-->

Komposisi Darah Dalam Tubuh Manusia

Komposisi Darah Dalam Tubuh Manusia Plasma Darah Plasma darah adalah bagian darah yang berupa cairan. Plasma darah tersusun atas beberapa komponen. Hampir setengah dari volume darah manusia berupa plasma darah, yaitu sekitar 55% dari volume keseluruhan.   Plasma darah berisi 91% berupa air, dan sisanya berupa sari-sari makanan, garam mineral, maupun sisa-sisa metabolisme. Sedangkan 7%-nya berupa protein darah. Plasma darah tersusun atas beberapa unsur, antara lain : Air Air berfungsi melarutkan zat-zat yang terlarut dalam plasma darah seperti glukosa yang digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi, asam amino, serta ion-ion lain (natrium dan klor).  Protein Protein yang merupakan molekul penyusun plasma darah. Protein menyumbang sekitar 7% bagian dalam penyusunan plasma darah. Molekul protein tersusun atas : Globulin yang berfungsi mengatur distribusi vitamin, lemak, serta hormon dalam tubuh. Selain itu, globulin juga mampu menghasilkan protombin dan zat antibodi sebagai sistem imun (kekebalan) tubuh. Fibrinogen yang berperan dalam menghentikan perdarahan bila terjadi luka. Caranya yaitu dengan membekukan darah. Albumin berfungsi untuk mengatur volume darah, menjaga keseimbangan pH dalam darah, serta menjaga keseimbangan kadar air dalam darah. Dalam plasma darah keberadaan serum albumin sekitar 4%. Antitoksin yang berperan untuk menetralisir toksin (racun) yang masuk ke dalam tubuh. Caranya yaitu dengan menyatu dengan toksin yang dihasilkan oleh bakteri sehingga toksin menjadi tidak berbahaya. Opisimin berfungsi untuk menopang tugas leukosit yaitu mematikan mikrorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh (bersifat fagosit). Serum plasma darah berfungsi sebagai antibodi.  Garam Mineral Berbagai garam mineral seperti NaCL, KCl, dan garam fosfat. Garam-garam ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, menjaga pH darah, serta mengatur daya serap membran sel.  Hormon Hormon yang berfungsi dalam merangsang serta meningkatkan fungsi kerja alat-alat tubuh.  Karbondioksida Karbondioksida merupakan hasil respirasi sel yang harus dibuang ke luar tubuh.  Sampah Nitrogen Sampah nitrogen yang merupakan hasil metabolisme yang akan dibuang melalui urin yang diekskresikan oleh ginjal.  Sel Darah Sel darah adalah bagian terbesar yang mengisi darah, yaitu sekitar 40-50%. Secara garis besar, sel-sel darah dibagi menjadi tiga macam yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). Sel Darah Merah (eritrosit) Eritrosit atau sel darah merah adalah komponen utama bagi darah. Sel darah merah dalam tubuh manusia jumlahnya relatif berbeda antara satu dengan lainnya.   Salah satu faktor penyebabnya adalah jenis kelamin seseorang. Umumnya, jumlah sel darah merah seorang laki-laki lebih banyak dibanding seorang wanita.   Pada laki-laki normal biasanya berkisar 5 juta/mm³, sedangkan pada wanita normal sekitar 4,5 juta/mm³.   Akan tetapi jumlah tersebut dapat berubah setiap waktu bergantung pada kondisi kesehatan dan lokasi seseorang tersebut.  Sel Darah Putih (leukosit) Keberadaan sel darah putih tidak sebanyak sel darah merah, yaitu hanya sekitar 4.000 butir/mm³ hingga 11.000 butir/mm³.   Sel darah putih memiliki bentuk tidak tetap, berinti, dan bergerak secara ameboid, serta mampu menembus dinding pembuluh darah.   Selain itu, sel darah putih juga memiliki umur lebih pendek dibanding sel darah merah, yaitu sekitar 12 hari.   Namun, dari segi ukuran sel darah putih lebih besar daripada sel darah merah. Sel darah putih dapat dibentuk di beberapa tempat, seperti di limfa, kelenjar limfa, sumsum tulang belakang, serta kelenjar retikulo-indotel.   Sel darah putih atau leukosit terdiri atas dua macam, yaitu : Granulosit Granulosit adalah sel darah putih yang memiliki sitoplasma berbentuk butiran dan intinya relatif besar. Granulosit tersusun atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil merupakan sel aktif, plasmanya bersifat netral dan pergerakannya tinggi.   Neutrofil sering juga disebut dengan leukosit polimorfonuklear. Hal itu dikarenakan neutrofil memiliki inti berjumlah dua sampai lima lobus.   Neutrofil berfungsi sebagai penjaga tubuh ketika ada bakteri yang akan masuk ke dalamnya. Jumlahnya mencapai 65-75% dari jumlah keseluruhan leukosit. Pada sel darah putih, kandungan neutrofil sekitar 300-7000 butir/mm³.   Sel darah putih bergranula selanjutnya adalah eosinofil. Eosinofil berperan dalam penetralan alergi maupun infeksi oleh cacing, seperti cacing trichinella. Jumlah eosinofil hanya sekitar 2-4% dari jumlah leukosit yang ada.   Basofil merupakan sel darah putih bergranula dengan jumlah paling sedikit, yaitu hanya sekita 0,5%. Selain itu, ukurannya pun lebih kecil dibanding eosinofil maupun neutrofil.   Kadar basofil dalam darah hanya sekitar 1% dari jumlah sel darah putih. Basofil mampu memcegah terjadinya pembekuan darah karena di dalamnya mengandung heparin.  Agranulosit Agranulosit adalah sel darah putih yang sitoplasmanya tak bergranula. Agranulosit terdiri dari dua macam, yaitu limfosit dana monosit. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda.   Limfosit terdapat di dalam sel darah putih, dan jumlah berkisar antara 20-30%. Pergerakan limfosit terbilang sangat bebas. Di dalam 1 mm kubik darah mengandung 1.500-3.000 butir limfosit.  Limfosit banyak berperan dalam pembentukan zat antibodi. Limfosit memiliki nukleus satu buah dengan diameter bentuknya bulat dan hampir memenuhi isi sel.   Limfosit sendiri dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : Limfosit T, memiliki tugas untuk mempertahankan tubuh dari serangan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme kerjanya adalah limfosit akan secara langsung melemahkan sel-sel tersebut. Namun, keberadaannya bisa menghalangi aktivitas jenis limfosit lainnya. Limfosit B, memiliki tugas untuk menghasilkan dan menyebarkan zat antibodi yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen. Sel limfosit B juga berfungsi dalam sintesis dan sekresi antibodi pada saat sel ini berdiderensiasi menjadi sel plasma. Sel pembunuh (natural killer cells), keberadaan sel ini dapat memberikan manfaat, di antaranya jika terdapat sel-sel jaringan yang tidak normal maka akan terlacak dan akan dihancurkan untuk diganit dengan yang baru. Selanjutnya, monosit adalah jenis sel darah putih yang ukurannya terbesar. Diameternya mencapai dua kali lipat dengan diameter sel darah merah, yakni sekitar di dalam 1 mm kubik darah terkandung 1 butir monosit.   Kandungan monosit di dalam sel darah putih sekitar 2-8%. Monosit mempunyai bentuk oval seperti ginjal dan bisa membesar menjadi makrofag. Monosit berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi yang bersifat kronis, seperti typus atau TBC.  Keping-Keping Darah (Trombosit) Keping darah atau trombosit memiliki bentuk tak beraturan serta tak berinti. Jumlahnya hanya sekitar 200.000 hingga 450.000 butir/mm³.   Biasanya keping darah dibentuk di sumsum merah dan sumsum tulang. Tugas utama trombosit adalah membekukan darah bila terjadi luka.  Di dalam keping darah terdapat trombin, yaitu protein yang larut dalam plasma darah dan berfungsi sebagai penghasil benang-benang fibrin dari fibrinogen.   Benang-benang fibrin berbentuk anyaman dan berisi kepingan darah. Fungsi fibrin untuk membekukan darah bila terjadi luka.   Selain itu, benang fibrin juga berguna untuk menyumbat darah pada saat mengalami luka atau perdarahan. Tujuannya agar darah tidak keluar terus menerus.  Proses Terjadinya Pembekuan Darah Trombosit yang akan keluar dari pembuluh darah bersama darah ketika kulit mengalami luka. Kemudian dikarenakan adanya gesekan dengan bidang permukaan yang kasar, maka trombosit itu akhirnya pecah.   Akibat pecahnya trombosit menghasilkan enzim yang disebut trombositnase. Selanjutnya, ketika trombosit masuk ke dalam plasma, trombokinase akan mengubah protombin menjad trombin.   Trombin adalah enzim aktif aktif yang penyusunannya dipengaruhi oleh adanya ion kalsium (Ca). Fungsi trombin yaitu untuk memproduksi atau menghasilkan benang-benang fibrin dan fibrinogen.  Dimana benang-benag fibrin tersebut mampu menutup luka agar darah tidak keluar terus-menerus. Sedangkan protombin adalah enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati.   Protombin yaitu senyawa protein yang mengandung globulin. Protombin nantinya akan larut dalam darah dan proses pembentukannya melalui bantuan oleh vitamin K.  Secara garis besar, zat-zat yang diperlukan dalam proses pembekuan darah adalah protombin, tromboplastin, ion kalsium, dan vitamin K. Manakala salah satu dari unsur tersebut tidak ada, maka dapat menghambat proses pembekuan darah.   Apabila terjadi luka dan darah sukar membeku akan menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut hemophilia. Hemophilia adalah penyakit bawaan yang disebabkan karena kekurangan zat antihemophilia.  Untuk mencegah dan menghindari terjadinya pembekuan darah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat pengambilan darah, di antaranya adalah : Menghindari luka yang besar Untuk menghambat pembekuan trombin, bisa dilakukan dengan menambah garam natrium sitrat atau natrium oksalat. Karena garam tersebut akan mengikat ion Ca (kalsium) yang dibutuhkan dalam pembentukan trombin Menghalangi reaksi fibrinogen dengan trombin dengan menambahkan bahan-bahan lainnya Menonaktifkan enzim pembekuan dengan meletakkan darah yang diambil di tempat yang dingin   Nah itu dia bahasan dari komposisi darah dalam tubuh manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai komposisi darah yang terdiri dari plasma darah dan sel darah di dalam tubuh manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Komposisi Darah Dalam Tubuh Manusia


 Komposisi Darah Dalam Tubuh Manusia

Plasma Darah

Plasma darah adalah bagian darah yang berupa cairan. Plasma darah tersusun atas beberapa komponen. Hampir setengah dari volume darah manusia berupa plasma darah, yaitu sekitar 55% dari volume keseluruhan. 

Plasma darah berisi 91% berupa air, dan sisanya berupa sari-sari makanan, garam mineral, maupun sisa-sisa metabolisme. Sedangkan 7%-nya berupa protein darah. Plasma darah tersusun atas beberapa unsur, antara lain :

Air

Air berfungsi melarutkan zat-zat yang terlarut dalam plasma darah seperti glukosa yang digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi, asam amino, serta ion-ion lain (natrium dan klor).

Protein

Protein yang merupakan molekul penyusun plasma darah. Protein menyumbang sekitar 7% bagian dalam penyusunan plasma darah. Molekul protein tersusun atas :
  • Globulin yang berfungsi mengatur distribusi vitamin, lemak, serta hormon dalam tubuh. Selain itu, globulin juga mampu menghasilkan protombin dan zat antibodi sebagai sistem imun (kekebalan) tubuh.
  • Fibrinogen yang berperan dalam menghentikan perdarahan bila terjadi luka. Caranya yaitu dengan membekukan darah.
  • Albumin berfungsi untuk mengatur volume darah, menjaga keseimbangan pH dalam darah, serta menjaga keseimbangan kadar air dalam darah. Dalam plasma darah keberadaan serum albumin sekitar 4%.
  • Antitoksin yang berperan untuk menetralisir toksin (racun) yang masuk ke dalam tubuh. Caranya yaitu dengan menyatu dengan toksin yang dihasilkan oleh bakteri sehingga toksin menjadi tidak berbahaya.
  • Opisimin berfungsi untuk menopang tugas leukosit yaitu mematikan mikrorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh (bersifat fagosit).
  • Serum plasma darah berfungsi sebagai antibodi.

Garam Mineral

Berbagai garam mineral seperti NaCL, KCl, dan garam fosfat. Garam-garam ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, menjaga pH darah, serta mengatur daya serap membran sel.

Hormon

Hormon yang berfungsi dalam merangsang serta meningkatkan fungsi kerja alat-alat tubuh.

Karbondioksida

Karbondioksida merupakan hasil respirasi sel yang harus dibuang ke luar tubuh.

Sampah Nitrogen

Sampah nitrogen yang merupakan hasil metabolisme yang akan dibuang melalui urin yang diekskresikan oleh ginjal.

Sel Darah

Sel darah adalah bagian terbesar yang mengisi darah, yaitu sekitar 40-50%. Secara garis besar, sel-sel darah dibagi menjadi tiga macam yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit).

Sel Darah Merah (eritrosit)

Eritrosit atau sel darah merah adalah komponen utama bagi darah. Sel darah merah dalam tubuh manusia jumlahnya relatif berbeda antara satu dengan lainnya. 

Salah satu faktor penyebabnya adalah jenis kelamin seseorang. Umumnya, jumlah sel darah merah seorang laki-laki lebih banyak dibanding seorang wanita. 

Pada laki-laki normal biasanya berkisar 5 juta/mm³, sedangkan pada wanita normal sekitar 4,5 juta/mm³. 

Akan tetapi jumlah tersebut dapat berubah setiap waktu bergantung pada kondisi kesehatan dan lokasi seseorang tersebut.

Sel Darah Putih (leukosit)

Keberadaan sel darah putih tidak sebanyak sel darah merah, yaitu hanya sekitar 4.000 butir/mm³ hingga 11.000 butir/mm³. 

Sel darah putih memiliki bentuk tidak tetap, berinti, dan bergerak secara ameboid, serta mampu menembus dinding pembuluh darah. 

Selain itu, sel darah putih juga memiliki umur lebih pendek dibanding sel darah merah, yaitu sekitar 12 hari. 

Namun, dari segi ukuran sel darah putih lebih besar daripada sel darah merah. Sel darah putih dapat dibentuk di beberapa tempat, seperti di limfa, kelenjar limfa, sumsum tulang belakang, serta kelenjar retikulo-indotel. 

Sel darah putih atau leukosit terdiri atas dua macam, yaitu :

Granulosit

Granulosit adalah sel darah putih yang memiliki sitoplasma berbentuk butiran dan intinya relatif besar. Granulosit tersusun atas neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil merupakan sel aktif, plasmanya bersifat netral dan pergerakannya tinggi. 

Neutrofil sering juga disebut dengan leukosit polimorfonuklear. Hal itu dikarenakan neutrofil memiliki inti berjumlah dua sampai lima lobus. 

Neutrofil berfungsi sebagai penjaga tubuh ketika ada bakteri yang akan masuk ke dalamnya. Jumlahnya mencapai 65-75% dari jumlah keseluruhan leukosit. Pada sel darah putih, kandungan neutrofil sekitar 300-7000 butir/mm³. 

Sel darah putih bergranula selanjutnya adalah eosinofil. Eosinofil berperan dalam penetralan alergi maupun infeksi oleh cacing, seperti cacing trichinella. Jumlah eosinofil hanya sekitar 2-4% dari jumlah leukosit yang ada. 

Basofil merupakan sel darah putih bergranula dengan jumlah paling sedikit, yaitu hanya sekita 0,5%. Selain itu, ukurannya pun lebih kecil dibanding eosinofil maupun neutrofil. 

Kadar basofil dalam darah hanya sekitar 1% dari jumlah sel darah putih. Basofil mampu memcegah terjadinya pembekuan darah karena di dalamnya mengandung heparin.

Agranulosit

Agranulosit adalah sel darah putih yang sitoplasmanya tak bergranula. Agranulosit terdiri dari dua macam, yaitu limfosit dana monosit. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. 

Limfosit terdapat di dalam sel darah putih, dan jumlah berkisar antara 20-30%. Pergerakan limfosit terbilang sangat bebas. Di dalam 1 mm kubik darah mengandung 1.500-3.000 butir limfosit.

Limfosit banyak berperan dalam pembentukan zat antibodi. Limfosit memiliki nukleus satu buah dengan diameter bentuknya bulat dan hampir memenuhi isi sel. 

Limfosit sendiri dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
  • Limfosit T, memiliki tugas untuk mempertahankan tubuh dari serangan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme kerjanya adalah limfosit akan secara langsung melemahkan sel-sel tersebut. Namun, keberadaannya bisa menghalangi aktivitas jenis limfosit lainnya.
  • Limfosit B, memiliki tugas untuk menghasilkan dan menyebarkan zat antibodi yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen. Sel limfosit B juga berfungsi dalam sintesis dan sekresi antibodi pada saat sel ini berdiderensiasi menjadi sel plasma.
  • Sel pembunuh (natural killer cells), keberadaan sel ini dapat memberikan manfaat, di antaranya jika terdapat sel-sel jaringan yang tidak normal maka akan terlacak dan akan dihancurkan untuk diganit dengan yang baru.
Selanjutnya, monosit adalah jenis sel darah putih yang ukurannya terbesar. Diameternya mencapai dua kali lipat dengan diameter sel darah merah, yakni sekitar di dalam 1 mm kubik darah terkandung 1 butir monosit

Kandungan monosit di dalam sel darah putih sekitar 2-8%. Monosit mempunyai bentuk oval seperti ginjal dan bisa membesar menjadi makrofag. Monosit berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi yang bersifat kronis, seperti typus atau TBC.

Keping-Keping Darah (Trombosit)

Keping darah atau trombosit memiliki bentuk tak beraturan serta tak berinti. Jumlahnya hanya sekitar 200.000 hingga 450.000 butir/mm³. 

Biasanya keping darah dibentuk di sumsum merah dan sumsum tulang. Tugas utama trombosit adalah membekukan darah bila terjadi luka.

Di dalam keping darah terdapat trombin, yaitu protein yang larut dalam plasma darah dan berfungsi sebagai penghasil benang-benang fibrin dari fibrinogen

Benang-benang fibrin berbentuk anyaman dan berisi kepingan darah. Fungsi fibrin untuk membekukan darah bila terjadi luka. 

Selain itu, benang fibrin juga berguna untuk menyumbat darah pada saat mengalami luka atau perdarahan. Tujuannya agar darah tidak keluar terus menerus.

Proses Terjadinya Pembekuan Darah

Trombosit yang akan keluar dari pembuluh darah bersama darah ketika kulit mengalami luka. Kemudian dikarenakan adanya gesekan dengan bidang permukaan yang kasar, maka trombosit itu akhirnya pecah. 

Akibat pecahnya trombosit menghasilkan enzim yang disebut trombositnase. Selanjutnya, ketika trombosit masuk ke dalam plasma, trombokinase akan mengubah protombin menjad trombin. 

Trombin adalah enzim aktif aktif yang penyusunannya dipengaruhi oleh adanya ion kalsium (Ca). Fungsi trombin yaitu untuk memproduksi atau menghasilkan benang-benang fibrin dan fibrinogen.

Dimana benang-benag fibrin tersebut mampu menutup luka agar darah tidak keluar terus-menerus. Sedangkan protombin adalah enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. 

Protombin yaitu senyawa protein yang mengandung globulin. Protombin nantinya akan larut dalam darah dan proses pembentukannya melalui bantuan oleh vitamin K.

Secara garis besar, zat-zat yang diperlukan dalam proses pembekuan darah adalah protombin, tromboplastin, ion kalsium, dan vitamin K. Manakala salah satu dari unsur tersebut tidak ada, maka dapat menghambat proses pembekuan darah. 

Apabila terjadi luka dan darah sukar membeku akan menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut hemophilia. Hemophilia adalah penyakit bawaan yang disebabkan karena kekurangan zat antihemophilia.

Untuk mencegah dan menghindari terjadinya pembekuan darah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat pengambilan darah, di antaranya adalah :
  • Menghindari luka yang besar
  • Untuk menghambat pembekuan trombin, bisa dilakukan dengan menambah garam natrium sitrat atau natrium oksalat. Karena garam tersebut akan mengikat ion Ca (kalsium) yang dibutuhkan dalam pembentukan trombin
  • Menghalangi reaksi fibrinogen dengan trombin dengan menambahkan bahan-bahan lainnya
  • Menonaktifkan enzim pembekuan dengan meletakkan darah yang diambil di tempat yang dingin


Nah itu dia bahasan dari komposisi darah dalam tubuh manusia, melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai komposisi darah yang terdiri dari plasma darah dan sel darah di dalam tubuh manusia. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, dan terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel