-->

Apa Itu Penyakit Abruptio Plasenta : Pengertian, Tanda dan Gejala, Penyebab, Faktor Risiko

Apa Itu Penyakit Abruptio Plasenta : Pengertian, Tanda dan Gejala, Penyebab, Faktor Risiko Pengertian Abruptio Plasenta Abruptio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Hal ini jarang terjadi namun merupakan komplikasi yang serius dalam kehamilan.   Plasenta memberikan nutrisi pada bayi selama kehamilan. Pada abruptio, plasenta lepas dari dinding dalam rahim sebelum kelahiran. Abruptio plasenta dapat dibagi menjadi 3 stadium, I, II, dan III, dari ringan hingga berat.  Tanda dan Gejala Abruptio Plasenta Gejala yang sering terjadi pada abruptio plasenta yaitu: Perdarahan rahim, kontraksi rahim yang tidak normal, dan gawat janin yang dapat diperiksa dari denyut jantung janin Kontraksi rahim yang sangat nyeri Lemas, tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, nyeri perut, dan nyeri punggung  Selain itu, gejala yang muncul dapat berbeda tergantung pada tingkat keparahan abruptio plasenta (stadium I, II, dan III): Stadium I: perdarahan ringan dari vagina, kontraksi ringan pada rahim, tanda vital stabil, dan denyut jantung janin tetap. Waktu pembekuan darah normal Stadium II: perdarahan sedang, kontraksi yang tidak normal, tekanan darah rendah, gawat janin, dan kelainan dalam pembekuan darah Stadium III: stadium ini merupakan stadium yang paling berat; gejalanya berupa perdarahan dan kontraksi hebat, tekanan darah rendah, kematian janin, dan darah sulit membeku  Penyebab Abruptio Plasenta Penyebab utama abruptio plasenta tidak diketahui dengan jelas, namun ini bukanlah kondisi penyakit turunan.  Trauma saat kehamilan dapat menyebabkan abruptio plasenta: Trauma langsung pada daerah perut (karena jatuh, kecelakaan mobil, terpukul atau jatuh saat bekerja) Akibat luka jarum suntik di plasenta pada tempat yang salah, perdarahan, hematoma terbentuk setelah saling mengelupas  Faktor Risiko Abruptio Plasenta Ada banyak faktor risiko untuk Abruptio plasenta, yaitu: Riwayat abruptio plasenta: Jika Anda pernah mengalami abruptio plasenta pada kehamilan sebelumnya, Anda berisiko untuk mengalami abruptio plasenta di kehamilan selanjutnya Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko abruptio plasenta pada wanita Trauma pada perut: benturan pada perut Anda (misalnya kecelakaan) meningkatkan risiko abruptio plasenta Penyalahgunaan obat: Abruptio plasenta dapat lebih mungkin terjadi jika Anda merokok atau mengkonsumsi kokain selama kehamilan Pecahnya kantong amnion sebelum waktunya: Selama kehamilan, janin dikelilingi oleh lapisan pelindung yang disebut kantong amnion. Risiko abruptio plasenta meningkat jika kantong amnion pecah sebelum kelahiran Kelainan pembekuan darah: Segala kondisi yang berpengaruh terhadap pembekuan darah meningkatkan risiko abruptio plasenta Kehamilan multipel: Jika Anda beranak kembar dua atau tiga, kelahiran pertama dapat mengakibatkan perubahan pada rahim, menyebabkan abruptio plasenta sebelum kelahiran bayi kedua Usia Anda: Abruptio plasenta lebih sering terjadi pada wanita usia tua, khususnya lebih dari 40 tahun   Nah itu dia bahasan dari apa itu penyakit Abruptio Plasenta. Melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan faktor risiko dari penyakit Abruptio Plasenta. Mungkin hanya itu saja yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Apa Itu Penyakit Abruptio Plasenta : Pengertian, Tanda dan Gejala, Penyebab, Faktor Risiko


 Apa Itu Penyakit Abruptio Plasenta : Pengertian, Tanda dan Gejala, Penyebab, Faktor Risiko

Pengertian Abruptio Plasenta

Abruptio Plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Hal ini jarang terjadi namun merupakan komplikasi yang serius dalam kehamilan. 

Plasenta memberikan nutrisi pada bayi selama kehamilan. Pada abruptio, plasenta lepas dari dinding dalam rahim sebelum kelahiran. Abruptio plasenta dapat dibagi menjadi 3 stadium, I, II, dan III, dari ringan hingga berat.

Tanda dan Gejala Abruptio Plasenta

Gejala yang sering terjadi pada abruptio plasenta yaitu:
  • Perdarahan rahim, kontraksi rahim yang tidak normal, dan gawat janin yang dapat diperiksa dari denyut jantung janin
  • Kontraksi rahim yang sangat nyeri
  • Lemas, tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, nyeri perut, dan nyeri punggung

Selain itu, gejala yang muncul dapat berbeda tergantung pada tingkat keparahan abruptio plasenta (stadium I, II, dan III):
  • Stadium I: perdarahan ringan dari vagina, kontraksi ringan pada rahim, tanda vital stabil, dan denyut jantung janin tetap. Waktu pembekuan darah normal
  • Stadium II: perdarahan sedang, kontraksi yang tidak normal, tekanan darah rendah, gawat janin, dan kelainan dalam pembekuan darah
  • Stadium III: stadium ini merupakan stadium yang paling berat; gejalanya berupa perdarahan dan kontraksi hebat, tekanan darah rendah, kematian janin, dan darah sulit membeku

Penyebab Abruptio Plasenta

Penyebab utama abruptio plasenta tidak diketahui dengan jelas, namun ini bukanlah kondisi penyakit turunan.

Trauma saat kehamilan dapat menyebabkan abruptio plasenta:
  • Trauma langsung pada daerah perut (karena jatuh, kecelakaan mobil, terpukul atau jatuh saat bekerja)
  • Akibat luka jarum suntik di plasenta pada tempat yang salah, perdarahan, hematoma terbentuk setelah saling mengelupas

Faktor Risiko Abruptio Plasenta

Ada banyak faktor risiko untuk Abruptio plasenta, yaitu:
  1. Riwayat abruptio plasenta: Jika Anda pernah mengalami abruptio plasenta pada kehamilan sebelumnya, Anda berisiko untuk mengalami abruptio plasenta di kehamilan selanjutnya
  2. Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko abruptio plasenta pada wanita
  3. Trauma pada perut: benturan pada perut Anda (misalnya kecelakaan) meningkatkan risiko abruptio plasenta
  4. Penyalahgunaan obat: Abruptio plasenta dapat lebih mungkin terjadi jika Anda merokok atau mengkonsumsi kokain selama kehamilan
  5. Pecahnya kantong amnion sebelum waktunya: Selama kehamilan, janin dikelilingi oleh lapisan pelindung yang disebut kantong amnion. Risiko abruptio plasenta meningkat jika kantong amnion pecah sebelum kelahiran
  6. Kelainan pembekuan darah: Segala kondisi yang berpengaruh terhadap pembekuan darah meningkatkan risiko abruptio plasenta
  7. Kehamilan multipel: Jika Anda beranak kembar dua atau tiga, kelahiran pertama dapat mengakibatkan perubahan pada rahim, menyebabkan abruptio plasenta sebelum kelahiran bayi kedua
  8. Usia Anda: Abruptio plasenta lebih sering terjadi pada wanita usia tua, khususnya lebih dari 40 tahun


Nah itu dia bahasan dari apa itu penyakit Abruptio Plasenta. Melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan faktor risiko dari penyakit Abruptio Plasenta. Mungkin hanya itu saja yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel