-->

Laser Terapeutik (Terapi Laser Derajat Rendah) Pada Intervensi Fisioterapi

Terapi Laser Terapeutik- merupakan sebuah intervensi dari Fisioterapi yang digunakan untuk mengobati pasien-pasien yang memiliki indikasi terhadap terapi laser.

Terapi laser akan memberikan efek-efek yang baik bagi pasien, semisalnya efek pengurangan rasa nyeri pada cedera akut dan sebagainya.

Namun sebelum lanjut membaca, artikel ini akan membahas mengenai laser terapeutik (terapi laser derajat rendah) pada intervensi fisioterapi, untuk mengetahui lebih lanjut silahkan simak bahasan berikut ini.

Laser Terapeutik (Terapi Laser Derajat Rendah) Pada Intervensi Fisioterapi
Terapi Laser 

Laser Terapeutik (Terapi Laser Derajat Rendah) Pada Intervensi Fisioterapi

1. Pengertian Laser Terapeutik (Terapi Laser Derajat Rendah)

Laser adalah singkatan untuk lught amplifiaction by stimulated emission of radiation (amplifikasi sinar oleh paparan radiasi yang terstimulasi). Laser adalah sinar menokromatik pada satu panjang gelombang tertentu yang berkasnya terfokus.

Sinar ini sejajar dengan berkas paralel dan secara virtual tidak menyebar. Sinar juga koheren, gelombang dalam kesejajaran yang persis sama. Output sinar oleh pemancaran yang terstimulasi ditentukan oleh generator laser dan memiliki panjang gelombang yang spesifik.

Pada tahun 2002, Food and Drug Administration (FDA) menyetujui pemasaran alat laser yang memberikan terapi laser derajat rendah (low level laser therapy, LLLT) nontermal dan menganggap laser derajat rendah sebagai alat yang tidak berbahaya.

Laser terapeutik atau LLLT atau laser dingin adalah sinar laser berintensitas rendah yang digunakan untuk memengaruhi urutan komunikasi dan efek biostimulasi di tingkat sel pada jaringan dan merupakan tipe aplikasi laser yang saat ini digunakan pasa terapi fisik.

Tipe laser ini dianggap sebagai nontermal, kegunaanya tidak bergantung pada respons termal atau pemanasan pada tingkat jaringan untuk mencapai respons fisiologis. Laser telah menjadi modalitas terapeutik yang berharga dalam pendekatan terapu komprehensif.

Ada bermacam tipe laser dengan panjang gelombang sinar yang berbeda-beda. Laser yang paling terkenal dalam terapi fisik adalah laser gas helium neon (HeNe), laser semikonduktor indium aluminium fosfida (InGaAIP), laser semikonduktor galium arsenida (GaAs), dan laser semikonduktor galium aluminium arsenida (GaAIAs). 

Panjang gelombang yang biasanya digunakan dalam LLLT berkisar pada 600-1000 nm (lihat pada Apendiks A untuk spektrrum elektromagnetik). Panjang gelombang 600 nm berada dalam spektrum sinar yang terlihat, sedangkan panjang gelombang yang lebih dari 700 nm berada dalam spektrum inframerah dan tidak terlihat oleh mata manusia.

Panjang gelombang yang umum untuk tiap tipe laser ditunjukkan dalam Laser HeNe dan laser InGaAIP beroperasi dalam rentang 630-700 nm. Panjang gelombang sinar merah yang lebih pendek dan berada dalam spektrum yang terlihat ini diserap di lapisan permukaan kulit. Kedalaman penetrasi laser HeNe 633 nm adalah 0.8 mm dan secara tidak langsung akan memengaruhi jaringan hingga 8-15 mm. 

Beberapa laporan menghitung kedalaman penetrasi ini hingga 1 cm. Laser GaAIAs uang lebih umum dipakai menggunakan rentang panjang gelombang 780-890 nm. Laser GaAs beroperasi pada panjang gelombang 904 nm, Panjang gelombang yang lebih panjang ini dengan mudah menembus struktur permukaan untuk diserap di jaringan yang lebih dalam. 

Kedalaman penetrasi dapat mencapai 5 cm. Panjang gelombang laser HeNe yang lebih pendek terbukti lebih efektif dalam terapi pada jaringan terget superfisial, sementara panjang gelombang radiasi inframerah laser GaAs yang lebih tampak lebih efektif dalam menangani jaringan target yang lebih dalam, seperti otot, ligament, dan tendon.

FDA mengategorikan laser (Kelas 1,2,3A, 3B, dan 4) berdasarakn output daya dan potensu laser untuk menyebabkan kerusakan biologis terhadap sel retina mata. Laser kelas 1,2dan 3A dianggap aman, melihat berkas secara langsung normalnya tidak berbahaya.

Alat LLLT yang paling umum digunakan pada terapi fisik saat ini diklasifikasikan sebagai alat laser 3B. Unit ini memiliki daya yang lebih tinggi daripada alat 3A dan lebih efisien dalam terapi klinis, karena waktu aplikasi yang diperlukan alat 3B lebih singkat.

Laser kelas 3B dapat menyebabkan perubahan pada retina mata, melihat berkas langsung atau pantulan cermin dapat membahayakan. Laser derajat rendah dapat memiliki satu dioda laser tunggal (laser diode, LD) atau beragam sumber pemancar sinar dikepala aplikator alat laser.

Banyaknya sumber sinar yang dihasilkan melalui LD, dioda supercahaya (super luminous diodes, SLD), dan dioda pancar cahaya (light-emitting diodes, LED) yang terletak didalam kepala aplikator. Aplikator dioda multipel laser saat ini terlihat sangat mirip dengan transuser unit ultrasound.

Dioda laser adalah yang paling murni dari berbagai sumber sinar. LD memilik paralisme yang ekstrem yang dipercaya untuk memelihara derjat divergens minimal, sehingga memungkinkan laser menembus tingkat jaringan yang lebih dakam SLD bukanlah sumber sinar laser sejati.

Dioda ini relatif menyerupai monokromatik dengan divergens minimal dan koheren yang lebih sedikit. Terakhir, LED menghasilkan sinar yang tidak koheren, sejajar, ataupun monokramatik, tetapi menghasilkan beberapa efek biologis.

Banyak sistem laser sekarang yang menggabungkan semua dioda yang tlah dijelaskan yang kemudian disebut cluster probe atau aplikator laser dioda multipel. Kelebihan klinis pada sistem ini adalah kemampuan untuk meradiasi area permukaan jaringan yang lebih luas dengan lebih efisen.

Penting untuk mengetahui tipe dioda yang ada di kepala laser. Beberapa unit mungkin hanya berisi LED dan dapat dipasarkan oleh pabrik sebagai alat terapi sinar, tetapi alat ini bukanlah alat LLLT.

2. Panjang Gelombang Dan Penggunaan Umum Laser Derajat Rendah Yang Biasa Digunakan Dalam Rehabilitas

Berikut ini adalah panjang gelombangnya :
  • GaAs (Galium arsenida) , panjang gelombang 904 nm, penggunaan klinis untuk struktur yang paling dalam : punggung, leher, bahu, lutut, paha, pinggul.
  • GaAIAs (Galium aluminium arsenida), panjang gelombang 820 nm, penggunaan klinis untuk struktur yang agak dalam : tendon, trigger points.
  • InGaAIP (Indium galium alumnium arsenida), panjang gelombang 635 nm, penggunaan klinis untuk jaringan permukaan : kulit, membran mukosa.
  • HeNe (helium neon), panjang gelombang 633 nm, penggunaan klinis untuk jaringan permukaan : kulit, membran mukosa.

3. Klasifikasi Terapi Laser Menurut Food And Drug Administration

Berikut ini adalah klasifikasi laser :
  • Kelas 1 , Derajat sangat rendah, daya dalam Milliwat (mW) , < 0,5 mW, contoh alat Pemutar CD, keamanan pada mata aman melihat berkas normalnya tidak berbahaya.
  • Kelas 2, Rendah, daya dalam Milliwat (mW), < 1 mW, contoh alat Laser pointer, kemanan pada mata aman, melihat berkas normalnya tidak berbahaya.
  • Kelas 3A, Rendah, daya dalam Milliwat (mW), < 5 mW, contoh alat unit terapi laser berintensitas sangat rendah, keamanan pada mata aman, melihat berkas normalnya tidak berbahaya.
  • Kelas 3B, Sedang, daya dalam Milliwat (mW), < 500 mW, contoh alat unit terapi laser berintensitas rendah, keamanan pada mata dapat menyebabkan kerusakan retina, berbahaya untuk melihat berkas.
  • Kelas 4, Tinggi, daya dalam Milliwat (mW), < 500 mW, contoh alat laser industri dan bedah, keamanan pada mata dapat menyebabkan kerusakn retina, berbahaya untuk melihat berkas.

4. Tujuan Dan Efek Terapi Laser

Tujuan laser adalah untuk menghasilkan respons fisiologis d dalam jaringan target. Sinar laser terdiri atas foton energi cahaya dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. Jumlah energi foton bergantung pada panjang gelombang.

Untuk menghasilkan respons fisiologis, foton harus diserap didalam jaringan (hukum pertama fotokimia(Grothus-Draper Law lihat Apendiks B)). Sinar laser derajat rendah mampu menghasilkan efek fisiologis dalam jaringan secara stimulasi maupun inhibisi, tanpa menggunakan panas.

Efek ini sesaui Hukum Arndt-Schults, yang menyatakan bahawa stimuli yang lemah mendorong penyembuhan. stimuli yang lebih kuat menghambat penyembuhan, dan stimuli yang sangat kuat menghancurkan jaringan. 

Stimuli sinar laser yang lemah dari laser berintensitas rendah diserap di dalam sitokrom sel. Sitokrom adalah elektron atau protein proton transfer yang didistribusikan didalam sel diseluruh tubuh dan bertindak sebagau penghasil energi untuk fungsi biologis menuasi.

Ketika sinar yang terlihat diserap, sinar akan merangsang elektron dari elektron dengan tingkat energi paling rendah menjadi elektron yang terstimulasi. Sitokrom, khusunya sitokrom C, bebas bergerak di dalam ruang antarmemberan mitokondria dan membantu mendorong prosuksi energi ATP.

Singkatnya, stimulasi sinar yang lemah dari laser berintensitas rendah, begitu diserap di dalam mitokondria, mengaktifkan stokrom sel. dan memulai reaksi kimia di dalam sel.

Fotoakseptor dalam mitokondria mengubah energi foton menjadi energi elektro kimia. Fotoakseptor disebut "akseptor" karena menerima elektron untuk meningkatkan sel yang terstimulasi.

Respons ini terjadi di dalam mitokondria dan membran sel serta mengaktifkan respons proliferasi sel. Radiasi laser mengakibatkan peningkatan metabolisme melalui rantai respirasi molekul di dalam mitokondria. 

Fungsi utama mitokondria adalah untuk menghasilkan energi melalui proses ATP. Energi diserap dana dilepaskan ke molekul lain untuk menyebabkan rantai reaksi biokimia yang kompleks.

Pada penyembuhan luka, sebagai contoh, kaskade berlanjut dengan peningkatan sintesis prokolagen di dalam fibroblas juga peningkatan pada sel endotelial dan keratinosit.

Penyerapan cahaya ini juga memicu respons imunologis dengan aktivitas makrofag dan sel biang. Kaskade ini memiliki pengaruh positif pada penyembuhan luka.

Reaksi sekunder pada proses ini adalah untuk mengubah potensial sel di seluruh agar lebih ke arah oksidasi. Terdapat perubahan atau pengaruh pada membran sel yang memengaruhi aliran dan tranpor Ca 2+, Na +, dan K +.

Serta aktivitas reseptor. Pada penatalaksanaan nyeri, perubahan ini terbukti meningkatkan sintesis endorfin, mengurangi aktivitas serabut myeri "C", meningkatkan kadar serotonin dalam darha, dan mengurangi mediator inflamasi bredikinin.

Banyak peneliti yang telah melaporkan respons sel terhadap LLLT, seperti peningkatan pada sintesis dan pelepasan faktor pertumbuhan fibrolas, peningkatan pada faktor pertumbuhan saraf dari keratinosit, dan peningkatan pada ketahanan tarikan serta kandungan kolagen total pada lesi yang teradiasi.

Secara keseluruhan, penyerepan foton oleh fotoreseptor sel menimbulkan suatu keadaan terstimulasi yang menghasilkan siklus energi melalui produksi ATP.

Penyerapan sinar ini kemudian mendorong kaskade pada pembawa pesan kedua ang mengatur banyak proses di dalam tubuh, termasuk aliran darah, ekspresi gen, kontraksi otot, dan aktivitas saraf.

Secara umum, telah dilaporkan bahwa laser dapat memengaruhi sistem imun, metabolisme sel, sistem penghambatan nyeri, dan respons inflamasi yang juga memengaruhi persepsi nyeri serta rerpons penyembuhan terhadap cedera.

Respon fisiologis umum pada jaringan dan manfaat penggunaan laser dapat dirangkum sebagai berikut :
  • Peningkatan energi sel dengan meningkatkan prosuksi ATP.
  • Peningkatan stabilisasi membran sel.
  • Peningkatan respons imun.
  • Respons nukleus sel, termasuk peningkatan pada laju sintesis DNA dan RNA.
  • Penurunan konsentrasi prostaglandin E2 (PGE2).
  • Peningkatan pada penyembuhan jaringan dengan meningkatnya proliferasi sel.
  • Peningkatan sirkulasi darah lokal.
  • Penurunan nyeri.
  • Peningkatan pelepasan endorfin.
  • Relaksasi otot.
  • Bersifat antiinflamasi.

5. Indikasi Terapi Laser

Respons jaringan terhadap sinar laser meliputi penyembuhan luka, perbaikan jaringan, dan pencegahan kematian jaringan, penurunan inflamasi, nyeri, dan edema, pelepasan respons neurologis, yaitu, inflamasii neurogenik. Umumnya LLLT dapat digunakan untuk :
  • Mengurangi nyeri akut dan kronik.
  • Mengurangi respons inflamasi dan mempercepat waktu pemulihan.
  • Merangsang sistem imun.
  • Membantu penyembuhan luka. Banyak penelitian dasar telah dilakukan pada model binatang.
  • Merangsang produksi kolagen.
  • Meningkatkan ketahanan tarikan pada perbaikan jaringan.
  • Meningkatkan dan menghasilkan suplai darah baru.
  • Meningkatkan fungsi saraf.
Indikasi khusus untuk LLLT dirangkum sebagai berikut :
  • a. Indikasi
    Neuralgia pascaherpes

    b. Rasional
    Aksi mekanisme potensil untuk peredaan nyeri dengan laserlah yang dapat mengembalikan aliran darah intraneural, sehingga meningkatkan nutrisi ke serabut saraf besar.

    Terjadi analgesia yang lebih baik, secara jangka pendek maupun janka panjang jika pasien mengalami awitan dan gejala kurang dari 1 tahun, terapi awal LLLT sangat dianjurkan.

    Penggunaan LLLT juga menurunkan kejadian pada kekambuhan lokal infeksi herpas simpleks. Panjang gelombang 830-904 nm memiliki penetrasi dan karakteristik penyerapan terbaik unuk mencapai jaringan target yang dalam.
  • a. Indikasi
    Carpal tunnel syndrome

    b. Rasional
    Penggunaan laser langsung di atas ligamen karpal transversal menunjukkan perbaikan pada kekuatan dan kemampuan fungsional juga penurunan pada nyeri dan gejala.

    Mekanisme respons ini terhadap radiasi laser kemungkinan disebabkan oleh peningkatan metabolisme sel, peningkatan produksi serotonin dan endorfin, penurunan respons inflamasi, percepatan perbaikan jaringan, perubahan konduksi saraf, atau fasilitasi perbaikan saraf.

    Pembidaian dengan LLLT lebih efektif daripada pembidaian dengan ultrasound, dan terapi kombinasi lebih bermanfaat daripada pembidaian saja. LLLT efektif pada awitan dini dan kasu yang ringan ataupun yan cukup berat. Pembedahan mungkin lebih tepat untuk kasus lanjut dan kronik.
  • a. Indikasi
    Penyembuhan Luka

    b. Rasional
    Studi pada binatang dan manusia mengindikasikan bahwa LLLt efektif pada penyembuhan luka. Laser sinar merah lebih disukai untuk aplikasi perawatan luka superfisial.

    Laser memiliki efek terbaik pada luka yang sulit sembuh, luka yang penyembuhannya buruk, atau luka yang tidak sembuh.

    Sinar laser memicu pada aktivitas sel, sehingga mengaktifkan dan meningkatkan respons penyembuhan luka. Luka yang lebih kronik mengalami fisiologi selular yang rentan sehingga memiliki potensi terbesar bagi LLLT untuk meningkatkan respons selnya.

    Peningkatan produksi ATP berperan untuk meningkatkan perbaikan dan reproduksi sel. Terapi laser merangsang proses metabolik dan proliferasi sel lebih daripada sinar biasa.

    Secara keseluruhan, penerapan LLLT meningkatkan pembentuka kapiler, meningkatkan epitelisasi dan penutupan luka, serta mengurangi parut.

    LLLT memicu perubahan pada limfosit T&B, menosit, dan neutrofi setelah penyerapan sinar oleh jaringan padat pembuluh mikro superfisial dalam jaringan.

    Juga aktivitas fagosit, sekresi protein bakterisida oleh neutrofil, dan peningkatan pada respons sel pembuluh imun alami terhadap sel tumor manusia.

    Stimulasi sel pertahanan pada sistem imum dapat berperan dalam respons bakterisida untuk meningkatkan proses penyembuhan pada luka infeksi yang tidak sembuh.
  • a. Indikasi
    Penyembuhan fraktur

    b. Rasional
    Pada tikus, LLLT meningkatkan pembentukan pembuluh darah (angiogenesis), penyerapan kembali hematoma, kalsium, dan penyusunan kembali tulang, serta proliferasi dan maturasi sel osteoblastik, menghasilkan peningkatan laju penyembuhan tulang. Juga ambulasi yang lebih awal dengan nyeri yang lebih sedikit dan hilangnya gejala yang lebih cepat dengan LLLT pada terapi fraktu stres.
  • a. Indikasi
    Fibromialgia

    b. Rasional
    LLLT memiliki efek jangka panjang dan efektif dalam memperbaiki gejala fibromialgia, termasuk mengurangi derajat nyeri, spasme otot, kekakuan di pagi hari, dan seluruh titik nyeri pada jaringan lunak.
  • a. Indikasi
    Osteoarthritis, Rheumatoid arthritis

    b. Rasional
    Terapi laser telah terbukti meredakan nyeri, mengurangi kekakuan dipagi hari, dan memperbaiki fungsi pada osteoarthritis.

    LLLT dapat mengurangi inflamasi dan kimiawi yang mengaktifkan sistem nyeri atau meningkatkan jaras dan kimiawi modulasi nyeri. Aplikasi laser dapa menargetkan sendi superfisial maupun yang letaknya lebih dalam.

    Laser dapat diaplikasikan pada sendi dan di sekitar kapsul sendi serta dapat diarahkan pada aspek interior sendi dengan memfleksikan sendi dan mengarahkan laser pada ruang sendi atau garis sendi. LLLT meningkatkan kekakuan jaringan perbaikan dengan kelainan osteokondral pada kelinci. 
  • a. Indikasi
    Penatalaksanaan nyeri

    b. Rasional
    Ketika terjadi cedera pada jaringan lunak, mediator kimia noksius dilepaskan, termasuk bradikinin, prostaglandin, histamin, dan sikotin proinflamasi.

    Pelepasan ini mengaktifkan jaras nyeri melalui ujung saraf bebas pada serabut saraf A-delta dan C. Informasi tentang cedera dibawah ke medula spinalis dan pusat otak yang lebih tinggi.

    Input medula spinalis dapat mengarahkan aliran motorik yang akan menyebabkan spasme otot lokal, ketegangan, dan iskemia otot.

    Spasme dan iskemia juga menyebabkan peningkatan tekanan pada serbut seraft kecil dan ujung saraf. Proses ini menimbulkan kaskade nyeri, inflamasi, spasme otot, muscel guarding, dan berkurangnya pergerakan.

    Tujuan keseluruhan LLLT adalah untuk meredakan nyeri dengan mengurangi siklus inflamasi, mengurangi spasme otot, memperbaiki aliran vaskular, dan meningkatkan respons penyembuhan jaringan yang cedera. Radiasi laser pada umumnya dilakukan di daerah lokal cedera atau area nyeri.

    Juga dapat diaplikasikan pada trigger points, ganglia, atau akar saraf yang berhubungan dengan dermatom, miotom, atau sklerotom bergantung pada nyeri dan disfungsi.

    LLLT menghasilkan perbaikan fungsi dengan mengurangi derajat nyeri. LLLT memengaruhi sistem aktivitas opiat endogen dan sistem penghambat serotonin.

    LLLT juga mengurangi inflamasi dan edema dengan menurunkan ladar prostagladin dan mengurangi komponen komponen faktor nerkrosis tumor (TNFa) pada sitokin akibat respons inflamasi.

    Penurunan jumlah sel inflamasi dalam jaringan muskular merupakan bukti bahwa LLLT memengaruhi konduksi saraf secara langsung.
  • a. Indikasi
    Nyeri pinggang

    b. Rasional
    Terapi nyeri pinggang dengan LLLT ditujukan untuk mekanisme nosiseotif dan neuropati pada gejala, seperti strain otot, sprain ligamen atau kapsul, nyeri diskogenik, atau gangguan akar saraf, infeksi, neoplasma, atau fraktur tidak termasuk.

    Radiasi laser menengani berbagai komponen yang berpotensi menghasilkan nyerti termasuk respons inflamasi, yang dapat melibatkan sistem imun proinflamasi, masalah neurogenik, dan jaringan miofasia.

    Juga mengaktifkan sistem penghambatan endorfin dan serotonin. Keberhasilan penatalaksanaan nyeri melibatkan pendekatan multikator.

    LLLT dapat mengaktifkan rantai mekanisme yang bertanggung jawab pada efek terapeutik. Latihan yang dikombinasikan dengan LLLT lebih efektif daripada latihan saja.
  • a. Indikasi
    Nyeri leher dan bahu

    b. Rasional
    Aplikasi laser untuk nyeri leher dan bahu merupakan mekanisme multifaktor pada efek modulasi nyeri seperti yang telah dibahas di bagian nyeri pinggang.

    Hal ini merupakan satu atau kombinasi dari banyak mekanisme di balik analgesia laser yang telah diketahui. LLLT memberikan penatalaksanaan pada nyeri leher kronik yang secara klinis relevan dengan perbaikan dalam pengukuran fungsional.
  • a. Indikasi
    Tendinitis Achilles

    b. Rasional
    LLLT menghasilkan penurunan pada penanda inflamasi PGE2. Pengendalian edema dan inflamasi dicapai dengan mengurangi mediator kimia pada siklus inflamasi, sehingga memberikan hasil yang memuaskan pada pasien dengan tendinitis Achilles.

    Radiasi laser tampak mempercepat hasil klinis ketika ditambahkan pada program latihan eksentrik untuk tendinopati Achilles.
  • a. Indikasi
    Sprain ankle

    b. Rasional
    Edema pada sprain ankle berkurang setelah menggunakan LLLT serta istirahat, es, kompresi, dan latihan (rest, ice, compression, adn exercise, RICE).
  • a. Indikasi
    Epikondilitis medial dan lateral

    b. Rasional
    Keseluruhan pengukuran pain-free grip, ambang nyeri tekan, dan indikator izin sakit, meningkat secrara konsisten dengan LLLT versus kelompok kontrol. Tampak juga efek tamabahan pada laser dengan latihan versus hanya latihan.
  • a. Indikasi
    Sindrom nyeri miofasial

    b. Rasional
    Laser merupakan tambahan penting untuk program komprehensif dalam menangani sindrom nyeri miofasial. Laser dapat menunda awitan keletihan otot dengan latihan berintesistas tinggi yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, kerusakan kontrol motor, dan akibat nyeri otot.
  • a. Indikasi
    Nyeri neuropatik

    b. Rasional
    Nyeri neuropatik (nyeri yang diawali atau disebabkan oleh lesi primer atau distungsi dalam sistem saraf) dapat menyebabkan disfungsi muskuloskeletal. Laser dapat memengaruhi banyak area patologi pada saraf dan sekitarnya.

    Laser diberikan pada area saraf yang tampak terganggu, seperti akar saraf, area percabangan (mis., pleksus brakialis), pada titik perlekatan relatif, di sekitar antarpermukaan yang keras (mis., lekuk radialis pada humerus), melewati lorong (mis., carpal tunnel), dan terakhir, tempat saraf menjadi kutaneus. Sebagai respons terhadap pemberian laser, kecepatan konduksi saraf tampak menurun. Mekanisme tersebut dapat berperan dalam penurunan nyeri dengan LLLT.
  • a. Indikasi
    Regenerasi saraf pascatrauma

    b. Rasional
    Penelitian pada binatang mengindikasikan bahwa LLLT merangsang mielinasi yang lebih cepat pada serabut saraf yang beregenerasi dan, yang kedua, pemulihan massa otot yang lebih cepat.

    Radiasi laser tampak memiliki efek positif pada tunas aksonal dan proliferasi sel Schwann. LLLT dapat mencegah efek neurotoksik penyebab kerusakan saraf, sehingga memberikan lingkungan yang neuroprotektif. Potensi penggunaan LLLT untuk tujuan ini pada manusia masih diteliti.

6. Kontraindikasi Terapi Laser

Berikut ini adalah kontraindikasi terapi laser :
  • a. Kontraindikasi
    Pada uterus gravida

    b. Rasional
    Dapat mengakibatkan stimulasi neuroendokrin.
  • a. Kontraindikasi
    Keganasan

    b. Rasional
    Dapat meningkatkan aktivitas metabolik pada jaringan yang terganggu. Kanker harus ditangani oleh spesialis kanker.
  • a. Kontraindikasi
    Pada area lesi perdarahan aktif

    b. Rasional
    Radiasi laser dapat meningkatkan aliran darah memalui vasodilatasi, sehingga meningkatkan perdarahan.
  • a. Kontraindikasi
    Pada lempeng pertumbuhan tulang terbuka

    b. Rasional
    Seperti hanya ultrasound, energi dapat memengaruhi lempeng pertumbuhan, walaupun tidak ada bukti yang telah dilaporkan.
  • a. Kontraindikasi
    Pada kelenjar tiroid atau kelenjar endokrin

    b. Rasional
    Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang sensitif secara metabolik, maka mudah diakses laser.

7. Tindakan Kewaspadaan Terapi Laser

Berikut ini adalah tindakan kewaspadaan terapi laser :
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Radiasi langsung pada mata

    b. Pertimbangan
    Laser dapat merusak mata pasen maupun klinisi. Jangan pernah arahkan laser ke mata atau melihat langsung ke berkas laser.

    Oleh produsen, sistem laser dilengkapi dengan kacamata pelindung yang tidak dapat ditembus panjang gelombang yang dipancarkan dari aplikator laser tertentu dan melindungi retina.

    Selalu kenakan pelindung mata selama sesi terapi. Laser inframerah harus digunakan dengan kewaspadaan tambahan karena panjang gelombangnya tidak terlihat, dan karena itu paparan cahaya dapat lolos dari refleksi kedip.

    Kacamata pelindung penahan laser tidak boleh digantikan dengan kacamata hitam atau pelindung mata lapangan.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Radiasi pada tato atau kulit berpigmen gelap

    b. Pertimbangan
    Pigmentasi kulit memengaruhi penyerapan laser. Kulit kaukasia yang tidak berpigmen menyerap sekitar 5 % energi laser, sementara penembusan berkas berkurang dan penyerapan meningkat pada kulit gelpa.

    Kulit bertato memiliki banyak titik penyerapan karena beragamnya warna. Kurangi dosis hingga kira-kira 50% dosis normal.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Ganggaun sensasi

    b. Pertimbangan
    Pasien sangat jarang merasakan apapun dari sinar laser selama terapi laser, sinar laser tidak menghasilkan panas di dalam jaringan.

    Namun, pasien mungkin dapat merasakan sedikit hangat dari wadah kepala aplikator, yang merupakan respons mekanis dioda laser di dalam kepala aplikator itu sendiri.

    Wadah aluminium memindahkan panas adri dioda saat menghasilkan sinar. Pasien harus mampu melaporkan sensasi ini dan jika sensasi tersebut terluka kuat.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Gangguan aktivitas mental

    b. Pertimbangan
    Kewaspadaan disarankan jika pasien tidak sadar atau mengalami penurunan kemampuan untuk membedakan respons nyeri atau suhu. Merupakan kesepakatan umum bahwa terapi tidak boleh diberikan jika pasien tidak responsif.
  • a. Tindakan kewaspadaan
    Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)

    b. Pertimbangan
    Pasien harus diseleksi dari obat ataupun yang dapat menyebabkan fotosensitivitas, yang biasanya mirip dengan sinar ultraviolet.

    Terdapat penelitian pada binatang yang khusus dirancang untuk meneliti efek radiasi laser yang berlebihan pada derajat yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari nilai yang digunakan secara klinis.

    Penelitian ini menunjukkan tidak adanya efek yang merugikan pada sel ataupu jaringan. Pengawasan yang seksama disarankan untuk pasien pengguna obat yang meningkatkan sensitivitas terhadap sinar. Pasien dapat mengalami raksi yang mirip dengan ruam panas.


Nah itu dia bahasan dari laser terapeutik (terapi laser derajat rendah) pada intervensi fisioterapi, dari bahasan diatas bisa diketahui mengenai pengertian terapi terapeutik (terapi laser derajat rendah), panjang gelombang dan penggunaan umum laser derajat rendah yang biasa digunakan dalam rehabilitas, klasifikasi terapi laser menurut Food and Drug administration, tujuan dan efek tarapi laser, indikasi terapi laser, kontraindikasi terapi laser, dan tindakan kewaspadaan terapi laser. Mungkin hanya itu yang bisa disampaikan dalam artikel ini, mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan, terimakasih telah membaca artikel ini."God Bless and Protect Us"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel