-->

Penyakit Altitude Sickness atau Penyakit Ketinggian

Penyakit merupakan sebuah kondisi yang mempengaruhi keadaan dari fisik manusia. Penyakit akan mengganggu keadaan aktivitas dari seseorang di dalam lingkungan. Penyakit bisa timbul disebabkan oleh beberapa hal tergantung kondisi penyakit yang menyerang. Maka dari itu artikel ini telah menuliskan bahasan mengenai penyakit altitude sickness atau penyakit ketinggian, untuk mengetahuinya dengan lebih lanjut silahkan di simak dengan yang telah tersaji dibawah ini.

Penyakit Altitude Sickness atau Penyakit Ketinggian Pengertian Altitude Sickness Altitude sickness atau penyakit ketinggian adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada tubuh ketika berada di tempat dengan ketinggian tinggi. Penyakit gunung akut alias Acute Mountain Sickness (AMS) adalah bentuk peling umum dari penyakit ketinggian.  Tanda dan Gejala Altitude Sickness Gejala altitude sickness dapat berupa sakit kepala, mual, muntah, sesak napas, kesulitan tidur, pusing, kelelahan. Gejala yang ada biasanya bertahan selama 6-48 jam setelah pendakina. Dalam beberapa kasus yang langka, altitude sickness dapat pula menyebabkan akumulasi cairan pada otak dan paru-paru (pulmonary edema and cerebral edema), menyebabkan berbagai penyakit serius lain seperti : Terdengar suara laiknya kertas yang ditarik saat bernapas. Kesulitan bernapas yang sangat parah. Batuk dengan cairan merah muda, berbusa. Linglung dan kesulitan berjalan. Kebingungan yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Gejala-gej ala tersebut menunjukkan status pasien yang telah menyentuh ambang kritis dan perlu segera ditangani oleh pegawai medis. Selain itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apa bila memiliki sebuah keluhan silahkan konsultasikan ke dokter.  Penyebab Altitude Sickness Saat berada pada suatu titik lokasi dengan ketinggian yang lebih tinggi, kadar oksigen pada udara akan berkurang. Sedangkan, tubuh akan berusaha untuk menyesuaikan detak jantung dan pernapasan lebih cepat untuk menjaga penyebaran oksigen yang dibutuhkan tubuh. Apabila melakukan pendakian secara terlalu cepat dalam waktu pendek, tubuh tidak akan dapat beradaptasi dengan baik, maka dari itu altitude sickness dapat muncul.  Faktor Risiko Altitude Sickness Beberapa faktor berisiko di bawah ini dapat memengaruhi kemungkinan terkena altitude sickness, di antaranya : Usia Orang yang muda lebih sering terkenan efek altitude sickness dibanding orang tua. Habitat Apabila tinggal di wilayah dataran rendah, seperti perkotaan pada dataran rata yang berada di dekat pantai dan tidak pernah mendaki gunung. Daya tahan tubuh tidak baik Pernah terkena penyakit paru-paru  Nah itu dia bahasan dari penyakit altitude sickness atau penyakit ketinggian. Melalui penjelasan di atas bisa diketahui mengenai pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan faktor risiko dari penyakit ini. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Penyakit Altitude Sickness atau Penyakit Ketinggian

Penyakit Altitude Sickness atau Penyakit Ketinggian

Pengertian Altitude Sickness

Altitude sickness atau penyakit ketinggian adalah kondisi tidak normal yang terjadi pada tubuh ketika berada di tempat dengan ketinggian tinggi. Penyakit gunung akut alias Acute Mountain Sickness (AMS) adalah bentuk peling umum dari penyakit ketinggian.

Tanda dan Gejala Altitude Sickness

Gejala altitude sickness dapat berupa sakit kepala, mual, muntah, sesak napas, kesulitan tidur, pusing, kelelahan. Gejala yang ada biasanya bertahan selama 6-48 jam setelah pendakina. Dalam beberapa kasus yang langka, altitude sickness dapat pula menyebabkan akumulasi cairan pada otak dan paru-paru (pulmonary edema and cerebral edema), menyebabkan berbagai penyakit serius lain seperti :
  • Terdengar suara laiknya kertas yang ditarik saat bernapas.
  • Kesulitan bernapas yang sangat parah.
  • Batuk dengan cairan merah muda, berbusa.
  • Linglung dan kesulitan berjalan.
  • Kebingungan yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.
Gejala-gej
ala tersebut menunjukkan status pasien yang telah menyentuh ambang kritis dan perlu segera ditangani oleh pegawai medis. Selain itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apa bila memiliki sebuah keluhan silahkan konsultasikan ke dokter.

Penyebab Altitude Sickness

Saat berada pada suatu titik lokasi dengan ketinggian yang lebih tinggi, kadar oksigen pada udara akan berkurang. Sedangkan, tubuh akan berusaha untuk menyesuaikan detak jantung dan pernapasan lebih cepat untuk menjaga penyebaran oksigen yang dibutuhkan tubuh. Apabila melakukan pendakian secara terlalu cepat dalam waktu pendek, tubuh tidak akan dapat beradaptasi dengan baik, maka dari itu altitude sickness dapat muncul.

Faktor Risiko Altitude Sickness

Beberapa faktor berisiko di bawah ini dapat memengaruhi kemungkinan terkena altitude sickness, di antaranya :
  • Usia
    Orang yang muda lebih sering terkenan efek altitude sickness dibanding orang tua.
  • Habitat
    Apabila tinggal di wilayah dataran rendah, seperti perkotaan pada dataran rata yang berada di dekat pantai dan tidak pernah mendaki gunung.
  • Daya tahan tubuh tidak baik
  • Pernah terkena penyakit paru-paru

Nah itu dia bahasan dari penyakit altitude sickness atau penyakit ketinggian. Melalui penjelasan di atas bisa diketahui mengenai pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan faktor risiko dari penyakit ini. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel