-->

Patofisiologi Spinal Cord Injury atau SCI Pada Manusia

 Patofisiolofi Spinal Cord Injury- Spinal cord injury atau SCI adalah trauma yang menyebabkan kerusakan pada spinal cord sehingga menyebabkan menurunnya atau menghilangnya fungsi motorik maupun sensoris. Nah maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan dari patofisiologi spinal cord injury atau SCI pada manusia. Untuk bisa mengetahui dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan sebagai berikut.


Patofisiologi Spinal Cord Injury atau SCI Pada Manusia Patofisiologi Salah satu cedera pada vertebra terjadi akibat fraktur kompresi. Adanya kekuatan secara vertical yang mengenai pada vertebra akan menimbulkan kompresi aksial. Muatan aksial yang terjadi akan melebihi kemampuan peredam kejut (shok absorber) yang dimiliki oleh diskus intervertebralis.   Dengan adanya kekuatan yang besar tersebut, maka diskus akan terdorong masuk ke dalam korpus vertebra dan menghancurkannya. Pecahan korpus tersebut akan menyebar ke posterior dan merusak medulla spinalis.  Sesaat setelah cedera, pasien akan mengalami masa „spinal shock’. Sel saraf di bawah level cedera tidak berfungsi, tidak adanya reflek saat itu dan anggota gerak mengalami flaksid. Penurunan aktivitas sel saraf dapat dapat terjadi selama beberapa jam atau hari bahkan mencapai 6 bulan. Setelah spinal shock mereda, reflek kembali dan memasuki masa spastisitas.   Cedera vertebra di bawah L1 (ujung medulla spinalis) tidak mengalami spastis karena kerusakan hanya mengenai akar saraf atau conus terminalis. Setelah spinal shock mereda, reflek di bawah level cedera kembali bahkan menjadi hiperaktif. Tetapi pada level cedera, reflek tidak kembali (arefleksia) atau mungkin tetap menjadi arkus reflek yang terputus-putus.  Kerusakan pada medulla spinalis menyebabkan perjalanan sensorik dan motorik terputus di area lesi sehingga informasi sensorik dan motorik di bawah level cedera tidak dapat diteruskan dari dan ke otak. Hal itu menyebabkan terjadi paralysis aktivitas otot dan kehilangan sensasi di daerah tersebut.  Pada level cedera terjadi kerusakan komplet pada sel saraf, terputusnya arkus reflek dan paralysis flaccid dari otot yang diinervasi oleh saraf pada segmen medulla spinalis yang lesi. Kehilangan reflek segmental di regio lumbal membuat otot-otot penting pada anggota gerak bawah mengalami flaccid paralysis.   Hal yang sama terjadi jika lesi meluas sampai level lumbal atau cauda equina yang mungkin akan mempengaruhi aktivitas reflek bladder dan bowel. Kelumpuhan anggota gerak bawah tidak hanya terjadi pada kontrol volunteer tetapi juga involunter.    Nah itu dia bahasan dari patofisiologi spinal cord injury atau SCI pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi spinal cord injury atau SCI pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Patofisiologi Spinal Cord Injury atau SCI Pada Manusia


Patofisiologi Spinal Cord Injury atau SCI Pada Manusia

Patofisiologi Salah satu cedera pada vertebra terjadi akibat fraktur kompresi. Adanya kekuatan secara vertical yang mengenai pada vertebra akan menimbulkan kompresi aksial. Muatan aksial yang terjadi akan melebihi kemampuan peredam kejut (shok absorber) yang dimiliki oleh diskus intervertebralis. 

Dengan adanya kekuatan yang besar tersebut, maka diskus akan terdorong masuk ke dalam korpus vertebra dan menghancurkannya. Pecahan korpus tersebut akan menyebar ke posterior dan merusak medulla spinalis.

Sesaat setelah cedera, pasien akan mengalami masa „spinal shock’. Sel saraf di bawah level cedera tidak berfungsi, tidak adanya reflek saat itu dan anggota gerak mengalami flaksid. Penurunan aktivitas sel saraf dapat dapat terjadi selama beberapa jam atau hari bahkan mencapai 6 bulan. Setelah spinal shock mereda, reflek kembali dan memasuki masa spastisitas. 

Cedera vertebra di bawah L1 (ujung medulla spinalis) tidak mengalami spastis karena kerusakan hanya mengenai akar saraf atau conus terminalis. Setelah spinal shock mereda, reflek di bawah level cedera kembali bahkan menjadi hiperaktif. Tetapi pada level cedera, reflek tidak kembali (arefleksia) atau mungkin tetap menjadi arkus reflek yang terputus-putus.

Kerusakan pada medulla spinalis menyebabkan perjalanan sensorik dan motorik terputus di area lesi sehingga informasi sensorik dan motorik di bawah level cedera tidak dapat diteruskan dari dan ke otak. Hal itu menyebabkan terjadi paralysis aktivitas otot dan kehilangan sensasi di daerah tersebut.

Pada level cedera terjadi kerusakan komplet pada sel saraf, terputusnya arkus reflek dan paralysis flaccid dari otot yang diinervasi oleh saraf pada segmen medulla spinalis yang lesi. Kehilangan reflek segmental di regio lumbal membuat otot-otot penting pada anggota gerak bawah mengalami flaccid paralysis. 

Hal yang sama terjadi jika lesi meluas sampai level lumbal atau cauda equina yang mungkin akan mempengaruhi aktivitas reflek bladder dan bowel. Kelumpuhan anggota gerak bawah tidak hanya terjadi pada kontrol volunteer tetapi juga involunter.


Nah itu dia bahasan dari patofisiologi spinal cord injury atau SCI pada manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai patofisiologi spinal cord injury atau SCI pada manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel