-->

Patologi Sprain Ankle : Pengertian, Anatomi, Prevalensi, Tanda Gejala Ankle Sprain

Sprain Ankle- merupakan salah satu gangguan yang terjadi didaerah pergelangan kaki manusia atau sering disebut ankle. Ankle sprain menimbulkan rasa nyeri pada pergelangan kaki diakibatkan oleh terjadinya robekan pada ligament-ligament pada sendi pergelangan kaki. Namun sebelum lanjut membaca artikel ini akan membahas mengenai patologi sprain ankle, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan dibawah ini.

Patologi Sprain Ankle : Pengertian, Anatomi, Prevalensi, Tanda Gejala Ankle Sprain
Patologi Sprain Ankle

Patologi Sprain Ankle

1. Definisi Sprain Ankle

Sprain ankle biasanya diartikan sebagai cidera olahraga tapi dapat juga terjadi pada aktifitas sehari-hari. Sprain ankle adalah terulurnya ligamen penyusun sendi ankle karena gerakan yang mendadak pada posisi kaki terpuntir kesalah satu sisi yang menyebabkan ligamen tertarik melebihi batas normal elastisitasnya (Jonh, 2011).

Cedera sprain adalah cedera yang biasa terkena pada ligamen lateral ankle di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi yang membungkus tulang-tulang yang berdampingan. Kerusakan serat ligamen sering dibarengi oleh perdarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan terlihat sebagai memar (Aronen, 2009).

2. Struktur Anatomi Sprain Ankle

Berikut ini adalah anatomi dari sprain ankle :
  • Tulang
    Sendi pergelangan kaki terbentuk dari deretan tulang-tulang. Pedis (ossa tarsi) tersusun atas:
    - os tarsus
    - os metatarsus dan os phalanges.

    Tarsus tersusun atas:
    - os talus
    - os calcaneus
    - os naviculare
    - ossa cuneiforme lateral- intermadium-mediale dan os cuboideum.

    Os metatarsus tersusun atas metatarsale I- V, yangterbagi atas basis, corpus dan caput. Basis metatarsal I terdiri atas phalanx proximalis dan phalanx distal, sedangkan phalange II- V, terdiri atas phalanx media dan phalanx distal. Phalange tersusun atas phalanx I-V. Untuk os phalangeI terdiri atas phalanx proximalis dan distalis, sedangkan phalange II-V, terdiri atas phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis.
  • Ligamentum
    Ligamen di kedua sisi ankle berfungsi untuk menopang tulang- tulang yang ada di persendian ankle. Ligamen pada ankle terbagi menjadi dua kelompok yaitu ligamen colateral lateral dan ligamen colateral medial.

    Ligamen colateral lateral terdiri dari ligamen talofibula anterior, ligamen calcaneofibular, ligamenta localcaneal, dan ligamen talofibular posterior. Ligamen talofibular anterior melewati maleolus lateralis menuju talus bagian anterior dan berfungsi untuk membatasi gerakan plantar fleksi.

    Ligamen calcaneofibular dan ligamen talocalcaneal berjalan melewati maleolus lateral menuju calcaneus dan berfungsi untuk membatasi gerak dorsi fleksi ankle. Ligamen colateral medial atau ligamen deltoid terdiri atas ligamen tibionavicular, ligamen calcaneotibial, ligamen talotibial anterior dan ligamen talotibial posterior.

    Ligamen tibionavicular berjalan melewati bagian depan maleolus dan berfungsi untuk menghambat gerakan abduksi.
  • Otot
    Otot penggerak gerakan ankle joint yaitu gerakan dorsi fleksi dilakukan oleh m. tibialis anterior dan gerakan plantar fleksi oleh m. gastrocnemius dan m. soleus. Otot- otot penggerak utama inversi m. tibialis posterior, sedangkan otot-otot penggerak utama eversi adalah m. peroneus longus dan m. peroneus brevis.

3. Prevalensi Sprain Ankle

Prevalensi sprain ankle bervariasi, Ross dkk melaporkan di Mayo Clinic, pada tahun 2000 – 2005 kasus sprain ankle khususnya yang terkena pada lateral ligamen ini biasanya terjadi pada orang umum dan para atlet olahraga.

Dari kasus sprain ankle 85% nya merupakan cidera pergelangan kaki, dan menurut data yang ada 85% adalah inversi sprain. 38- 45% dari angka kejadian sprain ankle terjadi pada atlet olahraga, khususnya sprain ankle lateral.

Sekitar 80% dari angka kejadian dilaporkan merupakan cedera sprain ankle yang kambuh atau keadaan sakit yang terulang setelah cedera pertama terjadi. Dari 40% individu yang terkena sprain ankle memiliki gejala sisa dari sprain ankle yang kronis yaitu keadaan ankle yang tidak stabil. Prosentase dari sprain ankle didominasi oleh wanita yaitu mencapai 63% dan pada pria berkisar 37%.

4. Tanda Gejala Sprain Ankle

Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita sprain ankle umumnya adalah rasa nyeri pada pergelangan kaki. Sprain ankle ringan biasanya terjadi keseleo pada pergelangan kaki yang ringan menyebabkan ketidaknyamanan pada kaki, pembengkakan ringan, sedikit atau adanya memar, titik nyeri yang ringan dan penderita mampu berjalan mengangkat beban tanpabantuan dan tingkat stabilitas ankle menurun.

Sprain ankle sedang dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa pada sekitar bagian luar, timbul pembengkakan dan memar, terdapat extreme tenderness dan kehilangan fungsi ankle namun mampu untuk berjalan jarak dekat.

Sprain ankle parah keseleo ini merupakan jenis cedera yang serius. Ditandai terjadinya robekan didaerah yang mengalami cedera, nyeri akan meningkat kemudian dilanjut dengan sulit bahkan tidak bisa berjalan.

Berjalan bahkan berlari sesaat setelah terjadi robekan akan lebih memperburuk pembengkakan, memar dan kerusakan yang terjadi pada ligamen (Griffth,1982).

Gerakan pergelangan kaki menjadi kurang terampil misalnya waktu berjalan, menendang bola atau menjepit benda kecil dengan jari-jari kaki. Otot kaki yang makin lama semakin mengecil juga sering dikeluhkan.


Nah itu dia bahasan dari patologi sprain ankle, dari penjelasan diatas bisa diketahui mengenai penjelasan pengertian sprain ankle, anatomi sprain ankle, prevalensi sprain ankle, dan tanda gejala sprain ankle. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel