-->

Penyakit Lesi Brakialis Pada Kasus Neuromuskuler

Penyakit adalah sebuah kondisi terjadinya gangguan pada tubuh manusia yang sehingga akan menghambat proses kinerja pada tubuh. Melalui hal tersebut manusia akan sangat kesulitan untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri, sehingga dibutuhkan perawatan yang baik bagi yang sedang mengalami sakit. Maka dari itu artikel ini telah membawakan bahasan mengenai penyakit lesi brakialis pada kasus neuromuskuler, untuk mengetahuinya lebih lanjut silahkan di simak dengan yang telah tersaji dibawah ini.


Penyakit Lesi Brakialis Pada Kasus Neuromuskuler Definisi Lesi Brakialis Lesi pleksus brakialis adalah cedera jaringan saraf yang berasal dari C5-T1. pleksus brakialis adalah persarafan yang berjalan dari leher ke arah aksial yang dibentuk ramus ventral saraf ventral vertebra C5-T1. Lesi pada pleksus brakialis dapat memengaruhi fungsi saraf motorik dan sensorik pada membrum superium (Setiawan, 2012).  Etiologi Lesi Brakialis  Mekanisme yang umum menyebabkan cedera traksi pada pleksus brakialis adalah penarikan yang kuat pada anggota gerak atas menjauh dari tubuh. Cedera seperti ini biasanya berasal dari kecelakaan sepeda motor atau kecelakaan kendaraan bermotor kecepatan tinggi. Jatuh dari ketinggian tertentu juga dapat menyebabkan cedera pada pleksus brakialis, baik tipe traksi maupun dari hantaman langsung. Selain itu, juga sering didapatkan dari luka tembus dan luka tembak berkecepatan rendah maupun tinggi. Sedikit lebih jarang, penarikan ke atas yang tiba-tiba pada satu lengan tang terabduksi (seperti ketika seseorang menggapai batang pohon untuk mencegah dirinya jatuh) menyebabkan cedera pada pleksus yang lebih bawah. Ini menyebabkan gejala berupa clawed hand karena hilangnya fungsi nervus ulnaris dan otot inrinsik tangan yang dipersarafinya (Shin, dkk., 2005).  Patofisiologi Lesi Brakialis Lesi pleksus brakialis terjadi akibat benturan keras sendi bahu yang mengakibatkan terminal pleksus robek. Terjadi karena tarikan yang kuat antara leher dengan bahu atau antara ekstremitas atas dengan trunkus. Patologi saraf muncul diantara dua titik. Pada titik proksimal di medula spinalis dan akar saraf (nerve root junction), sedangkan pada titik distal ada di taut neuromuskuler (neuromuscular junction). Procesus coracoideus sebagai pengungkit saat hiperabduksi yang kuat pada bahu. Selain arah gerakan yang kuat pada pleksus brakialis, kecepatan tarikan menentukan terjadinya kerusakan saraf sehingga terjadi cedera pada akar saraf C5-T1 (Songcharoen, 2005).  Faktor Risiko Lesi Brakialis Lesi brakialis disebabkan oleh kekuatan dengan tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, kecelakaan berkendaraan, jatuh dari ketinggian. Trauma juga dapat mengakibatkan dislokasi dan sekaligus merusak jaringan lunak di sekitar dislokasi mulai dari otot, fasia, kulit, tulang sampai struktur neuromuskuler (Suroto, dkk., 2009)  Manifestasi Klinis Lesi Brakialis Pada kondisi cedera pleksus akan terlihat dan dirasakan, gejala-gejala yang timbul berupa : Nyeri, terutama pada leher dan bahu Nyeri pada lokasi suatu saraf sering ada jika telah terjadi rubtur, sedangkan pada cedera evulsi ciri khasnya adalah hilangnya kelunakan perkusi pada area itu. Parestesia dan Disestesia Lemahnya tubuh atau terasa berat menggerakkan ekstremitas Denyut nadi menurun, karena cedera vaskuler mungki terjadi bersamaan dengan cedera traksi (Sidharta, 2008).   Nah itu dia bahasan dari penyakit lesi brakialis pada kasus neuromuskuler. Melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, dan manisfestasi klinis dari penyakit lesi brakialis. Mungkin hanya itu yang bisa dibahas di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"
Penyakit Lesi Brakialis Pada Kasus Neuromuskuler


Penyakit Lesi Brakialis Pada Kasus Neuromuskuler

Definisi Lesi Brakialis

Lesi pleksus brakialis adalah cedera jaringan saraf yang berasal dari C5-T1. pleksus brakialis adalah persarafan yang berjalan dari leher ke arah aksial yang dibentuk ramus ventral saraf ventral vertebra C5-T1. Lesi pada pleksus brakialis dapat memengaruhi fungsi saraf motorik dan sensorik pada membrum superium (Setiawan, 2012).

Etiologi Lesi Brakialis 

Mekanisme yang umum menyebabkan cedera traksi pada pleksus brakialis adalah penarikan yang kuat pada anggota gerak atas menjauh dari tubuh. Cedera seperti ini biasanya berasal dari kecelakaan sepeda motor atau kecelakaan kendaraan bermotor kecepatan tinggi. Jatuh dari ketinggian tertentu juga dapat menyebabkan cedera pada pleksus brakialis, baik tipe traksi maupun dari hantaman langsung. Selain itu, juga sering didapatkan dari luka tembus dan luka tembak berkecepatan rendah maupun tinggi. Sedikit lebih jarang, penarikan ke atas yang tiba-tiba pada satu lengan tang terabduksi (seperti ketika seseorang menggapai batang pohon untuk mencegah dirinya jatuh) menyebabkan cedera pada pleksus yang lebih bawah. Ini menyebabkan gejala berupa clawed hand karena hilangnya fungsi nervus ulnaris dan otot inrinsik tangan yang dipersarafinya (Shin, dkk., 2005).

Patofisiologi Lesi Brakialis

Lesi pleksus brakialis terjadi akibat benturan keras sendi bahu yang mengakibatkan terminal pleksus robek. Terjadi karena tarikan yang kuat antara leher dengan bahu atau antara ekstremitas atas dengan trunkus. Patologi saraf muncul diantara dua titik. Pada titik proksimal di medula spinalis dan akar saraf (nerve root junction), sedangkan pada titik distal ada di taut neuromuskuler (neuromuscular junction). Procesus coracoideus sebagai pengungkit saat hiperabduksi yang kuat pada bahu. Selain arah gerakan yang kuat pada pleksus brakialis, kecepatan tarikan menentukan terjadinya kerusakan saraf sehingga terjadi cedera pada akar saraf C5-T1 (Songcharoen, 2005).

Faktor Risiko Lesi Brakialis

Lesi brakialis disebabkan oleh kekuatan dengan tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, kecelakaan berkendaraan, jatuh dari ketinggian. Trauma juga dapat mengakibatkan dislokasi dan sekaligus merusak jaringan lunak di sekitar dislokasi mulai dari otot, fasia, kulit, tulang sampai struktur neuromuskuler (Suroto, dkk., 2009)

Manifestasi Klinis Lesi Brakialis

Pada kondisi cedera pleksus akan terlihat dan dirasakan, gejala-gejala yang timbul berupa :
  • Nyeri, terutama pada leher dan bahu
    Nyeri pada lokasi suatu saraf sering ada jika telah terjadi rubtur, sedangkan pada cedera evulsi ciri khasnya adalah hilangnya kelunakan perkusi pada area itu.
  • Parestesia dan Disestesia
  • Lemahnya tubuh atau terasa berat menggerakkan ekstremitas
  • Denyut nadi menurun, karena cedera vaskuler mungki terjadi bersamaan dengan cedera traksi (Sidharta, 2008).


Nah itu dia bahasan dari penyakit lesi brakialis pada kasus neuromuskuler. Melalui bahasan di atas bisa diketahui mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, dan manisfestasi klinis dari penyakit lesi brakialis. Mungkin hanya itu yang bisa dibahas di dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan di dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel