reflek yang menimbulkan kontraksi. 

Gerakan peristaltik masamendorong makanan yang tidak tercerna menuju rektum. Gerakan ini hanya terjadi tiga sampai empat kali sehari, tidak seperti gelombang peristaltis yang seering timbul didalam usus halus.

Rektum

Produk buangan yang mencapai bagian kolon sigmoid, disebut feses. Sigmoid menyimpan feses sampai beberapa saat sebelum defekasi.dalam kondisi normal, rektum tidak berisi feses sampai defekasi. Rektum dibangun oleh lipatan-lipatan jaringan vertikal dan tranversal. Setiap lipatan vertikal berisi sebuah arteri dan lebih dari satu vena.

Apabila masa feses atau gas bergerak ke dalam rektum untuk membuat dindingnya berdistensi, maka proses defekasi dimulai. Proses ini melibatkan kontrol volunter dan kontrol involunter. Sfingter interna adalah sebuah otot polos yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom. 

Saat rektum mengalami distensi, saraf sensorik dstimulasi dan membawa impuls-impuls yang menyebabkan relaksasi sfingter interna, memungkinkan lebih banyak feses yang memasuki rektum. Pada saat yang sama, impuls bergerak ke otak untuk menciptakan suatu kesadaran bahwa individu perlu melakukan defekasi.


Nah itu dia bahasan dari fisiologi usus besar pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai fisiologi usus besar pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel