-->

Terapi Dingin (Cryotherapy) Pada Intervensi Fisioterapi

Terapi Dingin- merupakan sebuah intervensi dari Fisioterapi yang digunakan untuk mengobati pasien-pasien yang memiliki indikasi terhadap terapi dingin. Terapi dingin akan memberikan efek-efek yang baik bagi pasien, semisalnya efek pengurangan rasa nyeri pada cedera akut dan sebagainya. Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai terapi dingin (cryotherapy) pada intervensi fisioterapi, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut ini.


Terapi Dingin (Cryotherapy) Pada Intervensi Fisioterapi

1. Pengertian Terapi Dingin (Cryotherapy)

Aplikasi dingin sering digunakan untuk mengurangi respons inflamasi (nyari dan bengkak) pascacedera jaringan akut dan untuk mengurangi kebutuhan metabolik jaringan yang rusak. Terdapat beberapa metode pemberian terapi dingin untuk tujuan terapeutik. Berikut akan dibahas terapi dingin secara umum, diikuti dengan masing-masing prosedur untuk terapi dingin yang disajikan secara terpisah.

2. Tujuan Dan Efek Terapi Dingin (Cryotherapy)

Aplikasi dingin umumnya digunakan untuk mengurangi fungsi fisiologis, seperti aliran darah, respons inflamasi, atau aktivitas otot.

a. Aplikasi Lokal
Aplikasi dingin lokal menghasilkan efek-efek sebagai berikut :
  • Vasokontriksi lokal diikuti dengan penurunan pada aliran darah.
  • Penurunan metabolisme lokal dan kebutuhan akan oksigen, menurunnya respons terhadap cedera akut atau inflamasi.
  • Penurunan permeabilitas pembuluh darah mikor akibat berkurangnya edema jaringan.
  • Penurunan suhu intra-artikular pada paparan dingin dalam jangka panjang ( kurang lebih 20 menit), menurunkan metabolisme jaringan-jaringan artikular dan aktivotas enzim-enzim pengurai kartilago.
  • Perlambatan kecepatan konduksi sarafa, hingga akhirnya terjadi kegagalan konduksi.
  • Peningkatan ambang nyeri.
  • Pelepasan endorfin.
  • Penurunan aktivitas gelendong otot (muscle spindle).
  • Penurunan torsi otot volunter maksimal dan laju peningkatan torsi puncak.
  • Gangguan kecekatan, sebagain, karena peningkatan viskositas otot.
  • Penegangan jaringan ikat, penurunan ketahanan tarikan.

b. Aplikasi Umum
Aplikasi dingin secara umum (pada sejumlah besar bagian tubuh) menghasilkan efek-efek berikut .
  • Vasokonstriksi umum sebagai respons terhadap pendinginan hipotalamus posterior.
  • Melambatnya frekuensi napas dan jantung.
  • Meningkatnya tonus otot disertai dengan menggigil. Dapat meningkatkan spastisitas jika ada.
  • Meningkatnya metabolisme pada aplikasi dalam waktu lama untuk menghasilkan panas dan mempertahankan homoestasis.

3. Indikasi Terapi Dingin (Cryotherapy)

Berikut ini adalah indikasi-indikasi dalam melakukan terapi dingin (cryotherapy) :
  • a. Indikasi
    Spastisitas yang menyertai gangguan sistem saraf pusat, jika peningkatan tonus mengganggu fungsi.

    b. Rasional
    Pendinginan lokal menurunkan eksitabilitas refleks-refleks monosinaps. (Pastikan terapi bersifat lokal, bagian tubuh lainnya harus tetap hangat.)
  • a. Indikasi
    Cedera akut awal atau inflamasi (cedera akut, memar, strain, sprain, pascebedah)

    b. Rasional
    Mengurangi respons inflamasi (nyeri, bengkak, muscle guarding). Pemberian es dapat mengurangi inhibisi otot arthrogenous yang terjadi pada pembengkakan intra-artikular. Setelah total knee arthroplasty, pasien mengalami penurunan terkait nyeri, penggunaan analgesik, dan perdarahan, serta peningkatan lingkup gerak sendi setelah pemberian dingin secara terus-menerus selama 6 hari.
  • a. Indikasi
    Kondisi nyeri kronis (misalnya osteoarthritis, rheumatoid arthritis, kapsulitis dengan perlengketan, pascafraktur).

    b. Rasional
    Mengurangi nyeri, memungkinkan pergerakan yang lebih baik saat rehabilitas. Nyeri dan kekakuan pada pasien rheumatoid arthritis berkurang dengan pemberian ice pack selama 20 menit. Pasien dengan kapsulitis disertai perlengketan mengalami penurunan nyeri dan perbaikan gerak setelah dikompres menggunakan handuk yang direndam di dalam serpihan es selama 15 menit.
  • a. Indikasi
    Pertolongan darurat untuk luka bakar ringan.

    b. Rasional
    Agar efektif, imersi dingin harus diberikan sesegara mungkin. Gunakan air dingin atau handuk yang lembap selama 10 menit. Jangan gunakan es dan jaga bagian tubuh yang lain tetap hangat untuk mencegah hipotermia.
  • a. Indikasi
    Edema (sumber dingin disertai dengan elevasi).

    b. Rasional
    Mengurangi permeabilitas pembuluh darah dan perembesan cairan ke dalam jaringan interstisial. Pada farktur radius distal, pembengkakan pascaimobolisasi pada pasien berkurang setelah diberikan ice pack selama 30 menit dan latihan. Pembengkakan pada pasien sprain ankle berkurang setelah diberikan cold bath selama 20 menit dengan suhu 10 derajat Celsius hingga 15,5 derajat Celsius (50 derajat Fahrenheit hingga 60 derajat fahrenheit).

4. Kontraindikasi Terapi Dingin (Cryotherapy)

Berikut ini adalah kontraindikasi dari terapi dingin (cryotherapy) :
a. Aplikasi Umum
  • a. Kontraindikasi
    Pasien dengan angina pektoris atau ganggaun fungsi jantung lainnya.

    b. Rasional
    Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen otot jantung.
b. Aplikasi Lokal
  • a. Kontraindikasi
    Luka terbuka

    b. Rasional
    Karena dingin menyebabkan vasokonstriksi, terapi dingin tidak boleh digunakan pada 48 hingga 72 jam pertama setelah cedera.
  • a. Kontraindikasi
    Insufisiensi arterial (aterosklerosis, penyakit raynaud).

    b. Rasional
    Vasokonstriksi mengurangi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.
  • a. Kontraindikasi
    Urtikaria dingin (biduran)

    b. Rasional
    Pelepasan histamin yang berlebihan dapat memperburuk kondisi.
  • a. Kontraindikasi
    Pasien yang memilik kulit anestetik (Kebas, baal) atau tidak dapat berkomunikasi.

    b. Rasional
    Tidak dapat melaporkan ketika kulit menjadi kebas/baal karena dingin. Hanya sedikit perbedaan antara suhuyang menyebabkan kebas/baal (27 derajat Celsius (80,6 derajat Fahrenheit )) dengan suhu yang menyebabkan kerusakan jaringan (10 derajat Celsius hingga 25 derajat Celsius (50 derajat hingga 77 derajat fahrenheit)).
  • a. Kontraindikasi
    Regenerasi saraf tepi.

    b. Rasional
    Paparan dingin terbukti menyebabkan kegagalan transmisi, kemungkinan melalui hambatan depolarisasi.

5. Tindakan Kewaspadaan Terapi Dingin (Cryotherapy)

Berikut ini adalah tindakan kewaspadaan dalam melakukan terapi dingin (cryotherapy) :
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Usia yang ekstrem

    b. Kontraindikasi
    Vasokonstriksi dan menggigil pada lansia tidak efektif, kemungkinan tidak dapat mempertahankan suhu inti. Resiko hipotermia lebih tinggi pada anak-anak. Anak-anak lebih mudah melepaskan panas dari pada menghasilkan panas. Pastikan bagian tubuh lainnya pada pasien tetap hangat.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Fenomena Raynaud

    b. Kontraindikasi
    Dipicu oleh paparan dingin, menimbulkan nyeri menurunkan kecekatan jari tangan. Hindari paparan dingin pada tangan.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Pada saraf tepi superfisial yang lemak subkutannya minimal.

    b. Kontraindikasi
    Aplikasi es terus menerus selama 20 menit atau lebih pada suhu kurang dari 10 derajat Celsius (50 derajat Fahrenheit), terutam jika disertai penekanan, dapat menyebabkan cedera saraf, termasuk degenerasi saraf. Hindari kontak langsung pada saraf-sarat superfisial. Jika kontak tidak dapat dihindari, tambahkan bantalan pada jaras saraf.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Propriosepsi dan ketepatan melempar berkurang setelah aplikasi es selama 20 menit.

    b. Kontraindikasi
    Dapat memengaruhi stabilitas sendi, Larang atlet untuk langsung bermain atau berlatih setelah aplikasi es.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Hipersensitivitas terhadap es.

    b. Kontraindikasi
    Dapat menimbulkan ruam atau biduran. Tes pada sedikit area kulit, jika timbul reaksi, cata reaksi dan jangan gunakan es sebagai intervensi.

6. Petunjuk Umum Untuk Semua Intervensi Terapi Dingin (Cryotherapy)

Berikut ini adalah petunjuk umum dalam melakukan intervensi terapi dingin (cryotherapy) :
  • Instruksikan pasien mengenai apa yang akan Anda lakukan, apa tujuan aplikasi dingin, dan apa yang Anda ingin pasien lakukan. Pastikan untuk menjelaskan siklus sensasi yang mungkin terjadi.
  • Minta pasien untuk melepaskan seluruh pakaian dan perhiasan dari area yang akan didinginkan.
  • Posisikan pasien senyaman mungkin agar area yang akan didinginkan dapat terjangkau.
  • Selimuti pasien demi kesopanan, biarkan area yang akan didinginkan terbuka. Jika hanya menginginkan efek lokal, pastikan untuk menjaga bagian tubuh yang lain tetap hangat. 
  • Periksa sensasi suhu keutuhan kulit pasien pada area yang akan didinginkan.
  • Begitu pendinginan dimulai, tetaplah berada didekat pasien untuk mengawasi respons pasien.
  • Setelah intervensi selesai, kembalikan alat ke tempatnya semula. 
  • Setelah intervensi, periksa kembali pasien untuk melihat responsnya, pastikan untuk memeriksa kondisi kulit dan status fisiologis umumnya.
  • Catat poisisi pasien, area yang didinginkan, agens yang digunakan, suhu, dosis, dan respons pasien selama dan setelah intervensi.

7. Dosis Terapi Dingin (Cryotherapy)

Berikut ini adalah dosis terapi dingin (cryotherapy) dalam penggunaannya :

a. Intensitas
Intensitas terapi dingin bergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
  • Untuk mengurangi pembengkakan dan memperlambat metabolisme :
    Gunakan aplikasi ringan (suhu jaringan tidak boleh turun hingga dibawah 15 derajat Celsius (59 derajat Fahrenheit)). Dingin yang ekstrem dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh-pembuluh limfatik sehingga menimbulkan bengkak. Kombinasi aplikasi dingin dengan kompresi dan elevasi akan membantu mencegah pembengkakan yang tidak diharapkan.
  • Untuk menghambat nyeri :
    Gunakan sumber yang sangat dingin seperti Ice pack atau ice massage untuk mengubah konduksi saraf. Suhu jaringan harus di bawah 13,6 derajat Celsius (56,5 derajat Fahrenheit).
  • Untuk mendinginkan otot atau sendi :
    Gunakan sumber yang sangat dingin misalnya ice pack atau ice massage.
  • Untuk mengurangi spastisitas :
    Gunakan sumber dingin misalnya ice pack.

b. Durasi
Durasi aplikasi dingin bergantung pada kedalaman jaringan target, tujuan terapi, dan suhu sumber. Jaringan-jaringan yang lebih dalam seperti otot, harus didinginkan dalam waktu yang lebih lama dari pada jaringan superfisial. Sedangkan sumber yang sangat dingin harus digunakan dalam waktu yang lebih singkat daripada sumber yang sejuk.
  • Untuk mengurangi pembengkakan dan memperlambat metabolisme
    Gunakan aplikasi singkat selama 4 hingga 20 menit untuk menghindari peningkatan permeabilitas limfatik.
  • Untuk menghambat nyeri
    Anestesia kulit terjadi dengan ice massage setelah 4,5 hingga 15 menit.
  • Untuk mendinginkan otot dan sendi
    Suhu otot akan sedikit menurun segare setelah aplikasi ice massage dalam waktu singkat, tetapi penurunan suhu yang lebih besar terjadi setelah 15 hingga 30 menit. Otot akan tetap dingin setelah terapi selesai. Suhu otot dan sendi dapat tetap rendah selama beberapa jam jika ekstremitas tidak digunakan untuk latihan.
  • Untuk mengurangi spastisitas
    Gunakan sumber dingin yang ringan selama 20 hingga 45 menit.

c. Frekuensi
Prosedur dingin dapat diulang beberapa kali sehari jika memang membantu. Karena aplikasi dingin menyebabkan vasokonstriksi, penggunaan dingin dapat memperlambat penyembuhan cedera akut. Karena itu, terapi dingin harus dihentikan setelah 2 hingga 3 hari pertama.



Nah itu dia bahasan dari terapi dingin (cryotherapy) pada intervensi fisioterapi, dari penjelasan diatas bisa diketahui mengenai pengertian terapi dingin (cryotherapy), tujuan dan efek terapi dingin (cryotherapy), indikasi terapi dingin (cryotherapy), kontraindikasi terapi dingin (cryotherapy), tindakan kewaspadaan terapi dingin (cryotherapy), petunjuk umum untuk semua intervensi terapi dingin (cryotherapy), dan dosis terapi dingin (cryotherapy). Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Referensi : agens modalitas untuk praktik fisioterapi edisi 6

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel